Tuesday, September 29, 2009

(ArBer) Langit menjadi merah


Langit menjadi merah


Badai yang menyerang benua Autralia beberapa waktu kemarin adalah salah satu kejadian alam yang luar biasa. Hampir seluruh kotakota Negara kangguru tersebut berubah total menjadi merah disepanjang harinya. Matahari seakan tidak mampu menembus partikel – partikel debu tersebut. Langit menjadi merah, awan pun terlihat demikan, tidak heran beberapa oranmg mengatakan bahwa itu adalah kiamat kecil.


Tanda – tanda kejadian alam yang fenomenal serta jarang atau belum pernah terjadi di dunia ini sekarang sudah mulai banyak terjadi. Manusia yang hidup saat ini sudah tidak lagi dapat tinggal dengan dengan tenang lagi di dunia ini. Belum berhenti kekhawatiran akan ramalan suku maya yang memperkirakan kiamat terjadi pada tahun 2012, manusia sudah dikejutkan lagi berbagai bencana alam yang silih berganti mengancam eksistensi manusia di planet ini.


Injil memang mencatat bahwa datangnya akhir jaman tersebut di awali dengan berbagai kejadian seperti perang, bencana alam, maupun kelaparan. Kesemuanya itu sudah dan masih terjadi di dunia ini, namun kita juga jangan lupa, bahwa hanya Allah Bapa sendiri yang tahu kapan hari tersebut akan tiba. Satu hal yang harus kita pegang selalu adalah firman-Nya. Firman-Nya akan menuintun kita melewati hari – hari yang tidak pasti dalam dunia ini. Ketidak pastian itu bisa saja esok hari rumput menjadi kering, semua bunga akan layu, binatang akan mati semua, langit menjadi merah serta dunia ini akan hancur oleh bencana alam, atau mungkin juga minggu depan. Satu hal yang pasti ialah melalui firman-Nya kita mengetahui bahwa Dia juga senantiasa menyertai kita sampai hari kiamat.

Percayalah pada hari kiamat dengan dasar firman Tuhan, serta percayalah akan penyertaan-Nya selalu kepada kita , dengan dasar akan kasih-Nya kepada umat manusia.


“Rumput menjadi kering,

Bunga menjadi layu,

Tetapi firman Allah kita

Tetap untuk selama – lamanya”

Yesaya 40:8


GOD Bless u

Sunday, September 27, 2009

(ArBer) Awas jebakan!


Awas jebakan!


Selagi masih muda, alangkah baiknya kita berteman dengan banyak orang tanpa pilih pilih. Semakin banyak kita berteman, maka tentunya semakin banyak juga pengalaman hidup yang akan kita dapatkan. Bisa jadi proses pertemanan adalah awal metamorfosa kita menjadi seorang yang dewasa serta lebih bijaksana.


Pertemanan tidak selamanya berakhir dengan indah, ada pula yang berakhir mengecewakan. Contohnya saja banyak sekali pecandu narkoba, justru berawal dari proses pertemanan yang salah. Dalam pertemanan tentunya kita selalu mencari teman yang asyik, nyambung kalau diajak bicara, bisa bercanda setiap saat, serta mudah berbagi. Sedangkan teman yang terlalu banyak mengatur atau melarang, tindakan – tindakan kita yang kurang baik pastilah lambat laun kita tinggalkan. Masa remaja memang masa untuk memuaskan keinginan tahuan akan segala hal di dunia ini, akan tetapi banyak sekali remaja yang malahan terjebak “candu” kedagingan dalam dunia ini.


Teman – teman yang mengajak kita menikmati segala sesuatu yang disediakan dunia ini memang tampaknya sangat baik, tapi awas bisa jadi kita sudah masuk jebakan si iblis. Kenikmatan dunia seperti judi, minuman keras, seks dan narkoba memang kerap kali dipakai iblis untuk menjebak jiwa muda kita yang tak berpengalaman. Sekali kita mencobai segala hal tersebut maka hanya anugrah Tuhan sajalah yang bisa membawa kita keluar dari ketergantungan akan dosa-dosa tersebut.


Sebagai anak Tuhan yang beriman, kita harus pintar – pintar memilih teman. Bukan bermaksud untuk membeda-bedakan teman, namun pilihan bergaul dengan siapa yang pantas adalah hak pribadi setiap orang. Berdolah dan minta Tuhan membantu kita agar kita dapat membedakan mana teman yang membawa kita lebih dekat dengan Tuhan dan mana yang dapat membawa kita ketergantungan akan kenikmatan dunia ini.

Teman yang menegur kita dengan keras akibat kesalahan kita, belum tentu membenci kita, bisa jadi dia membenci akibat yang akan kita terima karena kesalahan tersebut.


“Seorang kawan memukul

dengan maksud baik,

tetapi seorang lawan mencium

secara berlimpah - limpah”

Amsal 27:6


GOD Bless u

Friday, September 25, 2009


Pekerjaan yang tak habis – habis.


Liburan panjang menyambut hari raya Idul Fitri sebentar lagi akan habis. Sesegera mungkin kita sudah dihadapkan dengan rutinitas seperti biasa. Bagi para pelajar, mereka sudah harus besiap belajar kembali dan bagi mereka yang bekerja, harus siap kembali. Sebelum kita siap beraktivitas kembali ada baiknya beberapa hari ini kita manfaatkan sebaik-baiknya. Jikalau masih ada waktu dan kesempatan berlibur maka sebaiknya kita berlibur dengan hati tenang dan tanpa khawatir.


Mungkin sebagian dari belum benar – benar “lepas” saat menikmati liburan kemarin. Ada berbagai alasan yang akhirnya membuat kita tidak tenang serta kuatir. Hasilnya liburan yang seharusnya membuat tubuh dan pikiran lebih segar tidak terjadi. Bahkan ada diantara kita malah menjadi stress sepanjang liburan panjang ini. Penyebabnya mungkin saja adalah kekhawatiran kita. Misalnya kekhwatiran akan bagaimana mengumpulkan kembali uang yang sudah kita keluarkan untu liburan ini atau mungkin juga khawatir akan pekerjaan yang kita tinggalkan pada saat berlibur.


Pekerjaan memang akan selalu ada. Secepat apapun kita mempercepat penyelesaiannya , pastinya akan selalu ada pekerjaan baru yang menunggu. Sifat pekerjaan adalah selalu tak ada habis-habisnya, oleh karenanya perlu penyelesaian yang proporsional sebab segala pekerjaan perlu waktu tepat dalam penyelesaiannya. Jika kita diharuskan untuk bekerja secara profesional, maka hal tersebut juga tentunya juga berlaku pada kegiatan kita lainnya. Maksudnya kita juga harus profesional pada saat menyempatkan waktu untuk berlibur dengan keluarga. Mintalah hikmat kepada Tuhan agar kita dapat memanfaatkan waktu sebaik – baiknya. Berdoalah selalu kepada Tuhan agar, kita tidak khawatir melainkan mempercayakan hari esok kita kepada Tuhan.


Memikirkan pekerjaan disaat liburan adalah hal tabu, sama halnya dengan memikirkan liburan disaat bekerja.


Ada waktu untuk mencari,

ada waktu untuk untuk membiarkan rugi;

ada waktu untuk menyimpan,

ada waktu untuk membuang”

Pengkotbah 3:6


GOD Bless u

Friday, September 18, 2009


Wajib mudik.


Hari raya Idul Fitri yang dirayakan kepercayaan agama Islam menyimpan makna khusus bagi warga Indonesia yang memeluknya. Salah satu makna khusus yang unik adalah, budaya mudik bagi para penganutnya. Setiap menjalang hari raya tersebut, banyak sekali mereka yang mencari nafkah di kota-kota besar berlomba-lomba “mengejar” sarana transportasi untuk bertemu sanak keluarga mereka di kampung halaman. Hampir setahun mereka meninggalkan sanak saudara di kampung halaman mereka, maka pada hari raya mereka berjuang untuk berkumpul dan merayakan hari raya bersama-sama.


Tradisi mudik memang tidak lazim kita lakukan pada saat kita orang-orang percaya merayakan hari paskah ataupun natal, akan tetapi kita bisa mempraktekkanya setiap hari. Esensi dari mudik ialah berkumpul bersama dengan sanak keluarga tercinta. Pertanyaannya adalah kapan kita terakhir menghabiskan aktu bersama dengan anggota keluarga kita?


Orang tua sibuk, anak- anak juga tidak kalah sibuknya itulah gambaran keluarga modern yang hidup untuk mengejar waktu. Bangun pagi sudah diseibukkan dengan berbagai kegiatan, orang tua bekerja, anak2 bersekolah ataupun kuliah. Anak-anak sampai di rumah, orang tua belum pulang, sedangkan orang tua tiba di rumah, anak-anak sudah tidur. Jika kejadian tersebut terus berulang-ulang setiap hari, maka berhati-hatilah agar tidak terjadi perpecahan dalam keluarga.


Kebutuhan kasih yang tidak terpenuhi adalah sumber dari berbagai masalah, oleh karenanya penuhilah kasih didlam keluarga kita. Tidak perlu menunggu hari raya untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersamakeluarga, tetapi lakukanlah kapanpunkita bisa, karena kebahagian yang kita pancarkan kepada orang lain selalu berawal dari kebahagan yang kita serap dari anggota keluarga.


Wajibkanlah mudik setiap waktu selama ada waktu!


“Kemudian berkatalah Yusuf

kepada saudara-saudaranya

dan kepada keluarga ayahnya itu

……..

Saudara-saudaraku dan keluarga ayahku

Yang tinggal di tanah kanaan, telah datang kepadaku”

Kejadian 46:31


GOD Bless u

Thursday, September 17, 2009

(ArBer) Bangga saat di puncak.


Bangga saat di puncak.


Rasa bangga adalah perasaan penuh emosional yang wajar terjadi pada saat kita meraih suatu hal yang spesial. Hal yang bisa disebut spesial misalnya kita meraih apa yang kita impikan, kita memenangi suatu kompetisi, atau hanya kita yang mampu melakukan hal-hal tertentu yang tidak bisa dilakukan orang lain. Rasa bangga bagaikan dua sisi mata uang, satu sisi rasa bangga membuat diri kita bahagia atas segala kerja keras dan usaha kita, akan tetapi bila rasa bangga diperlihatkan di saat dan tempat tertentu, malah akan menjadikan kita dibenci karena dianggap sombong.


Segala pencapaian kita memang patut kita syukuri dan banggakan, namun esensi dari kesemuannya itu adalah syukur karena kasih Allah. Tanpa kasih dan kehendak-Nya, segala usaha kita belum tentu bisa berhasil. Sudah banyak sekali contoh para Rasul yang mempunyai banyak kelebihan, namun mereka justru memilih untuk tidak membanggakan diri, melainkan justru mengembalikan segala kemuliaan kepada-Nya. Walaupun demikian, tetap saja sejarah bahkan injil mencatatkan nama-nama mereka(red:para Rasul)


Perasaan bangga yang sebenarnya seharusnya kita tunjukkan kepada Allah, hanya melalui Dia kita bisa mencapai segala kebahagiaan. Tidak perlu bangga pada diri sendiri saat berada di puncak pencapaian hidup kita! Banggalah jusru kepada anugerah serta penyertaan – Nya yang masih mengijinkan hal besar terjadi dalam diri kita.


Bangga terhadap diri sendiri berarti lupa akan kuasa Tuhan…


“Nyanyian ziarah Daud

TUHAN, aku tidak tinggi hati,

dan tidak memandang dengan sombong

Aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar

Atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku”

Mazmur 131:1


GOD Bless u

Tuesday, September 15, 2009

(ArBer) Kuat sampai tua.


>

Kuat sampai tua.


Sadar ataupun tidak, umur kita akan terus bertambah tua setiap harinya. Saat kita masih muda, kita merasa kuat dan mampu menaklukan dunia. Bisa jadi setiap tantangan adalah kenikmatan yang wajib dinikmati. Setelah umur bertambah apakah kita masih tetap demikian ataukah kita malah menjadi “cengeng”?


Banyak orang – orang tua yang sudah memasuki umur senja mudah sekali menjadi sensitif. Memang hal tersebut merupakan suatu hal yang alami, akan tetapi hal tersebut sebenarnya juga bisa dikontrol. Sewaktu muda mungkin mereka terlalu sibuk dengan aktivitas sehari-hari, akibatnya setelah pensiun, mereka menjadi bingung bagaimana memanfaatkan banyak waktu luang. Terkadang keluarga masih mau menerima mereka karena mungkin pengalaman mereka masih bisa berguna untuk pertumbuhan cucu-cucu mereka, akan tetapi tidak jarang mereka malah di”titipkan” dipanti-panti jompo/manula.


Memang tidak gampang hidup di jaman yang terus berubah ini. Jaman kita saat ini mungkin masih sanggup kita taklukan, namun jaman anak-anak, atau bahkan cucu-cucu kita, keadaannya tidak akan sama lagi. Teruslah menjadi kuat di dalam Tuhan, walaupun terkadang nasihat, pemikiran atau ide kita tidak diterima anggota keluarga kita yang masih muda. Kita harus siap jika ide kita tidak diterima, bahkan kita harus menjadi orang yang paling kuat di saat mereka tertimpa masalah atau kesulitan.


Jika umur kita yang paling tua, itu berarti kitalah yang paling banyak mengahadapi masalah hidup, oleh karenanya tetaplah kuat didalam Tuhan! Hal itulah yang akan menjadi contoh nyata yang segar bagi kaum muda agar menjadi kuat juga di dalam kuasa serta penyertaan Tuhan.


“Pada masa tua-pun

mereka masih berbuah,

menjadi gemuk dan segar”

Mazmur 92:15


GOD Bless u

Monday, September 14, 2009

(ArBer) Hanya mengambang.


inator" content="Microsoft Word 10">

Hanya mengambang.


Anjing pada gambar di atas mungkin tidak akan terbang tinggi, walaupun diikatkan beberapa balon lagi. Penyebabnya tentu saja buka karena anjing tersebut terlalu berat, akan tetapi penyebab utamanya adalah tali yang diikatkan ke lehernya dipegang oleh wanita tersebut. Balon tersebut memang bisa mengangkat sang anjing terbang tinggi ke udara, namun tali yang mengikat anjing tersebut terlalu kuat untuk ditarik ke udara.


Ada kalanya kita mengalami hal serupa. Saat kita sedang “terbang” menuju perubahan yang baru, hal tersebut tidak menjadi maksimal karena kita masih “diikat” tali kesalahan atau dosa. Seharusnya kita bisa terbang bagai rajawali mengatasi masalah – masalah dalam kehidupan, namun terkadang kita masih enggan lepas dari kesalahan favorit kita yang sering menimbulkan dosa. Setiap minggu saat mengikuti ibadah, kita selalu ikut dalam doa pengampunan dosa, akan tetapi semuanya akan menjadi sia-sia, apabila kita masih diikat kesalahan dan dosa yang sama lagi di kemudian hari.


Iman kita memang harus terus diuji agar bisa bertumbuh. Jangan mudah menyerah dengan ujian-ujian yang terlihat terlalu enak untuk dihindari! Penebusan dosa dari Kristus adalah jaminan pengampunan atas dosa kita, akan tetapi hal tersebut akan menjadi sia-sia apabila kita sendiri tidak mau mengambil keputusan untuk melepaskan ikatan dosa tersebut. Apapun dosa kita hari ini, sudah sebaiknya kita datang kepada-Nya dan meminta pengampunan-Nya! Setelah bertobat kita jangan mau lagi diikat tali dosa karena “balon-balon” anugerah-Nya siap membawa kta terbang dan bukan hanya mengambang.


“Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan,

hendak menyamai Yang Mahatinggi”

Yesaya 14:14


GOD Bless u

Sunday, September 13, 2009

(ArBer) Menghitung hari atau hari untuk menghitung?


Menghitung hari atau hari untuk menghitung?


Untuk mencapai hari yang ditunggu-tunggu biasanya kita selalu mencoret dengan tanda silang pada kalender untuk hari yang telah kita lalui. Sebenarnya tidak ada efek khusus yang membuat waktu menjadi cepat, akan tetapi dengan menyilang hari-hari dalam kalender tersebut, kita setidaknya tahu sudah berapa hari yang telah kita lalui.


Waktu akan terus berjalan, tidak akan pernah berhenti, terlambat, atau lebih cepat sedetikpun. Waktu berjalan sesuai dengan aturan sang Penciptanya. Waktu yang disediakan bagi kita di dunia ini juga sudah diatur Tuhan. Akan menjadi suatu hal yang bijak kalau kita menyikapi kehendak-Nya dengan penuh sukacita dan keberserahan. Setiap hari seharusnya tidak kita sia-siakan atau kita lewati begitu saja, apalagi sampai kita hanya berdiam diri. Jangan juga menyediakan hari khusus untuk menghitung hari-hari yang telah kita lewati. Setiap hari akan ada selalu berbeda, dan tidak mungkin ada hari yang diulang. Sebaiknya setiap hari kita gunakan sebaik-baiknya, jangan sampai kita melewati hari dengan penyesalan. Setiap hari yang kita lewati dengan sebaik-baiknya akan terasa lebih indah jika kita menghitungnya.


Berdoalah kepada TUHAN agar kita bisa melewati hari dengan sebaik-baiknya! kemudian mulailah menghitung segala perubahan kita hari demi hari, maka kita akan berubah menjadi lebih baik setiap harinya.


“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikan

hingga kami beroleh hati yang bijaksana”

Mazmur 90:12


GOD Bless u

Saturday, September 12, 2009

Puisi Hati


TUHAN seorang diri



Aku meminta hanya sekali

Aku meminta hanya kali ini

Aku berharap saat ini

Agar TUHAN mau memberi


Walaupun hanya di saat ini

Walaupun hanya kali ini

Aku ingin sekali


Tak pantaskah aku memiliki

Apa daya yang kumiliki

Aku tak diberi

TUHAN berdiam diri


Apa arti semua ini

Mengapa aku sendiri

Apakah aku diadili?


Aku sadar seorang diri

Ternyata hanya TUHAN yang abadi

Aku menerima kenyataan ini

Hanya TUHAN sendiri yang mengerti


Seorang diri DIA telah menciptakan semuanya

Seorang diri DIA mampu melenyapkan semuanya



“Beginilah firman TUHAN,

penebusmu yang membentuk engkau sejak dari kandungan;

Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu,

Yang seorang diri membentangkan langit

yang menghamparkan bumi

Siapakah yang mampu mendampingi Aku?”

Yesaya 45:3


GOD Bless u

Wednesday, September 9, 2009

(ArBer) Makanan lebih.


Makanan lebih.


Program all u can eat di sebuah restoran memang banyak diancar banyak orang. Program tersebut dirasakan sangat menguntungkan, karena dengan pengeluaran yang tidak terlalu besar kita bisa mendapatkan aneka ragam makanan. Lebih dari itu makanan yang bisa kita makan juga berlebihan atau dengan kata lain tidak terbatas jumlahnya.


Makan sepuasnya memang bukan suatu larangan atau sesuatu yang diharamkan. Makan menu apapun sepertinya memang tidak dihalangkan selama kita mampu membayarnya. Ada hal yang mungkin terkadang kita lupakan pada saat kita makan sepuasnya yaitu terlalu rakus ingin menikmati berbagai jenis makanan. Perut kita mempunyai volume terbatas, belum lagi berbagai jenis rasa makanan yang bercampur menjadi satu dalam perut kita, tentunya akan membuat kita merasa mual. Tidak jarang dari kita yang muntah setelah keluar dari restoran, ataupun sulit berjalan karena isi perut yang terlalu banyak, dengan kata lain makanan yang kita konsumsi tersebut akan menjadi kenikmatan lidah sesaat namun kemudian menjadi sia-sia.


Sebagai anak-anak Tuhan kita harus mengucapkan syukur senantiasa atas berkat-berkat-Nya hari lepas hari. Makanan yang mungkin sekarang ada di hadapan kita adalah salah satu bentuk kasih-Nya kepada kita semua. Berdoalah setiap kita ingin menikmati makanan, jangan sampai makanan tersebut justru yang memperbudak pikiran kita dan akhirnya kita menjadi rakus dan tamak! Makanlah semampu kita jika kita diperbolehkan makan apa saja dan sepuasnya, ingatlah satu hal makanan yang kita sia-siakan bisa jadi akan sangat berharga bagi mereka yang kelaparan.

“kalau engkau mendapat madu,

makanlah secukupnya

jangan sampai engkau terlalu kenyang dengan itu,

lalu memuntahkannya”

Amsal 25:16


GOD Bless u

Tuesday, September 8, 2009

(ArBer) Hidup mandiri


meta name="Generator" content="Microsoft Word 10">

Hidup mandiri


Wanita memang sepertinya fasih dengan pekerjaan rumah tangga, namun bukan berarti para pria tidak mampu mengerjakannya. Para pria seharusnya juga belajar untuk hidup mandiri dan mampu mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Wanita menuntut emansipasi atau persamaan hak dengan pria. Persamaan hak tersebut bukan saja dalam masalah kesempatan bekerja atau berkarir, namun termasuk juga di dalamnya persamaan dalam kewajiban untuk mengurus rumah tangga.


Saat ini persentase wanita yang bekerja sudah hampir setara dengan pria. Wanita dituntut bukan saja bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, akan tetapi juga bekerja keras mencari nafkah. Kemudian bagaimana dengan tuntutan bagi para pria? Para pria juga seharusnya belajar untuk hidup mandiri. Mengerjakan pekerjaan rumah bukanlah suatu hal yang sulit, akan tetapi akan menjadi sangat berat jika kita hanya membayangkan di dalam benak saja.


Sebagai pasangan keluarga kristiani, alangkah baiknya masing – masing pasangan belajar untuk hidup mandiri. Bagi para istri, janganlah terlalu banyak menuntut suami dalam memenuhi kebutuhan nafkah keluarga. Kerjakanlah hal-hal sederhana seperti keterampilan membuat kue, menjahit, ataupun hobi – hobi lainnya yang tidak memerlukan banyak modal ataupun tenaga! Hal – hal sederhana tersebut bila dikerjakan dengan konsisten, maka akan menghasilkan suatu barang yang nyata. Walaupun sebenarnya rezeki dari ketrampilan tersebut tidak sebesar kerja keras suami, namun tetap saja tambahan tersebut akan sangat berguna bagi kebutuhan keluarga. Sebaliknya bagi para suami, mengerjakan sedikit saja pekerjaan rumah tangga sudah pasti akan banyak membantu para istri. Mulailah hidup mandiri dari dalam diri sendiri maka kuasa Tuhan akan menjadikan kemandirian kita berguna bagi orang yang kita kasihi dan juga orang lain!


“…agar mereka yang sudah percaya kepada Allah

sungguh-sungguh berusaha

melakukan pekerjaan yang baik

itulah yang baik dan berguna bagi manusia”

Titus 3:8


GOD Bless u

Monday, September 7, 2009


Membuat jalan sendiri


Bagi sebagian orang yang jenius, mungkin tidak ada kata “jalan buntu”. Dengan berbagai cara, dan kemampuan berpikirnya, biasanya orang jenius mampu menemukan jalan keluar. Bahkan apabila jalan yang tersedia sudah buntu, maka mereka akan membuat jalan mereka sendiri. Intinya tidak akan pernah ada jalan buntu.


Manusia dikaruniai otak untuk berpikir dan sebagai pusat pengontrol seluruh organ tubuh lainnya. Akal pikiran yang diciptakan Allah kepada manusia sangatlah sempurna dibandingkan makhluk-makhluk ciptaan lain. Permasalahan apapun hampir bisa ditemukan jalan keluarnya oleh manusia. Mungkin beberapa abad lalu penyakit malaria merupakan penyakit mematikan namun sekarang penyakit tersebut bukan lagi menjadi penyakit mematikan. Kemajuan daya pikir manusia secara langsung mempengaruhi gaya hidup mereka juga. Akhirnya pengharapan akan adanya suatu keajaiban dari Allah sudah ditinggalkan banyak umat manusia.


Tidak ada yang salah jika kita mengembangkan dan melatih daya pikir kita. Bisa jadi pemikiran kita bisa banyak membantu sesama manusia untuk dapat bertahan hidup serta meraih kebahagiaan. Tetapi ingatlah satu hal, hanya DIA lah jalan kebenaran dan hidup. Mencari jalan keluar di saat terjadi permasalahan adalah kewajiban kita, jangan sampai kita mempunyai mental yang mudah menyerah. Namun janganlah memaksakan untuk membuat jalan sendiri tanpa iman yang selalu berserah kepada-Nya.


“Kata Yesus kepadanya

Akulah jalan dan kebenaran dan hidup

Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa

Kalau tidak melalui Aku”

Yohanes 14:6


GOD Bless u

Sunday, September 6, 2009

(ArBer) Tertiban “mercedes runtuh"


Tertiban “mercedes runtuh"


Tertiban durian runtuh, merupakan suatu pameo kuno tentang seseorang yang tidak disangka-sangka mendapatkan rejeki yang besar. Jika tertiban buah durian saja sudah merupakan suatu rezeki, apalagi kalau tertimpa sebuah mobil Mercedes?


Sejenak coba kita kesampingkan analogi tersebut dan membayangkan kejadian nyatanya. Durian adalah buah yang mempunyai aroma dan rasa yang begitu menarik, bahkan buah ini termasuk salah satu buah termahal yang paling banyak diminati. Lalu permasalahannya bukan pada buahnya, namun kulit yang membungkus buah-buah “memabukkan” tersebut. Semua tahu bahwa kulit durian berbentuk runcing dan bisa menusuk siapa saja yang tidak berhati-hati memegangnya. Bayangkan saja apa yang akan terjadi apabila sebuah durian dengan berat 2 kg menimpa kepala kita, apakah ini yang dimaksud dengan rezeki? Mobil Mercedes juga merupakan sebuah merek mobil yang tentunya cukup luxulury dengan kelas tertentu. Tetapi sangatlah jelas, siapapun tidak mau tertimpa kendaraan tersebut, karena bukan rejeki yang didapat melainkan petaka.


Dalam hidup ini sudah menjadi hal wajar jika kita selalu berharap yang terbaik dari Tuhan kita. Hari demi hari selalu kita lewati dengan penuh doa agar kita mendapatkan berkat yang berlimpah serta tercapai tujuan hidup kita. Meminta “durian runtuh” memang bukan hal yang salah, akan tetapi jika kita tidak siap saat durian matang dan jatuh bisa saja menjadi suatu hal yang tidak baik(kalau tertimpa). Janji Tuhan adalah janji kemuliaan dan kebahagiaan untuk seluruh umat manusia, akan tetapi belum tentu semua orang siap jika Tuhan menurunkan hujan berkat-Nya. Berkat Tuhan yang datangnya berlimpah dan sesuai dengan waktu-Nya terkadang justru malah membuat kita sombong. Kesombongan tersebutlah yang akan menjadi petaka dalam kehidupan kita.


Jangan terlalu banyak berharap tetapi berfokuslah pada kerja keras kita serta tentunya kesiapan iman kita dalam menerima berkat-berkat-Nya! Lebih baik kita mendapatkan buah kecil yang mampu kita tangkap apabila buah itu terjatuh dari pohon, dibandingkan mendapatkan buah durian tetapi kita tidak mampu menangkapnya apabila terjatuh dari pohon.


“Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup

dengan hati nurani yang murni

di hadapan Allah dan manusia”

Kisah Para Rasul 24:16


GOD Bless u

Thursday, September 3, 2009

(ArBer) Jangan berlari!


Jangan berlari!


Suasana panik sempat kita rasakan beberapa hari yang lalu. Gempa berskala 7.3 skla ritcher mengguncang sebagian pulau Jawa termasuk DKI Jakarta. Gempa yang melanda Jakarta dirasakan sekitar pukul 15:00 WIB. Guncangan yang sangat kencang bisa dirasakan beberapa menit. Guncangan hebat tersebut bahkan membuat kaca gedung – gedung bertingkat pecah berantakan serta terdapat retakan di beberapa bagian bangunan. Guncangan membuat sejumlah orang yang berada di gedung-gedung bertingkat panik dan berebutan untuk lari keluar gedung.


Suasana panik saat terjadi gempa memang sangat wajar terjadi, namun dalam keadaan tersebut, kita harus tetap berpikiran tenang. Pikiran yang kalut serta takut akan membuat kita tidak terkendali dan melakukan apa saja untuk menyelamatkan diri. Salah satu hal yang pasti kita lakukan adalah berlari sekuat dan sejauh mungkin keluar dari dalam gedung. Satu hal yang tentunya sudah kita lupakan adalah jika semua berlari dengan panik, maka akan menyebabkan kepanikan baru. Bayangkan saja apabila ada yang terjatuh, pastilah orang tersebut akan terinjak-injak. Bisa jadi saat ada seseorang terjatuh, orang – orang yang berlari di belakanganpun akan tersandung kemudian terjatuh juga, maka kepanikan baru akan terjadi, bahkan parahnya lagi bisa menimbulkan korban jiwa.


Gempa yang terjadi beberapa hari lalu mungkin juga peringatan yang paling halus dari Tuhan pencipta alam semesta. Selain jangan berlari pada saat ingin keluar dari gedung bertingkat, kita juga seharusnya tidak “berlari” menjauhi perintah-perintah Tuhan. Manusia sudah terlalu jauh berlari dari pencipta-Nya. Mungkin saja setiap harinya manusia sibuk dengan kegiatan dan rutinitas untuk bertahan hidup di dalam dunia fana ini.


Alangkah baiknya kita mulai memeriksa kembali hidup kita serta belajar untuk semakin dekat dengan sang pencipta alam semesta. Kedekatan dengan Tuhan akan membuat kita tenang menghadapi segala hal yang akan terjadi di dunia ini. Kita tenang karena apapun yang akan terjadi di dunia ini kita sudah mendapatkan jaminan hidup kekal. Pada saat Tuhan memberikan peringatan, maka janganlah berlari menjauh, akan tetapi berpaling dan berlarilah mendekat kepada-Nya!


“Marilah kita menyelidiki

dan memeriksa hidup kita,

dan berpaling kepada TUHAN”

Ratapan 3:40


GOD Bless u

Wednesday, September 2, 2009

(ArBer) Mengangkat beban yang terlalu enteng.


Mengangkat beban yang terlalu enteng.


Seorang anak kecil tentu bukanlah tandingan bagi seorang pemain sumo. Bisa dibayangkan seorang pe sumo yang mempunyai berat badan diatas ratusan kilo jika berhadapan dengan seorang anak kecil yang berat badanya mungkin hanya puluhan kilo gram. Bisa jadi pe sumo tersebut hanya membutuhkan satu tangan untuk mengangkat anak kecil tersebut.


Permasalahan dalam hidup kita dapat dianalogikan dengan seorang pe somo yang berbadan besar atau justru anak kecil yang terlalu ringan untuk diangkat. Permasalahan sebenarnya dalam setiap permasalahan justru bukan pada seerapa besar permasalahan itu sendiri, melainkan terletak pada seberapa besar kemampuan kita untuk menghadapi beban tersebut. Tuhan Yesus adalah kekuatan dan pengharapan terbesar dalam hidup ini. Terus mengandalkan-Nya adalah bentuk kekuatan terbesar kita.


Pe sumo tersebut mmampu mengangkat anak kecil karena memang badan serta kekuatannya yang lebih besar dibandingkan anak kecil tersebut. Jikalau permasalahan kita sebesar ataupun seberat badan pe sumo tersebut, sudah pasti permasalahn kita lambat laun akan “menggankat” kita. Sebaliknya jika kita sendiri mempunyai kekuatan yang besar bahkan tidak terbatas melalui kasih Tuhan, maka permasalahan seberat apapun akan terasa ringan.


Percayalah seantiasa didalam iman bahwa kuasa Tuhan pasti lenih besar dari permasalahan kita. Dengan iman yang besar tersebut maka masalah yang menghampiri kita akan menjadi ringan serta lebih mudah diangkat.


“Bapa-Ku yang memberikan mereka kepada-Ku,

lebih besar dari siapapun,

dan seorangpun tidak dapat

merebut mereka dari tangan Bapa”

Yohanes 10:29


GOD Bless u