Monday, February 28, 2011

(ArBer)Menanti giliran dengan sabar.


Menanti giliran dengan sabar.


Pemandangan diatas mungkin memang jrang terjadi, apalagi di ibukota Jakarta. Bagaimana mungkin seorang pengendara sepeda motor bisa dengan sabar menanti lampu hijau. Bahkan bukan hanya sabar, dia juga memilih bersantai sambil menunggu gilirannya berjalan.


Kesabaran memang merupakan suatu kata yang langka, apabila melihat kepadatan di jalan raya. Para pengguna jalan raya selalu berebut untuk cepat sampai ke tujuan. Jika semuan tujuannya adalah sama yaitu ingin cepat samapai, maka tidak akan ada yang mau mengalah apalagi bersabar. Dengan keadaan jalan yang terlalu sempit untuk menampung jumlah kendaraan yang semakin banyak, maka keadaan akan semakin kacau jiak tidak ada kendaraan yang mau mengalah atau bersabar menanti giliran untuk berjalan.


Kesabaran juga merupakan kunci utama dalam setiap doa-doa yang kita panjatkan. Doa yang selalu disertai permintaan biasanya diikuti dengan perasaan tidak tenang. Bahkan bagi mereka yang kurang beriman, biasanya doa justru dijadikan “ajang” untuk menuntut Tuhan agar cepat memberikan apa yang kita inginkan. Sanagat manusiawi sekali jika kita meminta disertai dengan batasan waktu untuk mendapatkannya, namun dalam hal waktu kita justru harus berserah sepenuhnya kepada kuasa Tuhan. Kita bebas meminta apa saja yang kita inginkan selama hal tersebut berguna Tuhan pasti akan memberikannya, akan tetapi masalah waktu, hanya Dia yang berkuasa memberikanya. Satu hal yang pasti waktu Tuhan tidak pernah datang terlalu cepat atau terlalu lambat, jadi sabarlah menunggu!


Menanti giliran dengan sabar, berarti juga mendapatkan waktu lebih banyak. Waktu menati tersebutlah yang dapat kita manfaatkan dengan semaksimal mungkin dan semakin kita bersabar maka kita akan semakin siap menerima apa yang ingin kita dapatkan!


“Abraham menanti dengan sabar

Dan dengan demikian

Ia menperoleh apa yang dijanjikan

kepadanya.”

Ibrani 6:15


GOD Bless u

Sunday, February 27, 2011

(ArBer)Presiden saja suka menghibur


Presiden saja suka menghibur


Foto diatas adalah salah satu keisengan yang dilakukan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama. Walaupun dia secara jabatan adalah orang yang paling dihormati dinegerinya, namun hal tersebut sama sekali tidak mengurangi rasa humornya. Presiden juga orang biasa yang membutuhkan hiburan dan tentu saja bisa menghibur orang-orang disekitarnya. Di saat ada kesempatan untuk mencairkan suasana dan menhibur para staffnya, maka Presiden yang dikenal dengan nama “Barry” (saat bersekolah di Indonesia) itu pun tidak sungkan untuk bercanda dengan mereka.


Apakah saat ini kita terjebak dalam rutinitas yang menyita pikiran dan tubuh kita? Stress bisa saja terjadi, dan apabila stress sudah menguasai pikiran kita, maka hanya masalah waktu saja, berbagai macam penyakit akan segera menyerang tubuh kita. Lalu apakah kita pernah dhibur orang lain, sehingga stress kita hilang? Atau kita sendiri pernah menghibur sesama kita yang sedang stress atau bersusah hati?


