Monday, June 30, 2014

(ArBer)Kembali menjadi anak – anak.



Kembali menjadi anak – anak.

Bagi sebagian orang masa kanak – kanak adalah masa – masa paling membahagiakan.  Bukan hanya terbebas dari berbagai beban hidup, namun anak – anak juga bebas menyukai apapun.  Jadi sebenarnya anak – anak hanya tahu akan kegembiraan saja, tanpa sedikitpun rasa kuatir.

Sebaliknya orang dewasa biasanya sudah mulai berjuang dengan kerasnya kehidupan.  Bukan hanya memikirkan akan bertahan hidup akan tetapi juga memikirkan untuk bisa menjadi yang terbaik, yang terkaya, yang terpandang atau terhebat.  Dengan demikian beban dalam benak pikiran serta hatipun akan bertambah berat seiiring dengan tujuan – tujuan hidup tersebut.  Padahal sama sekali tidak ada jaminan apabila tujuan tersebut tercapai, maka kebahagian akan didapatkan.  Lalu bagaimana dengana nda, apakah anda merasa orang dewasa lebih baik dari anak – anak?

Dari sisi keimanan, memang sebaiknya kita mempunyai iman yang dewasa, oleh karena itu kita dituntut untuk terus bertumbuh dalam pengenalan kita terhadap Yesus Kristus Sang juruselamat manusia.  Akan tetapi kita juga dituntut mempunyai ketulusan seperti kanak – kanak dalam menyambut kerajaan Allah!  Maksudnya adalah kita hanya perlu memikirkan kerjaan Allah di dalam dunia ini, tidak perlu terlalu kuatir akan keadaan dunia di dalam dunia ini!  Fokus yang hanya tertuju kepada kerajaan Allah tentunya akan mengubah sudut pandang kita dalam menghadapi perkara – perkara sulit di dalam dunia ini!  Dan di saat perkara  - perkara dunia ini hanya kita nggap sebagai “jalan rusak serta berbatu” yang tetap harus kita lalui di dalam dunia ini, maka kita tetap akan bersuka cita(tidak stress) untuk terus melangkan mencapai tujuan akhir kita.  Jadi itulah sebabnya Tuhan Yesus menggambarkan bahwa mereka yang akan masuk Sorga adalah mereka yang menyambut- Nya seperti anak – anak(polos, tulus dan hanya memikirkan hal  - hal baik yang mendatangkan kegembiraan/sukacita).

Anak – anak mudah menerima segala hal dan tidak pernah berburuk sangka, jadi lakukanlah hal tersebut dikala banyak perkara buruk datang menghadang hidup ini!  Percayalah kepada Tuhan seperti anak – anak percaya kepada orang tua mereka!

“Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa yang tidak menyambut
Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil,
Ia tidak akan masuk ke dalamnya”
Lukas 18 : 17


GOD Bless u

Sunday, June 29, 2014

(ArBer)Yakin bisa mengandalkan diri sendiri?



Yakin bisa mengandalkan diri sendiri?

Pro dan kontra tentu akan timbul dari gambar di atas.  Di satu sisi manusia memang harus mnegandalkan diri sendiri untk bisa berhasil, namun di sisi lain kemampuan manusia adalah terbatas, dan ada kalanya membutuhkan bantuan dari pihak lain, lalu pertnyaanya adalah setujukah anda dengan pernyataan pada gambar di atas?

Sebagai orang percaya kita tidak boleh terjebak oleh paradigma seperti pada gambar di atas.  Sebagai mahkluk sosial tentu kita membutuhkan orang lain, namun sebagai individu kita juga diuntut untuk mengembangkan diri secara maksimal jika ingin memncapai tujuan hidup.  Hal terpenting bagi kita adalah menelaahnya dari “luar kotak” yaitu diluar dari kemampuan yang bisa kita atau orang lain lakukan, yaitu kita membutuhkan Tuhan untuk bisa menjadi penolong dalam hidup ini!

Manusia memang harus berusaha, namun demikian bukan berarti Tuhan tidak diikutsertakan dalam segala usaha manusia.  Tuhan adalah penolong utama dalam hidup ini, apabila kita sudah dibantu Tuhan, maka segala hal bisa terjadi, termasuk Tuhan memakai orang disekitar kita untuk membantu kita ataupun memberikan pertolongan kepada kita.  Raja Daud amat menyadari hal tersebut, meskipun Raja Daud sendiri adalah seorang pahlawan yang hebat, dan memiliki banyak panglima perang yang kehebatannya tidak perlu diragukan lagi, Tetap saja Raja Daud tidak dapat terlepas dari pertolongan Tuhan.  Raja Daud bahkan tidak sungkan untuk menyatakan dan mengakui bahwa Tuhanlah penolong serta penyelamatnya dalam segala kesesakan hidup yang dihadapinya, dan jika Raja Daud saja mengakui ketergantungannya atas pertolongan Tuhan, apakah kita masih menganggap kita mampu menolong serta menyelamatkan diri kita sendiri?

Mengandalkan diri sendiri bisa jadi adalah langkah berikutnya setelah kita trlrbih dahulu mengandalkan Tuhan yang Maha mampu!

“Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN.
Yang menjadikan langit dan bumi”
Mazmur 124 : 8


GOD Bless u

Friday, June 27, 2014

(LaBer)Dia turut bekerja



Dia turut bekerja
Gelphy s Nartha
Nada Dasar : G
 
 
 
 
 
  G    D/F#    Em      Bm 
Ku tahu bahwa Allah turut bekerja 
 
      C        G/B   Am  D 
Dalam s'gala sesuatu bagiku 
 
      G        D/F#    Em Bm 
Untuk mendatangkan kebaikan 
 
     C         D    G 
Bagi yang mengasihi Dia 
 
Chorus : 
    D/F#    G     D/F#   D   G 
Dia tetap setia, janji-Nya teruji 
 
  D/F#   B/Eb   Em      G/D 
Tangan kanan-Mu menopangku 
 
    A/C#    A     D 
Dan b'ri ku kemenangan 
 

 (Sumber: www.madahrohani.com)
“Kita tahu sekarang,
Bahwa Allah turut bekerja dalam segala
Segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan
Bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
Yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”
Roma  8 : 28

GOD Bless u

Thursday, June 26, 2014

(ArBer)Hutangmu akan selalu ditagih!



Hutangmu akan selalu ditagih!

Penagih hutang tidak peduli kapan waktu yang pas baginya untuk menagih, yang jelas tugasnya adlaah untuk menagih hutang yang belum bisa dibayar.  Apalagi mereka datang menagih ketika “tanggal tua” dimana gajian belum didapatkan, pasti rasanya amat menjengkelkan.  

Bukan hanya menjengkelkan saja, namun jika dipikir secara logika tindakan si penagih hutang juga tidak masuk akal.  Dikatakan tidak masuk akal karena mereka mengerjakan sesuatu yang sia – sia sebab pada tanggal tua(tanggal menjelang gajian, biasanya persedian keuangan seseorang sudah menipis) seperti itu tidak mungkin seseorang mampu membayar hutang, sedangakan si tertagih sendiri saja sedang mencari cara untuk mendapatkan uang untuk bertahan hidup.  Intinya adalah selama seseorang belum melunasi hutangnya, sampai kapanpun waktunya dia akan terus ditagih.

Bicara tentang hutang piutang, sebagai orang percaya kita wajib bersyukur dan berbahagia, oleh karena segala dosa kita telah ditebus Tuhan tanpa hutang alias lunas dibayar.  Iblis tidak perlu repot – repot lagi menagih janji Tuhan, sebab semuanya telah dibayar oleh darah Kristus yang mahal.  Jadi dengan demikian kita semua telah terbebas dari hukuman maut.  Lalu apakah kita sudah benar – bebas dari tagihan – tagihan lain?  Tentu saja tidak, sebab suatu saat nanti ketika kita bertemu muka dengan muka bersama Tuhan, Dia tetap akan menagih kembali kepada kita, apakah segala firman dan perintah- Nya sudah kita penuhi semasa kita hidup?  Jadi janganlah pernah lupa akan hal terbut, yaitu dikala kita terbebasa dari hukuman dosa, maka kita sudah tidak bisa bebas dalam bertindak dan berprilaku! Sebab Tuhan akan menagih segala tindakan kita sesuai dengan iman serta keyakinan kita kepada – Nya!

Tuhan telah membayar lunas, oleh karena itu juga perlu melunasi segala hutang kita kepada- Nya, yaitu berprilaku sesuai dengan firman- Nya demi dan untuk kemuliaan Tuhan Allah!
  
“Sebab kamu telah dibeli
Dan harganya telah lunas dibayar
Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
1 Korintus 6 : 20

GOD Bless u

Wednesday, June 25, 2014

(ArBer)Belum tentu rumput asli



Belum tentu rumput asli

Jika kambing saja bisa tahu akan rumput yang lebih bagus atau lebih hijau, apalagi manusia.(gambar di atas)  Celakanya manusia selalu merasa apa yang dimiliki orang lain jauh lebih bagus dari miliknya sendiri.  Itulah bibit dosa yang akan melahirkan banyak dosa baru(iri hati atau selalu tidak puas)

Persepsi yang mengatakan “rumput tetangga selalau lebih hijau”, akan selalu ada di benak setiap orang apabila orang tersebut tidak pernah merasa bersyukur.  Tanpa rasa syukur setiap pribadi akan selalu merasa kekurangan, walaupun sebenarnya tidak kurang – kurang amat.  Manusia selalu menagmbil sudut pandang berbeda dikala memangdang milik orang lain.  Terkadang apa yang kita pandang terbaik dari milik orang lain belum tentu adalah yang terbaik.  Intinya sebenarnya adalah sifat tamak dan juga iri akan kepunyaan orang lainlah yang akhirnya memunculkan persepsi bahwa apa yang kita meiliki masih kurang.

Tuhan sangat membenci rasa tidak puas diri dan rasa iri terhadap orang lain, oleh karena itu Dia menurunkan hukum yang melarang sesama manusia untuk iri atau mengingini milik orang lain yang tercantum dalam hukum Taurat.  Sebenatnya saat kita mensyukuri segala keadaan kita, pasti kita juga bisa menuemukan”rumput hijau” tertentu dari kepunyaan kita yang tidak dimilik tetangga kita.  Oleh karenanya sebelum mata kita mengarah kepada apa yang dimiliki tetangga kita, alangkah baiknya kita menyadari dan mensyukuri segala yang kita miliki!  Apapun yang kita syukuri akan menjadi sesuatu yang amat berharga dalam kehidupan kita, dan jika sudah berharga tentu saja mata kita tidak akan terarah kepada “rumput” tetangga yang lebih “hijau” tersebut.  Dan ingatlah satu hal bahwa meskipun rumput kita tak sehijau rumput tetangga, namun setidaknya rumput kita adalah rumput asli yang tumbuh alami! 

Syukurilah apa yang kita miliki untuk mencegah timbulnya iri hati!

“Jangan mengingini rumah sesamamu;
Jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki – laki,
Atau hambanya perempuan, atau lembunya
Atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu”
Ulangan 20 : 17


GOD Bless u