Thursday, July 30, 2009

(ArBer) Terhindar dari maut


Terhindar dari maut


Suatu hari ada seorang pendeta yang hendak berpergian untuk melakukan perjalanan misinya menuju daerah terpencil. Daerah tersebut hanya bisa ditempuh dengan perahu tradisional/perah nelayan. Pada saat pendeta tersebut ingin menaiki perahu tersebut ternyata, dia diserobot oleh sepasang muda-mudi. Memang kapasitas hanya untuk satu orang lagi, tetapi mereka memaksa masuk, akhirnya sang pendetapun mengalah dan membiarkan perahu tersebut berangkat.


Pendeta dengan sabarnya menanti keberangkatan berikutnya 2 jam kemudian. Satu jam kemudian terjadilah angin ribut. Bersamaan dengan itu pengawas keberangkatan mengumumkan keberangkatan berikutnya harus ditunda karena cuaca buruk. Mereka juga mengatakan tidak berani mengambil resiko karena perahu yang sebelumnya berangkat dikabarkan mengalami kecelakaan akibat cuaca buruk tersebut.Seseorang kemudian mendekati pendeta tersebut dan mengatakan “untung bapak tadi mengalah kepada pasangan muda-mudi tersebut, sehingga bapak terhindar dari maut”. Pendeta tersebut hanya berdiam dengan wajah sedih, kemudian dia berkata “jika saya ada dalam perahu tersebut mungkin Tuhan akan menjauhkan maut tersebut dari pada kami, seandainyapun maut tetap terjadi paling tidak pada saat didalam perahu saya sudah mengabarkan berita keselamatan kepada sesama penumpang perahu”.


Terkadang jika kita terhindar dari maut, kita merasa beruntung. Memang wajar kita bersyukur tapi hal tersebut jangan terlal dibanggakan. Tuhan pasti mempunyai maksud tersendiri jika kita diluputkan dari maut, begitu juga apabila kita harus mengahadapi maut. Hidup kita sudah diaturnya bahkan semanjak kita dalam kandungan Ibu kita, jadi tidak ada yang namanya keberuntungan pribadi dan kesialan hidup. Tuhan punya maksud dalam setiap hal, bahkan dalam hal buruk sekalipun. Hiduplah berserah kepada-Nya, bersyukurlah jika kita terhindar dari muat sambil berdoa meminta petunjuk-Nya agar kita mengerti kehendak-Nya.


“TUHAN telah menghajar

aku dengan keras,

tetapi Ia tidak menyerahkan aku kepada maut”

Mazmur 118:18


GOD Bless u

(ArBer) Tetap berusaha meraih impian.


Tetap berusaha meraih impian.


Setiap individu harus mempunyai impian. Impian atau cita-cita adalah bagaikan energi untuk bergerak. Hidup tanpa tujuan ataupn cita-cita hanya akan membuat kehidupan manusia tidak “hidup” sepenuhnya. Jika tidak ada impian yang ingin dituju maka kehidupan akan sanagat monoton, apapun yang dilakukan hanya semata-mata untuk menyambung hidup saja tanpa memikirkan hal lain.


Impian setiap orang berbeda antara satu dengan lainya. Apapun akan kita lakukan untuk meraih impian. Bahkan bisa jadi kita rela mengorbankan segalannya untuk meraih hal tersebut. Sewaktu seseorang yang masih muda biasanya masih bersemangat mengejar cita-cita, namun biasanya seiring berjalannya waktu dan bertambahnya umur, impian bukan lagi menjadi fokus utama. Lambat laun impian akan sirna seiring dengan himpitan serta hadangan – hadangan dalam mencapai impian.


Sebagai seseorang yang beriman kita harus tetap focus dengan apa yang ingin kita raih dalam hidup ini. Beriman adalah kekuatan dasar kita untuk percaya kepada-Nya, dengan iman juga kita harus percaya segala upaya yang kita lakukan saat ini nantinya akan mencapai impian yang akan kita raih. Perjalanan menuju impian kita memang tidaklah mudah dan serba tidak pasti, namun kita punya Tuhan yang Maha pasti. Berusahalah dengan sekat tenaga dengan berfokus pada apa yang ingin kita raih. Sambil terus berdoa dan berserah kepada Tuhan maka apa yang kita kerjakan pasti akan membawa kita kepada impian kita. Jadi tetaplah berusaha meraih impian dengan sekuat tenaga sesuai kehendak-Nya!


“Karena mereka semua mau menakut-nakutkan kami

pikirnya: mereka akan membiarkan pekerjaan itu

sehingga tak dapat diselesaikan.

Tetapi aku justru berusaha sekuat tenaga”

Nehemia 6:9


GOD Bless u

Tuesday, July 28, 2009

(ArBer) Kamera Pengawas.


Kamera Pengawas.


CCTV atau kamera pengawas sudah menjadi kebutuhan utama didalam gedung-gedung atau tempat – tempat umum. Fungsi kamera pengawas memang sangat penting, dengan kaera pengawas tersebut banyak hal yang bisa terawasi. Tempat – tempat penting seperti bank, kantor-kantor pemerintahan sampai hotel berbintang sangat engandalkan kamera pengawas ini, jika ada kejadian yang berbahaya atau menimbulkan kekacauan(misalnya bom) maka rekaman dari kamera pengawaslah yang bisa dijadikan sebagai buktidan kunci penyelidikan daripihak berwajib.


Mungkin bagi sebagian orang ,kamera pengawas dapat menimbulkan rasa risih. Mereka merasa risih karena dengan adanya kamera pengawas setiap gerak-geriknya akan selalu menjadi sorotan, walaupun sebenarnya mereka tidak perlu risih jika mereka memang tidak melakukan hal – hal yang buruk.

Percaya atau tidak setiap hari gerak- gerik kita memang selalu diawasi Tuhan. Mungkin kita merasa bisa lari dari kesalahan kita dan bersembunyi di tempat yang tidak dapat ditemukan siapapun, namun Tuhan selalu dapat mengetahui dan melihat kita. Setiap orang pasti pernah berbuat kesalahan, dan setiap kesalahan kita jelas tidak mungkin tersembunyi di mata Tuhan. Datanglah ke pada Tuhan untuk meminta maaf serta segeralah bertobat jika memang kita melakukan kesalahan.


Janganlah merasa risih jika “kamera pengawas” dari Tuhan mengawasi kita setiap harinya. Jika apa yang kita lakukan adalah baik, maka rekaman dari “kamera pengawas” tersebut bisa menjadi bukti nyata Iman kita kepada Tuhan.


“Mata Tuhan ada disegala tempat,

mengawasi orang jahat

dan orang baik”

Amsal 15:3

GOD Bless u

Monday, July 27, 2009

(ArBer)Bukan Salah Babi



Bukan Salah Babi



Penyakit Flu babi yang sedang mengancam manusia adalah berasal dari virus A-H1N1. Virus ini berasal dari binatang babi, namun virus ini kemudian mampu berevolusi sehingga melalui udara virus tersebut juga bisa masuk ke dalam tubuh manusia. Virus yang terdapat dalam tubuh akan menyerang sistem ketahanan tubuh manusia kemudian serangan inilah yang akhirnya membuat manusia menderita sakit penyakit yang gejalanya mirip dengan penyakit Influenza. Namun bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat dalam hitungan hari penyakit ini akan mengakibatkan kematian.


Penyakit ini sudah menyebar hampir ke seluruh belahan dunia, lalu siapa yang menjadi pihak yang paling bertanggung jawab atas penyakit ini? Apakah binatang babi?

Tentu saja ini bukan salah babi, karena babi yang menularkan penyakit ini justru adalah babi yang hidup di peternakan. Babi dalam peternakan tidak bisa dipersalahkan, karena bagaimanapun ada manusia yang menguasainya, bisa jadi manusia lalai dalam membersihkan kandang serta kotoran babi sehingga virus-virus akan lebih mudah dan cepat berkembang biak. Kita harus bersikap dewasa dalam melihat fenomena penyakit ini. Jika penanganan yang dilakukan manusia tepat dan cepat mungkin saja penyakit ini tidak mudah tersebar ke seluruh belahan bumi.


Dalam setiap penyakit yang ada di muka bumi ini, terdapat tanggung jawab manusia yang gagal diwujudkan. Tuhan menciptakan manusia sebagai penguasa atas makhluk ciptaan-Nya yang lain. Dengan demikian kita seharusnya bisa menangani atau paling tidak manusia seharusnya mampu mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan makhluk lain ( binatang) yang juga ciptaan Tuhan. Satu hal yang pasti Tuhan tidak mungkin menciptakan binatang untuk mendatangkan musibah bagi umat manusia, kecuali ,manusia itu sendiri yang lalai bertanggung jawab atas binatang-binatang tersebut.



"Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu"

Amsal 27:23


GOD Bless u


Thursday, July 23, 2009

(ArBer) Cerdik yang disertai pengetahuan


Cerdik yang disertai pengetahuan


Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna, baik secara fisik maupun akal pikiran. Berbeda dengan bintang yang hanya mengandalkan insting, manusia dikarunia akal untuk berpikir. Insting berfungsi untuk bertahan hidup denan cara-cara yang alami, sedangkan dengan akal pikiran, manusia bukan saja hanya bisa bertahan hidup, tetapi manusia juga dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik serta bahagia.


Pendidikan sangat penting untuk mengasah akal dan pikiran kita. Sama pentingnya dengan mempelajari firman Tuhan, pengetahuan secara formil juga sangat dibutuhkan dalam kehidupan ini. Bayangkan saja bagaimana mungkin kita bisa membaca firman Tuhan jika kita belum bisa membaca text tertulis dalam firman Tuhan tersebut. Pengetahuan secara formil juga akan membawa kita menjadi hidup penuh dengan hiknat serta kebijaksanaan. Kita lebih mudah menerima perbedaan, kita bisa mencari cara – cara kreatif untuk mewartakan firman Tuhan, dan yang paling penting segala tindakan kita kita yang tertata dengan sistematis yang disertai kasih akan menjadikan pengaruh positif bagi lingkungan sekitar kita.


Firman Tuhan adalah perintah Tuhan yang harus menjadi pegangan hidup dasar dari eksistensi kita dalam dunia ini. Kemudian dengan pendidikan, maka pengetahuan kita akan terasah untuk melakukan banyak kehendak Tuhan dalam kehidupan ini. Jadi hiduplah dengan penuh kasih dan pergunakanlah pengetahuanmu dengan cerdik agar kasihmu bisa diterima serta membawa manfaat bagi banyak orang.


“Orang cerdik bertindak dengan pengetahuan,

tetapi

orang bebal membeberkan kebodohan”

Amsal 13:16


GOD Bless u

(ArBer) Bersahabat dengan musuh


Bersahabat dengan musuh


Bukanlah hal sulit untuk bersahabat dengan sesorang yang selalu baik dan menguntungkan kita. Akan sedeikit berbeda jika kita mampu merangkul serta besahabat dengan orang yang sama sekali tidak membawa keuntungan bagi kita, namun justru sering mengecewakan kita.


Bersahabat dengan musuh bukanlah perkara mudah. Terkadang kita bisa terlihat bersahabat dengan orang yang kita benci, namun itu hanya sebuah”topeng” demi suatu kepentingan tertentu. Sebagai contoh, biasanya kita harus menunjukkan bahwa kita bersahabat dengan atasan atau rekan kerja kita demi kemajuan perusahaan, padahal belun tentu kita melakukannya dari hati yang paling dalam. Sebenarnya pada saat kita menganggap orang tersebut bersalah, seharusnya kita harus lebih mengenal orang tersebut lagi. Setelah mengenal lebih dalam kita pasti akan menemukan alasan mengapa mereka berbuat demikian. Barulah setelah itu kita bantu mereka semampu kita agar mereka tidak melakukan kesalahan atau halyang tidak kita sukai lagi.


Satu hal yang harus kita ingat, tugas kita adalah menasehati mereka, untuk merubah mereka hanya Tuhan yang mampu. Serahkanlah kepada Tuhan apa yang belum bisa kita rubah dari orang-orang yang mengecawakan kita. Janganlah memusuhi mereka, karena kita juga tidak mau dimusuhi orang lain akibat kesalahan kita yang belum kita perbaiki seutuhnya.


“Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku

Aku berkata : Kasihilah musuhmu

Berbuatlah baik

Kepada orang yang membenci kamu”

Likas 6:27


GOD Bless u

Tuesday, July 21, 2009

(ArBer) Ledakan besar dari hal kecil.



Ledakan besar dari hal kecil.


Bubuk mesiu adalah bahan yang digunakan untuk membuat dynamite/bom/bahan peledak. Walaupun bentuknya hanya serbuk, tetapi jika dibakar atau , terkena percikan api maka ledakan yang dihasilkan akan sangat besar dan dahsyat. Dampak dari bubuk yang dijadikan bahan peledak memang cukup berbahaya, bila digunakan oleh orang yang bermaksud jahat maka dampaknyapun akan buruk.(misalnya teroris menggunakannya untuk meledakkan fasilitas umum dan lainnya). Oleh karena itu bahan peledak dilarang penggunaannya untuk masyarakat umum, bahan peledak hanya dipergunakan untuk keperluan militer serta hal lainnya (misalnya untuk merobohkan bangunan tua), dan hanya orang-orang/ organisasi-organisasi tertentu yang dapat memperolehnya.


Perasaan dendam sama halnya dengan bom/dynamite. Kesalahan yang tidak pernah kita lupakan walaupun kecil, nantinya akan menimbulkan rasa dendam. Kemudian dari rasa dendam tersebut akan menimbulkan dampak besar yang buruk seperti iri hati dan akar kepahitan. Jika sudah demikian maka segala sesuatu akan menjadi sangat subyektif sehingga tidak ada memungkinkan pikiran kita menerima segala hal yang sudah kita tolak. Rasa dendam sangat berbahaya, bahkan dendam adalah akar dari kejahatan besar seperti pembunuhan.


Sebagai orang-orang yang beriman sebisa mungkin kita menjauhi rasa dendam. Apabila kata maaf sudah keluar dari bibir maka seharusnya kata itu juga boleh terus berdiam dalam hati dan pikiran kita. Kita sebagai orang Kristiani terkadang mudah memaafkan namun tidak mudah untuk melupakan kesalahan orang lain. Berdamailah dengan diri sendiri dengan menerima sepenuh hati permintaan maaf orang lain. Jika hati sudah berdamai dengan rasa dendam dalam pikiran, maka “serbuk” dendam yang siap untuk membuat ledakan besar tidak akan berfungsi lagi. :)


“Janganlah engkau menuntut balas,

dan janganlah menaruh dendam

terhadap orang-orang sebangsamu,

melainkan kasihinilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri

Akulah TUHAN”

Imamat 19:18


GOD Bless u


Friday, July 17, 2009

(ArBer) Perlu bantuan?


Perlu bantuan?


Semua orang perlu bantuan, baik bantuan fisik secara langsung maupun bantuan berupa dukungan semangan,perhatian ataupun bantaun lainnya. Terkadang kita salah menempatkan bantuan, bantuan yang seharusnya belum kita perlukan kita priositaskan sedangkan bantuan yang sifatnya daruat malah tidak kita prioritaskan.


Bantuan tidak selamanya hanya berupa bantuan langsung secara fisik, atau juga bantuan dalam dalamhal dana. Misalnya saja pada kegiatan perjalanan misi yang diadakan oleh salah satu komisi dalam gereja. Perjalanan misi tentu saja membuthkan sumber dana yang tidak sedikit, namun bukan berarti komisi lain hanya memberikan bantuan yang hanya diprioritaskan pada bantuan dana. Seharusnya sesama tubuh Kristus, komisi lainnya bisa juga menawarkan bantuan lainnya, misalnya dukungan doa, ataupun dorongan semangat kepada mereka yang akan langsung terjung ke masyarakat untukmelakukan perjalanan misi.


Kita harus menanamkan secara dini tata rasa yang kuat dalam memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Apa yang mereka butuhkan hanya mereka sendiri yang tahu pasti, mungkin kita bisa menilai apa keinginan mereka hanya dari luarnya saja, namun kita belum tentu bisa menebak sebenarnya apa yang ada dalam benak pikiran serta hatinya. Oleh karenanya tanyakanlah dahulu apa yang diperlukan orang yang membuthkan bantuan tersebut, setelah menerima jawaban pasti maka prioritaskanlah bantuan kita pada apa yang mereka perlukan dan sekaligus mampu kita kerjakan/bantu. Bantuan yang cepat serta tepat sangat berarti bagi merekayang sedang tak berdaya.


“Alangkah baiknya bantuanmu kepada yang tidak kuat,

dan pertolonganmu

kepada lengan yang tidak berdaya!”

Ayub 26:2


GOD Bless u

Thursday, July 16, 2009

(ArBer) Memberikan uang saja tidak cukup.


Memberikan uang saja tidak cukup.


Setiap hari kita berpapasan dengan pengemis. Walaupun Jakarta adalah salah satu kota metropolitan yang modern, tetap saja selalu ada pemandangan miris dari para pengemis. Dari usia anak-anak sampai mereka yang lanjut usia, semua pengemis tersebut sepertinya sulit untuk diberantas.


Sebenarnya kata diberantas tidaklah tepat, melihat perkembangan ekonomi saat ini. Pengemis bisa jadi adalah korban krisis ekonomi berkepanjangan. Namun tetap saja kita tidak menutup kemungkinn kalau mereka juga bagian dari suatu organisasi yang sengaja menjadikan pengemis sebagai salah satu profesi yang mendatangkan keuntungan. Lalu pertanyaanya, bagaimana sikap kita sebagai orang Kristen dalam melihat fenomena sosial tersebut?


Tuhan pernah berfirman bahwa jika kita inging memperlakuka-Nya dengan baik maka perlakukanlah hal yang sama kepada orang-orang hina tersebut(pengemis atau kaum duafa). Terlepas dari kontorfersi mengapa mereka memilih untuk mengemis, kita wajib untuk memberikan apa yang bisa kita berikan kepada mereka, karena mereka memang membutuhkan kita. Jika kita merasa tidak perlu memberikan unag kepada pengemis yang masih dalam usia produktif, maka kita bisa memberikannya makanan atau minuman, lalu jikalau uang tidak ada pada kita maka senyumpun rasanya sudah cukup. Memang kita tidak harus memanjakan mereka yang masih sehat secara fisik dan masih muda dengan memberikan terus apa yang mereka minta. Intinya apapn yang bisa kita berikan, haruslah kita berikan dan jangan menahannya, satu hal yang paling penting tentunya yaitu berdoa untuk mereka. Kita harus memberikan apa yang bisa kita berikan, karena ada bagian mereka dalam segala berkat yang Tuhan titipkan kepada kita. Akan tetapi itusaja tidak cukup, kita juga wajib mendoakannya agar apapun yang bisa kita berikan dapat bermanfaat bagi mereka, atau paling tidak dapat merubah mereka agar terbuka jalan bagi mereka untuk mempunyai kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat.


“Aku berkata kepadamu,

sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan

untuk salah seorang dari saudara-Ku

yang paling hina ini,

kamu telah melakukannya untuk Aku”

Matius 25:40


GOD Bless u

Wednesday, July 15, 2009

(ArBer) Tergelincir


Tergelincir


Tank adalah kendaraan yang digunakan untuk berperang. Pada peperangan di daratan, Tank adalah “raja”nya, selain bodynya yang kuat, tankjuga tidak menggunakan ban karet yang mudah pecah. Hampir semua medan bisa dilalui oleh kendaraan ini. Secara logika mobil tank yang besar dan kuat sangat tak mungkin bisa tergelincir. Namun gambar diatas sudah membuktikan bahwa sesuatu yang kuat dan besar bisa saja jatuh.


Pelajaran yang dapat diambil adalah, bahwa sebesar apapun kemampuan dan kelebihan kita, jika tidak dipergunakan dengan baik, maka cepat atau lambat kita akan “tergelincir”. Sama halnya dengan tank yang mempunyai roda sempurna dan mampu melewati segala medan, kita juga terkadang merasa dewasa dan mampu menyelesaikan permasalahan apapun dengan seorang diri. Kesombongan terkadang memang tidak terasa sebelum kita akhirnya tergelincir jatuh.


Banyak yang bisa kita andalkan didalam hidup ini, jika kita memilih untuk mengandalkan diri sendiri pastikanlah kita sudah mengandalkan Tuhan terlebih dahulu sebelum bertindak sendiri. Memang tdak ada salahnya mengandalkan diri sendiri, namun jika hanya mengandalkan diri sendiri kita bisa saja menjadi sombong jika berhasil menyelesaikan suatu permasalahan. Kesombongan itulah nantinya akan membuat kita tergelincir. Bertobatlah dan andalkanlah Tuhan! Jikalau Tuhan yang kita andalkan dahulu, segala sesuatu yang berhasil kita kerjakan justru akan membuat kita semakin dekat dengan-Nya, dengan demikian kita akan sulit “tergelincir”


“Bertobatlah hai Israel,

kepada TUHAN, Allahmu,

sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu”

Hosea 14:2

GOD Bless u

Tuesday, July 14, 2009

(ArBer) Tikungan berbahaya.


Tikungan berbahaya.


Lany baru saja menyelesaikan SMU di kampong halamannya. Lany memutuskan untuk melanjutkan pendidikanya ke tingkat universitas. Untuk dapat masuk universitas negeri, Lany belajar dengan giatnya untuk menghadapi ujian saringan masuk universitas negeri. Singakat cerita cita-cita Lany akhirnya menjadi kenyataan, dia diterima oleh universitas negeri di Jakarta. Kemudian permasalahannya adalah Lany harus berpisah dari kedua orang tuannya serta hidup seorang diri di Jakarta yaitu sebuah kota metropolitan yang begit banyak menyimpan godaan duniawi. Lanny yang sama sekali belum pernah datang ke Jakarta, menyadari jalan kehidupannya sedang menuju “tikungan berbahaya” yang dipenuhi kabut suram.


Setiap jalan kehidupan kita memang tidak selamanya lurus, terkadang kita juga bisa sampai pada tikungan-tikngan berbahaya. Butuh sebuah keberanian untuk melewati semuanya tersebut, jika kita ragu sedikit saja mungkin akibatnya akan fatal. Keberanian untuk mengahdapi sesuatu yang belum jelas tidak mungkin muncul begitu saja. Diperlukan sebuah keyakinan serta pengharapan yang kuat untuk melewati tikungan tersebut.


Sebenarnya kita adalah anak-anak yang mempunyai pengahrapan kuat dalam kehidupan. Tuhan adalah sumber keyakinan kita untuk selalu mempunyai pengharapan. Jalan apapun yang kita lalui, berserahlah kepada-Nya, maka kekuatiran kita tidak akan membuat kita berhenti atau ragu-ragu menjalani kehidupan ini. Jika Tuhan adalah satu-satnya sumber pengharapan kita maka jangan takut menghadapi tikungan berbahaya dalam kehidupan, karena Tuhan tidak mungkin memberitahukan jalan tersebut untuk membuat kita jatuh ke jurang. Jalan kehidupan yang disediakan-Nya pasti diakhiri dengan sukacita oleh karena itu, lewatilah dengan penuh keberanian!


“Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan

Engkau akan melimpahi aku dengan

Sukacita di hadapan-Mu”

Kisah Para Rasul 2:28


GOD Bless u

Monday, July 13, 2009

(ArBer) Terlalu rumit.


Terlalu rumit.


Kemajuan jaman membuat segala sesuatu menjadi serba mudah. Manusia mampu mencapai ratusan kilo hanya dalam hitungan jam, mengolah makanan dalam waktu yang singkat, dan lain sebagainya. Manusia banyak terbantu oleh alat – alat teknologi yang mampu mempermudah kegiatan manusia serta menghemat tenaga.

Manusia memang dapat menghemat waktu dan tenaga, namun secara tidak langsung tetap saja terdapat dampak negatif dari semuanya itu. Salah satunya mungkin adalah manusia harus memikirkan hal-hal yang rumit. Manusia harus mencari formula dan menggunakan berbagai rumus atau metode untuk menciptakan sebuah alat. Setelah berhasilpun harus diujucoba dahulu sebelum digunakan, kemudian juga manusia harus memikirkan penanggulanggnya apabila terjadi kerusakan. Untuk melakukan hal sederhana akhirnya memang tidak membutuhkan tenaga banyak, akan tetapi justru membutuhkan pemikiran yang tidak sederhana.


Terkadang kehidupan kerohanian kita juga seperti sama seperti itu. Sebenarnya segala hal sangat sederhana di dalam Tuhan, namun karena terlalu kuatir akhirnya goyah juga iman kita. Seperti bangsa Israel yang terlalu kuatir dan memikirkan banyak hal rumit pada saat Tuhan melepaskan mereka dari perbudakan bangsa Mesir. Padahal Tuhan sudah memnyediakan makanan gratis, tetapi bukanya bersyukur mereka malah mengeluh. Hal yang sebenarnya sederhana, akan menjadi rumit jika iman kita lemah.


Lakukanlah dengan baik apa yang mampu kita lakukan, jangan terlalu banyak kuatir atau berpirkiran terlalu rumit! Percayakanlah saja segala sesuatunya kepada Tuhan.


“…….tetapi arahkanlah dirimu kepada

perkara-perkara sederhana.

Janganlah menganggap dirimu pandai!”

Roma 12:16

GOD Bless u

Friday, July 10, 2009

(ArBer) Tempat paling aman


Tempat paling aman

Semua anak-anak pasti setuju apabila dikatakan bahwa tempat paling aman untuk berlindung adalah berada diantara kedua orang tua kita. Mungkin di rumah, di perjalanan, di mobil atau di mana saja anak-anak pastinya akan merasa nyaman kalau mereka ditemani kedua orang tuanya. Namun semakin anak-anak tersebut bertumbuh, dewasa hal tersebut sudah tidak menjadi mutlak lagi. Biasanya anak-anak remaja terkadang malah merasa risih apabila selalu berada dalma perlindungan orang tuanya.

Pertumbuhan Iman dan rasa percaya kita kepada Yesus, juga serupa dengan hal tersebut. Pada saat kita lahir baru atau menerima Yesus untuk pertama kalinya kita selalu berlindung dan hidup dalam rasa aman pada "dekapan" kasih Yesus. Semakin kita bertumbuh dalam kasih-Nya, kita sudah mulai terlibat dengan banyak kegiatan pelayanan. Seiring waktu tersebut, pengetahuan akan injilpun akan semakin dalam, dan tanpa terasa kita sudah mulai sombong dan banyak bertindak demi nama Yesus namun tanpa melalui doa serta meminta penyertaan-Nya terlebih dahulu. Jika sudah demikian maka hati-hatilah, sebab kita sudah berada dalam bahaya ancaman kesombongan dan nafsu duniawi lainnya.

Sehebat apapun pengetahuan kita akan firman Tuhan ataupun kitab suci, tetap saja kita memerlukan hikmat dari pada-Nya untuk mengerti semuanya itu. Sesibuk apapun pelayanan kita dalam rumah-Nya tetap saja kita memerluakan berkat-Nya untuk memberikan dasar dan kekuatan dalam pelayanan. Apapun dan dimana saja kita tetap memerlukan perlindungan, dan perlindungan paling aman dari godaan duniawi(sombong, angkuh, ingin selalu dipuji dan lain-lain)adalah perlindungan dalam hangatnya dekapan kasih dari pada Bapa kita.

"Sebab TUHAN adalah tempat perlindunganmu,
Yang Maha tinggi
telah kau buat
tempat perteduhanmu"
Mazmur 91:9

GOD Bless u

Wednesday, July 8, 2009

(Arber)Terlalu cepatkah waktunya?


Terlalu cepatkah waktunya?

Kematian seseorang yang begitu berarti memang jarang yang bisa kita terima dengan lapang dada. Mungkin karena perhatian, jerih payah, atau kenangan - kenangan manis lainnya yang membuat kita menjadi sulit menerima bahwa mereka sudah tidak ada lagi di dunia ini. Baru - baru ini dunia digemparkan dengan kepergian bintang pop dunia yang mempunyai beratus-ratus ribu penggemar di berbagai belahan dunia. Michael Jackson meninggal akibat gagal jantung. Ironisnya hal tersebut terjadi justru sebelumnya dia merncanakan konser keliling dunia untuk terakhir kalinya sebelum dia meninggalkan dunia musik yang membesarkanya. Kepergiannya tersebut dirasakan terlalu cepat bagi para penggemarnya, yang terus berharap dia masih mampu menghibur dengan suara dan gaya dia yang unik pada saat diatas panggung.

Setaiap manusia nantinya pasti akan meninggal, namun pada saat manusia meninggal itulah awal dari pencitraan diri yang sebenarnya. Jika disepanjang hidup kita, apa yang kita tanamkan pada saat kita bernyawa, kemungkinan besar hasilnya akan lebih terlihat pada saat kita meninggal. Tuhan Yesus sendiri pada saat menjelang kematian-Nya bahkan sempat tidak diakui oleh murid yang selalu bersamanya selama Yesus melakukan pelayanan-Nya di dalam dunia. Namun setelah Yesus bangkit dan naik ke surga, barulah terjadi perubahan yang besar diantara para murid-Nya. Setelah sepninggalan Yesus para murid mulai berani untuk menyebarkan injil, dan banyak melakukan pelayanan seperti dengan apa yang Yesus ajarkan semasa hidup-Nya.

Kematian adalah rahasia Tuhan dan merupakan anugrah yang besar bagi kita orang-orang percaya. Lakukanlah hal terbaik yang kita bisa lakukan, mungkin hasil yang kita harapkan belum tentu bisa kita nikmati, tapi janganlah takut hasil tersebut tetap akan terjadi walaupun kita sudah tidak ada di dalam dunia ini. Jika setiap saat kita melakukan segala hal dengan sebaik-baiknya maka kematian tidak akan menjadi hal yang terlalu cepat datangnya.

"Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan
kerjakanlah itu sekuat tenaga karena tak ada pekerjaan,
pertimbangan, pengetahuan
dan hikmat
dalam dunia orang mati
kemana engkau akan pergi"
Pengkotbah 9:10

GOD Bless u

Tuesday, July 7, 2009

(ArBer) Peduli Pemilu.


<

Peduli Pemilu.


Tidak terasa kita sebagai rakyat Indonesia sudah mendekati hari yang disebut sebagai pesta demokrasi. Pesta demokrasi tersebut tidak lain adalah pemilu(pemilihan umum) yang diadakan 5 tahun sekali. Dikatakan pesta, karena pada saat pemilulah demokrasi benar – benar semua orang atau rakyat bisa merasakan dan ikut serta menikmati bentuk demorasi sebenarnya. Semua orang diberikan hak untuk memilih, dan pilihan pun sifatnya adil serta bebas menentukan pilihan tanpa tekanan. Lalu bagaimana dengan mereka yang memilih untuk tidak memilih?


Sebagai orang Kristen, kita seharusnya berperan serta aktif dalam pemilihan umum(untuk memilih Presiden). Siapapun pilihan kita tentunya harus kita bawa dalam doa. Jangan terlalu mengandalkan pilihan favorit kita yang nantinya akan memimpin negeri ini, tetapi justru kita berserah kepada Tuhan, dengan demikian Yuhan sendiri yang akan berkehendak apakah pilihan kita layak untuk memimpin bangsa yang besar ini. Siapapun nantinya yang akan terpilih haruslah kita dukung walaupun kita tidak memilihnya, atau bukan pasangan pemimpin yang kita favoritkan.


Pemilu bukan mengenai siapa yang akan memimpin, tetapi pemilu justru merupakan kesempatan bagi kita untuk ikut memberikan sumbangsih kita terhadap Negara. Mungkin kita jarang memikirkan keadaan atau kondisi Negara ini, oleh karenanya disaat kita memiliki kesempatan, maka pergunakanlah karena Negara membutuhkannya. Ikut memberikan suara kita untuk memilih adalah salah satu bentuk kepedulian kita terhadap pemilu, dengan demikian kita juga telah menjalankan perintah Yesus untuk memberikan apa yang patut kita berikan kepada pempmpin/penguasa.


“Lalu kata Yesus kepada mereka

kalau begitu berikanlah kepada Kaisar

apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar

dan kepada Allah

apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”

Lukas 20:25


GOD Bless u

Monday, July 6, 2009

(ArBer) Tidak alami


Tidak alami


Dibaptis atau dengan kata lain bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat bukanlah tujuan final dalam usaha manusia untuk meneganal pencipta-Nya. Menerima dan memberikan diri untuk dibaptis sebenarnya adalah awal dari perjalanan iman. Sebaliknya banyak orang-orang Kristen yang jarang datang beribadah pada hari Minggu, bahkan ada yang datang hanya pada perayaan hari besar agama saja(natal atau paskah)


Memberikan diri dibaptis menandakan kita sudah bersedia dirubah menjadi pribadi yang baru, selain itu kita juga menerima anugrah keselamatan dari Tuhan atas dosa-dosa kita. Perjalanan iman tentunya tidak berhenti sampai pada saat kita menerima anugrah keselamatan dari-Nya. Setelah menerimanya kita seharusnya mampu bertumbuh sesuai dengan kehendak-Nya yaitu dengan hidup berkenan serta melakukan kehendak-Nya melalui pelayanan terhadap sesama. Tuhan Yesus sendiri telah memberikan teladan dengan memberikan diri dibaptis terlebih dahulu sebelum Dia memangil ke 12 murid-Nya serta melakukan banyak pengajaran dan pelayanan.


Dalam hal pertumbuhan, kita juga jangan membatasinya dengan terlalu lama belajar ataupun bertumbuh dengan setahap demi setahap(alami). Belajarlah untuk tidak alami, dalam artian bertumbulah sesuai dengan kehendak-Nya. Jika Tuhan ingin kita bertmuh secara cepat(tidak alami) hal tersebut mungkin terlalu mudah bagi-Nya, namun terkadang diri kita sendiri yang justru menolak atau menunda kemamupan kta untuk bertumbuh cepat.(Misalnya : memilih-milih pelayanan, dan hanya sebatas pada hal yang bisa kita lakukan, ataupun kita cendurung tidak mau membuka diri untuk belajar hal-hal baru dalam pelayanan)


Jika ingin bertumbuh janganlah merasa nyaman dengan keadaan sekarang ini, belajarlah banyak hal baru agar bertumbuh terus setap harinya. Satu hal yang pasti, bukalah hati dan pikran kita untuk dibentuk Tuhan, serta bertumbuh tidak alami sesuai dengan kehendak sang Pencipta kita.


“tetapi dengan teguh berpegang kepada

kebenaran di dalam kasih

kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia,

Kristus yang adalah Kepala”

Efesus 4:15


GOD Bless u

Friday, July 3, 2009

(ArBer) Membangun bersama

Membangun bersama


Gereja adalah rumah Tuhan untuk semua orang. Gereja bukan hanya sebagai bangunan/wadah yang menampung kegiatan ibadah, Gereja juga berfungsi sebagai rumah doa, atau Gereja bisa juga sebagai pusat layanan masyarakat di bidang sosial atau kesehatan. Jika semua pihak sangat memerlukan Gereja, maka sudah selayaknya semua pihak tersebut ikut bertanggung jawab dalam menjaga eksistensi Gereja ditengah masyrakat.

Menjaga eksistensi yang dimaksudkan tentu bukanlah menjaga Gereja dalam bentuk fisik bangunan. Menjaga eksistensi juga bisa di fokuskan dalam hal pembangunan kegiatan didalamnya. Setiap pihak yang memerlukan bangunan bernama Gereja sudah sewajibnya ikut dalam kegiatan yang dapat saling membangun antar sesama. Secara konkret contohnya kita bisa salaing membangun melalui suatu kepedulian antar sesama, dengan saling mendoakan, bersama - sama saling bahu - membahu dalam kegiatan pelayanan atau saling menasehati serta memberikan semangat dalam pelayanan. Jika hal - hal demikian dilakukan maka akan ada suatu ikatan kasih antar semua pihak, dan selanjutnya semua akan merasakan aliran kasih Tuhan di dalam rumah-Nya.

Sama halnya dengan pembangunan fisik suatu rumah yang memerlukan seorang arsitek, seorang desain intererior, ahli bangunan, sampai dengan para pekerja lapangan yang ahli dalam menumpukkan bata, atau mencat rumah. Gereja juga membutuhkan berbagai pihak dalam "pembangunan" tali kasih antar sesama. Hubungan kasih yang erat antar sesama dapat membuat berbagai pihak dengan segala talenta yang dimilikinya merasa senang dan kerasan dalam rumah Tuhan. Satu hal yang pasti dan tak dapat dielakkan dalam hal membangun adalah, jika pembangunan melibatkan banyak pihak sesuai dengan kemampuan mereka masing - masing, maka pembangunan itu akan lebih cepat terliahat hasilnya.

" Haleluya pujlah nama TUHAN,

pujilah hai hamba-hamba TUHAN

hai orang-orang yang datang melayani rumah TUHAN

di perataran rumah Allah kita"

Mazmur 135:1&2

GOD Bless u


Thursday, July 2, 2009

(ArBer) Senjata makan tuan


Senjata makan tuan

Gambar diatas adalah sebuah gambar ilusi. Ada hal unik yang dapat diambil dari gambar tersebut yaitu, gambar yang kita ciptakan bisa saja justru mencelakakan kita. Setiap hari kita banyak berkomunikasi dengan banyak orang, jika kita tidak menggunakan lidah kita untuk mengeluarkan kata - kata yang kurang baik, maka bisa jadi kita sendiri yang justru akan merasakan hal buruk tersebut. Misalnya kita terlalu sering membicarkan orang lain dan selalu ingin mengkomentari sikap serta tindakan orang lain, maka cepat atau lambat kta sendiri akan di "cap" sebagai si tukang gosip.

Kata-kata bijak serta harapan-harapan yang positif akan membangun keimanan serta memberi pengaharapan bagi kita disaat kita jutuh dalam pencobaan. Sedangkan kata - kata negatif justru bisa saja membuat kita hidup dalam dosa pada saat kita ingin menjadi terang dunia. Kewajiban kita sebagai anak - anak Allah adalah menjadi terang. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan hal tersebut, salah satunya dengan memberikan perhatian bagi saudara - saudara seiman kita. Akan tetapi perhatian yang terlalu berlebihan akan kebiasaan buruk mereka tanpa menasehati atau memberikan solusi nyata, maka hal tersebut sama sekali tidak bermanfaat.

Carilah waktu yang tepat untuk berbicara 4 mata dengan saudara seiman kita. Mungkin kebiasaan nya memang buruk tetapi belum tentu jiwanya juga seperti itu, oleh karenanya kita sebagai orang - orang beriman harus menyadarkannya dan bukan sibuk membicarakan keburukanya. Berdoalah kepada-Nya untuk meminta hikmatnya dalam menggunakan lidah kita atau seluruh berkat kelebihan yang ada pada diri kita agar dapat kita gunakan sebaik-baiknya untuk kebaikan sesama serta demi kemulian nama-Nya. Hati-hatlah dalam berkata-kata jangan sampai kata-kata tersebut sia -sia seta menjadi senjata makan tuan bagi diri kita sendiri.

"Karena makin banyak kata-kata,
makin banyak kesia-siaan.
Apakah faedahnya untuk manusia?"
Pengkotbah 6:11

GOD Bless u

Wednesday, July 1, 2009

(ArBer) Kurang konsenterasi.


Kurang konsenterasi.

Adalah suatu hal yang wajar apabila kita berbuat suatu kesalahan, apalagi kesalahan tersebut adalah kesalahan yang tidak perdampak terlalu besar. Tetapi satu hal harus kita sadari, apabila kita bisa mencegah terjadi kesalahan, mengapa kita harus memaklumi kesalahan yang walaupun kecil? Biasanya kesalahan besar bisa diatasi dengan berbagai persiapan yang matang. Kesalahan kecillah yang kemudian sepertinya agak sulit untuk diatasi. Kesalahan kecil atau tak terduga biasanya muncul secara spontan. Kesalahan kecil bisa tentunya juga bisa dicegah. Cara palin efektih adalah dengan berfokus atau berkonsentrasi penuh pada apa yang kita kerjakan maka peluang terjadi kesalahan - kesalahan kecil tersebut akan semakin kecil juga.

Kehidupan rohani juga biasa mudah saja "terpelest" dalam kesalahan - kesalahan kecil. Mungkin kita adalah seorang aktivis atau pelayan dalam rumah Tuhan, tetapi itu bukan jaminan kita bebas dari kesalahan kecil. Misalnya saja akbat kesibukan yang terus menerus dalam Gereja, kita sendiri akhirnya kehilangan waktu untuk berkomunikasi dengan keluarga. Hal tersebut memang masalah kecil, namun tetap saja itu merupakan sebuah kesalahan.

Jika pada pelayanan kita yang difokuskan adalah kasih, maka seharusnya kita belajar untuk mengasihi siapa saja. Memang jemaat memerlukan pelayanan kasih daripara pelayan Tuhan, namun jangan lupakan keluarga kita yang tentunya juga sangat memerlukan kasih. Berdoalah dahulu untuk meminta penyertaan Tuhan sebeum mengerjakan suatu hal serta Belajarlah untuk berfokus serta berkonsenterasi penuh terhadap apa yang kita kerjakan. Jangan memikirkan terlalu banyak hal yang tidak penting, sedikit saja kta kurang konsenterasi maka kesalahanpun akan terjadi.

"Apabila bertambah banyak pikiran
dalam batinku,
penghiburan-Mu menyenangkan
jiwaku"
Mazmur 94:19

GOD Bless u