Sesekali hiburan memang dibituhkan. Selama beraktivitas kita memang membutuhkan keseriuasan agar tetap fokus akan apa yang kita kerjakan. Dengan sungguh-sungguh berkerja atau beraktivitas menunjukkan profesionalisme kita dalam bidang yang telah kita pilih. Akan tetapi bukan berarti kita harus selalu bersikap tegang dalam menghadapi sesama kita Selma jam-jam kita beraktivitas. Kita memerlukan canda tawa untuk saling menghibur sesama, dan dengan demikian akan menciptakan kehangatan dalam suasana aktivitas kita. Suasana hangat yang dipenuhi oleh sukacita akan berdampak pada produktivitas kita dalam bekerja, oleh karena itu dimanapun kita berada kita wajib menyediakan waktu juga untuk menghibur dan dihibur.


Menghibur sesama selain menimbulkan kehangatan kasih juga, secara tidak lansung akan menghilangkan pikiran penat di otak kita. Jadi saling menghiburlah, baik melaui perkataan maupun perbuatan nyata!


“Mereka akan menguhibur kamu,

Kalau kamu melihat

Tingkah lakunya

…….”

Yehezkiel 14:23


GOD Bless u

Thursday, February 24, 2011

(ArBer)Minta tolong atau nodong?


Minta tolong atau nodong?


Sampai ke esokan hari lagi, orang yang ingin mencari tumpangan tersebut belum tentu mendapatkan tumpangan. Penyebabnya bukan karena tidak ada oreang yang perduli terhadapnya, akan tetapi permasalahannya adalah karena orang tersebut membawa mencoba mencari tumpangan dengan membawa senjata tajam. Para pengendara mobil tentu saja tidak mau mngambil resiko memberikanya tumpangan, karena bisa jadi mereka malah menjadi korban perampokan dari orang yang membutuhkan tumpangan tersebut.


Sadar ataupun tidak terkadang kita juga salah dalam meminta bantuan. Penyebab tidak adanya pertolongan kepada kita, bisa jadi bukan karena orang-orang tidak menyukai kita. Bisa jadi karena kita meminta bantuan dengan cara yang salah(tutur kata yang sombong, waktu yang tidak pas, atau meminta tolong dengan paksaan dan ancaman). Apabila kita sudah membiasakan diri meminta bantuan kepada sesama dengan memaksa atau mengancam, bisa jadi kita juga melakukan hal serupa saat berdoa dan meminta tolong kepada Tuhan.


Permohonan kita yang sudah lama kita inginkan dan kita bawa dalam doa sepertinya belum ada jawaban dari Tuhan. Bila hal tersebut terjadi, alangkah baiknya kita memeriksa diri kita ataupun cara kita memohon dalam doa-doa kita. Berdoalah dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati!, janganlah memfoskan doa kita hanya kepada permohonan kita, akan tetapi senantiasa ucapkanlah rasa syukur kita kepada-Nya! Dan yang terakhir berserahlah kepada-Nya dan biarlah kehendak-Nya yang jadi, dan bukan kehendak kita! Tuhan tidak memandang siapa yang meminta tolong, apakah dia orang berdosa, orang jahat, orang berpangkat, orang tua bahakan anak kecil sekalipun, akan tetapi Tuhan memperhatikan cara mereka memohon, yaitu dengan memandang hati yang sungguh-sunnguh dan penuh keberserahan.


Siapapa saja boleh memohon pertolongan kepada Tuhan, akan tetapi mereka yang memohon dengan cara benarlah(sungguh-sungguh serta penuh keberserahan) yang akan didengar-Nya.


“Elia adalah manusia biasa sama seperti kita

Dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa

Supaya hujan jangan turun,

Dan hujanpun tidak turun di bumi

Selama tiga tahun dan enam bulan”

Yakobus 5:17


GOD Bless u

Wednesday, February 23, 2011

(ArBer)Sudah beda, salah pula!



Sudah beda, salah pula!


Berani tampil beda adalah kalimat motivasi yang tepat untuk mereka yang kehidupannya kurang berimprovisasi. Alangkah baiknya setiap orang berani berkreativitas, dan tidak selalu mengikuti yang sudah ada. Keberanian untuk tampil beda akan membuat diri termotivatisi untuk terus berkreasi, lalu kemudian akan muncul ide-ide baru yang segar dan membawa perubahan.


Ilmuwan –ilmuwan terdahulu adalah mereka yang berani tampil beda dengan ide-ide cemerlang yang cukup aneh pada jaman mereka. Namun justru ide-ide aneh dan keberanian mereka untuk menciptakan sesuatu yang beda itulah yang mendorong adanya perkembangan revolusi di berbagai bidang. Tampil beda dengan ide atau pemikiran-pemikiran yang baru memang dibutuhkan, akan tetapi apabila kita justru tampil beda dengan ide atau pemikiran yang salah atau bertentangan dengan peraturan, apakah juga dibenarkan?


Diantara ke-12 Rasul, mungkin Yudas Iskariot adalah satu-satunya murid Yesus, yang berani untuk tampil beda. Beda bukan dalam arti yang baik, akan tetai dia justru memlih berbeda dalam hal kesetiaan. Dia rela mengorbankan Guru dan Tuhannya demi kepingan-kepingan uang. Walaupun pada akhirnya Yudas menyesal atas perbuatannya, namun semuanya sudah terlambat, dan kemudia dia memilih untuk meninggal dengan cara yang berbeda juga(bunuh diri dengan gantung diri). Berani tampil beda memang bagus, akan tetapi apabila tidak mempunyai dasar yang kuat, kita tidak akan menimbulkan perubahan, bahkan yang ada hanya membuat diri kita atau orang lain tersesat. Periksalah setiap tindakan dalam hidup kita! Apakah kita sudah berani membuat atau melahirkan ide-ide baru untuk kebaikan serta kepentingan bersama? Jika belum, segeralah berubah untuk menjadi terang basgi orang-orang disekitar kita, namun ingatlah baik-baik, jangan sampai perubahan yang kita sebabkan malahan menghalangi tersalurnya kasih dan berkat Tuhan kepada banyak orang!


Apabila kita berbeda dalam tindakan dan perbuatan, namun menghasilkan kebaikan bagi sesama, maka kita perbutan kita masih bisa diterima, akan tetapi apabila kita sudah berbeda dan kemudian salah pula, maka kita sudah mengecewakan dua kali.


“Jadi hasilkanlah buah

Yang sesuai dengan pertobatan”

Matius 3:8


GOD Bless u

Tuesday, February 22, 2011

(ArBer)Karena percaya.


Karena percaya.


Siapapun pasti berpikir sampai berpuluh – puluh kali untuk meletakkan sebuah semangka diatas kepala untuk menjadi sasaran tembak. Sedikit saja perhitungan sang penembak meleset maka hilanglah nyawa orang tersebut.


Jika bukan karena suatu keyakinan dan keprcayaan terhadap sang penembak, mungkin tidak ada yang mau menjadikan dirinya “wadah” sasaran tembak. Rasa percaya adalah unsure utama dimana orang lain bersedia melakukan apa yang kita inginkan. Investasi terjadi juga sebagian besar terwujud karena rasa saling percaya. Jika hanya mengandalkan keuntungan bersama dan tanpa rasa percaya, maka kerja sama apapun tidak akan bertahan lama. Jika rasa percaya sangatlah penting, lalu sebagai orang-orang Kristiani apakah kita sudah percaya sepenuhnya terhadap apa yang kita pilih?


Percaya apabila kita selalu diberkati, namun jikalau pencobaan datang bertubi-tubi, biasanya rasa percaya kita terhadap Tuhan juga perlahan mulai luntur. Rasul Petrus pun pernah merasakan demikian. Setelah angin sepoi-sepoi bertiup ke arahnya, maka dia mulai goyah dan akhirnya dia tidak bisa lagi berjalan diatas air/tenggelam. Rasa percaya haruslah total, jika ada satu bagian kecil saja keraguan, maka dengan cepat keyakinan/rasa pecaya kita akan hilang. Apapun yang terjadi mulai saat ini percayalah secara total kepada-Nya, apabila memang kita telah merima-Nya sebagai Tuhan dan juru selamat kita.


