Tuesday, November 2, 2010

(ArBer)Di mana dapurnya?


Di mana dapurnya?


Suatu hari di sebuah Gereja diadakan sebuah rapat untuk sebuah misi kemanusian. Rata-rata adalah anak muda yang mengambil bagian untuk ikut serta menjadi relawan, namun diantara mereka terdapat seorang ibu separuh baya. Beberapa orang sempat bertanya-tanya apakah perjalanan misi kemanusiaan tersebut tidak merepotkan ibu tersebut?mengingat daerah yang di tempuh cukup jauh dan melewati daerah perbukitan. Akan tetapi Gembala Gereja tetap mengijinkan dan memperbolehkan ibu tersebut ikut serta.


Perjalanan yang jauh menulusuri desa terpencil membuat para sukarelawan cukup ellah belum lagi rute desa harus melewati hutan serta lereng-lereng bukit yang dipenuhi batu terjal. Sesampainya di lokasi para relawan langsung membagikan kain selimut kepada para korban bencana alam, selain itu para pemuda juga sibuk melayani mereka yang membutuhkan konsultasi untuk membangkitkan semangat mereka. Tidak terasa malam mulai menjelang dan mereka mulai kelelahan. Akan tetapi sesaat setelah mereka beristirahat, penduduk setempat menghampiri para sukarelawan tersebut untuk memberikan mereka makanan. Hati mereka sangat gembira karena mereka tidak menyangka penduduk desa masih bisa membuat makanan yang lezat ditengah penderitaan mereka. Kemudian penduduk desa justru mengucapkan terima kasih karena ada diantara para relawan yang langsung mananyakan “dimana dapur yang bisa digunakan untuk memasak?”pada saat mereka tiba didesa tersebut. Dan Ibu spearuh baya itulah yang bersama-sama beberpa penduduk setempat menyediakan makanan bagi para relawan serta penduduk desa tersebut.


Para pemuda yang menjadi suka relawan tersebut pastinya akan sanagat repot jika mereka harus membagi-bagikan makanan, bersosialisai, sampai kepada konsultasi dan tetap harus menyediakan makananya sendiri, akan tetapi kehadiran Ibu yang semula dianggap tidak berguna ternyata sangat berguna bagi mereka bahkan bagi penduduk setempat. Tuhan memberikan karunia khusus bagi setiap pelayannya. Pergunakanlah semaksimal mungkin untuk melayani sesama segala karunia yang Tuhan berikan, dan jangan sekali-kali memandang rendah orang – orang yang ingin melayani Tuhan dan sesamma mereka, oelh karena Tuhan pasti menydiakan talenta khusus dari dalam diri mereka.


Walaupun hanya bisa memasak, Ibu tersebut melayani dengan sepenuh hati tanpa merasa malu terhadap kelebihan orang lain disekitarnya yang melayani dengan berbagai talenta jenis talenta.


“Layanilah seorang akan yang lain

Sesuai dengan karunia yang telah diperoleh

Tiap-tiap orang

……”

1 Petrus 4:10


GOD Bless u

No comments: