Thursday, May 31, 2012

(ArBer)Saling menghakimi!


Saling menghakimi!

Sudah menjadi kebiasaan buruk, bahwa setiap orang yang ingin meningkatkan popularitasnya kerap kali “menjatuhkan” lawang yang dianggap kompetitif.  Dengan merendahkan, menfitnah ataupun menghakimi orang lain, seseorang akan merasa dirinya lebih baik serta lebih percaya diri.  Pernahkah kita melakukan hal seperti itu?

 Satu kesalahan saja yang kita dapatkan dari pesaing ataupun lawan bisnis kita, maka kita akan memanfaatkan semaksimal mungkin kelamahan lawan kita tersebut untuk menningkatkan popuraritas diri.  Kerap kali kita justru menyusun opini publik dengan sengaja untuk menjatuhkan atau menghakimi pesaing kita tersebut.  Intinya dengan adanya kelemahan sang pesaing, kita akan memproklamirkan diri kita sendiri sebagai seorang yang “sempurna” atau paling tidak lebih baik dari pesaing kita tersebut.   

Sebenarnya banyak hal posoitif lain yang bisa kita kembangkan untuk meningkatkan popularitas kita.  Satu hal yang pasti adalah kita wajib memfokuskan diri terhadap kelebihan kita dan bagaimana mengembangkan kemampuan yang kita miliki.  Janganlah sekali – kali berfokus kepada kelemahan orang lain!  Sebab jika itu kita lakukan, maka akan selalu terbesit di hati kita untuk “menjatuhkan mereka” dengan kelemahan mereka sendiri dan bukan justru berusaha memperbaiki diri untuk lebih baik dari mereka!  Firman Tuhan mengajarkan agar setiap manusia bisa hidup selaras dipenuhi oleh kasih.  Sedapat-dapatnya kita harus menghindari perselisihan dengan sesama kita, sebab kasih Allah hanya akan mengalir di hati seseorang yang mau menerima sesamanya seperti Tuhan juga menerima kita yang penuh kekurangan!

Dari pada saling menghakimi dan mencari kelemahan sesama, lebih baik kita saling melengkapi dan saling membangun demi kemajuan bersama!



 “Karena itu janganlah
kita saling menghakimi
………………………………..”
Roma 14:13


GOD Bless u

Wednesday, May 30, 2012

(ArBer)Lebih cinta harta.


Lebih cinta harta.

Gambar diatas adalah sebuah kenyataan dari kekuatan cinta.  Kekuatan cinta yang dimaksud bukanlah kekuatan cinta terhadap pasangan hidup, melainkan kekuatan cinta terhadap harta ataupun barang-barang duniawi yang dianggap berharga.  Pernahkan kita menempatkan perasaan cinta kasih yang tertinggi kepada barang – barang ataupun hal duniawi?

Barang – barang berharga seperti emas, permata ataupun berlian wajib untuk disimpan dengan benar dan aman.  Benda – benda mati tersebut memang sangat berharga, namun bukan berarti kita meperlakukan benda – benda tersebut lebih baik dari pada manusia sesama kita!  Ironisnya lagi saat ini terjadi pergeseran nilai antara benda mati dan bernyawa seperti manusia.  Bagi mereka yang mempunyai harta berlimpah, harga dan nilai manusia tidak lebih tinggi dari segala kekayaannya, sehingga banyak orang – orang berharta yang semena-mena memperlakukan orang – orang miskin.  Pendek kata saat ini harta lebih bernilai dibandingakan nyawa manusia.

Harta bisa menjadi abadi, apabila kita sendiri hidup abadi.  Permasalahannya adalah semua manusia nantinya akan menemui ajal dalam hidupnya, dan setelah itu terjadi maka harta sama sekali tidak akan bernilai lagi.  Sebesar apapun harta kita, tidak mungkin bisa kita bawa dalam kematian, jadi untuk apa kita justru menempatkan cinta kasih kita yang absolut kepada harta benda tersebut?  Mulai saat ini tempatkanlah cinta kasih tertinggi kita hanya kepada Tuhan, dan nyatakanlah kasih tersebut tersebut dalam tindakan nyata mengasihi sesama manusia, seperti kita mengasihi diri sendiri!  Itulah “harta tersembunyi” yang harganya lebih mahal dari harta apapun di dalam dunia ini!

Siapa yang lebih cinta harta duniawi, dipastikan tidak akan mendapatkan harta sorgawi yang tidak ternilai harganya!


 “Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah!
Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua
Suatu harta di Sorga yang tidak akan habis
Yang tidak akan didekati pencuri dan tidak dirusak ngengat
Karena dimana hartamu berada
Di situ juga hatimu berada”
Lukas 12:33-34


GOD Bless u

Tuesday, May 29, 2012

(PuBer)Kembali tenang


Kembali tenang

Angin barat meniupkan kesakitan
Angin Timur membawa bencana
Angin utara membawa kekecewaan
Angin selatan meniupkan derita

Jiwa ini remuk dalam kelemahan
Raga ini membutuhkan keselamatan

Dia datang tepat pada waktu-Nya
Saat jiwa ini belum juga bangkit
Dia memberikan kesegaran jiwa
Dia membuang jauh segala penyakit

Tenanglah hidup ini
Tidak perlu berlari lagi

Dalam penderitaan, Dia yang menguatkan
Dalam kelemahan, Dia selalu menjaga
Dalam kesakitan, Dia memulihkan
Dalam kekuatiran, Dia menenangkan jiwa


 “TUHAN memelihara orang – orang sederhana;
Aku sudah lemah
Tetapi diselamatkan- Nya aku
Kembalilah tenang, hai jiwaku,
Sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu”
Mazmur 116:6&7


GOD Bless U

Monday, May 28, 2012

(ArBer)Selalu mengingatkan!


Selalu mengingatkan!

Gambar di atas hanyalah sebuah lelucon saja!  Namun ada hal positif yang bisa kita simpulkan dari gambar di atas.  Salah satunya adalah bahwa, betapa menyenangkannya apabila ada seseorang atau suatu alat yang bisa selalu mengingatkan atau memperingati kita.  Apalagi sesuatu hal yang diingatkan tersebut berkaitan dengan hal yang dianggap tidak baik atau hal berdosa.

Apabila kita telah menerima Yesus sebagai juruselamat kita, sebenarnya secara otomatis kita juga sudah menerima Roh Kudus yang juga adalah Roh penolong.  Permasalahannya hanya saja kita kurang peka dan sering menganggap kita masih sendirian saat kita lemah ataupun saat dalam pencobaan.  Kita terbiasa merengek – rengek kepada Tuhan agar diberi keuatan ini ataupun itu, padahal kita sendiri sebenarnya sudah mendapat penyertaan dari Roh kudus, hanya saja kita tidak menyadarinya.

Roh Kudus membantu kita berdoa, memberikan semangat dan yang tentunya juga sering memperingati kita akan hal-hal berdosa yang tidak berkenan di hadapan Tuhan.  Sebagian kita mungkin peka namun tidak menganggap peringatan Roh Kudus melalui hati nurani kita adalah peringatan dari Tuhan sendiri, sehingga kerap kali kita mengesampingkan hati perasaan di hati kecil kita untuk melakukan apa yang bisa memuaskan pikiran kita(kedagingan).  Tuhan tidak benar-benar meninggalkan umat- Nya yang penuh dengan kelemahan, Dia sudah memberikan Roh Kudus untuk menyertai kita sampai kedatangan- Nya yang ke dua kali!  Jadi percayalah bahwa hati nurani kita yang terkadang “memperingati” kita secara halus adalah pekerjaan Roh Kudus.  Pekerjaan Roh Kudus tersebut juga tentu adalah bukti penyertaan Tuhan yang selalu ingin kita hidup bebas dari pencamaran dosa yang sudah dilepaskan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib!

Roh Kusus selalu menjaga dan mengingatkan kita, namun pilihan jatuh ke tangan kita sendiri! Jadi pilihlah apa yang Roh Kudus bisikan! Sebab itulah yang menjadi kehendak Tuhan!

“Demikian juga Roh membantu
Kita dalam kelemahan kita;
Sebab kita tidak tahu,
Bagaimana sebenarnya harus berdoa;
Tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada
Allah dengan keluhan-keluhan
Yang tidak terucapkan”
Roma 8:26


GOD Bless u

Sunday, May 27, 2012

(ArBer)Dimanakah ujung bumi?


Dimanakah ujung bumi?


Pada abad pertengahan, para ilmuwan berlomba untuk mencari tahu bagaimanakah bentuk bumi?   Ada yang mengatkan bahwa bumi ini bulat, namun banyak juga yang mempunyai pandangan bahwa bumi ini datar, dan terdapat sebuah tempat atau wilayah yang disebut unujug bumi.  Pendapat itulah yang akhirnya banyak memotivasi para pelayar untuk mengarungi samudera untuk menemukan ujung bumi.

Saat ini kita semua tentunya telah setuju bahwa bumi berbentuk bulat.  Berlayar sampai dimanapun, hanya akan mengembalikan kita pada tempat dimana kita mulai berlayar.  Jadi ujung bumi yang merupakan tempat terujung dari bumi ini dapat dipastikan tidak ada.  Lalu pertanyaan yang muncul adalah mengapa dalam Firman Tuhan, justru terdapat kata – kata ujung bumi yang keluar melalui mulut Nabi- nabi ataupun mulut Kristus itu sendiri?

Dimanakah letak ujung bumi yang dimaksukan dalam Firman Tuhan, seharusnya tidak menjadi fokus keimanan kita kepada- Nya!  Hal yang wajib kita lakukan justru adalah mengartikan secara keseluruhan maksud Tuhan dalam sebuah kalimat yang utuh!  Contoh sederhananya adalah pada saat Tuhan hendak terangkat ke Sorga, Dia secara khusus meminta kita menjadi saksinya sampai pada ujung bumi.  Esensi dari kalimat tersebut tentunya bukan mengutus kita sampai suatu tempat yang bernama ujung bumi, melainkan untuk meneruskan pekerjaan-Nya di dunia ini untuk menyebarkan kasih dan firman- Nya!  Target yang harus dicapaipun adalah ke seluruh pelosok bumi ini!bahkan jika ada ujung bumi, kita pun harus sampai di sana untuk menyaksikan kasih dan keselamatan dari- Nya!  Jadi jelaslah sudah, bahwa kita tidak perlu berlarut-larut dalam mencari tahu dimana letak ujung bumi, akan tetapi fokuslah pada panggilan-Nya untuk menjadi saksi dimanapun kita berada baik itu di ujung bumi ataupun di pankal bumi!

Intinya adalah apabila ada ujung bumi maka kita harus setia menyebarkan Firman Tuhan sampai titik penghabisan itu, dan apabila tidak ada ujung bumi, maka kita tetap harus memutari bumi ini untuk menjadi terang dan saksi Kristus! Sederhana bukan?


“Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami:
Aku telah menentukan engkau
Menjadi terang bangsa-bangsa yang
Tidak mengenal Allah
Supaya engkau membawa keselamatan sampai
Ke ujung bumi”
Kisah Para Rasul 13:47


GOD Bless u