Mengandalkan logika memang diperlukan dalam kehidupan ini, akan tetapi percaya kepada Tuhan menunjukkan bahwa kita lebih mengandalkan iman, dibandingkan logika dan pemikiran diri sendiri.


“Pecayalah kepada TUHAN

Dengan segenap hatimu

Dan janganlah bersandar kepada

Pengertianmu sendiri”

Amsal 3:5


GOD Bless u

(PuBer) Waktu TUHAN


Waktu TUHAN



Bisakah aku membuat buah lebih cepat matang?

Ternyata tidak bisa

Bisakah aku langsung menang?

Ternyata, aku harus lebih dulu berlomba


Aku kira bisa membuat padi cepat menguning

Ternyata tidak bisa juga

Aku ingin cepat-sepat senang

Ternyata aku harus melalui banyak cobaan juga


Aku selalu ingin tepat waktu

Ternyata tidak semua tapat dalam hidup

Akhirnya aku menyerah kepada TUHAN-ku

Karena hanya DIA yang sanggup


DIA mengatur waktu di dunia ini

Ada saat memberi ada saat menerima

Ada saat menanam, ada saat menuai

Ada saat bersedih, ada saat bergembira


Sekarang aku sadar

Ternyata aku kurang berserah

Mulai sekarang aku akan selalu sabar

Menunggu waktu-Nya yang Indah



“Ia membuat segala sesuatu

Indah pada waktunya

Bahkan Ia memberi kekelan

Dalam hati mereka

……”

Pengkotbah 3:11


GOD Bless U

Sunday, February 20, 2011

Walupun masih “bau kencur”, tapi sudah terampil.


Walupun masih “bau kencur”, tapi sudah terampil.


Gambar diatas mungkin adalah impian setiap orang tua di dunia ini. Anak gadis dalam gambar tersebut mampu mengganti ban mobil seorang diri. Terlihat dalam gambar itu sang bapak hanya bersantai karena pekerjaan yang harus dilakukannya sedang dikerjakan anak gadisnya yang masih kecil.


Dimanapun kita berada saat ini, usahakanlah kita bermanfaat bagi orang lain! Hal yang paling sulit adalah pada saat orang lain meremehkan kemampuan kita karena dianggap masih “hijau” atau masih terlalu muda. Niat baik kita untuk membantu atau bermanfaat bagi orang-orang sekitar kita biasanya mengalami patah semangat, jika kita mendapatkan perlakuan seperti : dianggap tidak berpengalaman, dianggap belum cukup umur, ataupu dikatakan masih “bau kencur”. Siapapun yang bersemangat tentunya akan hancur seketika karana dianggap kurang berpengalaman dan kurang terampil.


Apakah saat ini ada diantara kita yang sedang meremehkan anak muda yang sedang bersemangat untuk bekerja atau beraktivitas? Sekali-kali jangan lakukan itu! Karena keberhasilan kita raih saat ini bisa jadi terwujud oleh karena bantuan mereka. Berilah ruang bagi mereka yang muda dan bersemangat untuk berkreativitas dan mengasah bakatnya!, tanpa kesempatan mereka tidak akan bertumbuh. Lalu apabila kita sendiri mendapatkan “cap” bau kencur dari mereka yang lebih tua serta berpengalaman, maka janganlah kita cepat berputus asa serta menyimpan dendam! Berdoalah dan minta roh kudus memimpin jiwa kita, agar kita tidak tergoda untuk berbuat dosa, setelah itu tetaplah berkarya dan tunjukkan bahwa walalupun masih muda dan kurang berpengalaman, bukan berarti kita tidak terampil ataupun profesional.


Meremehkan orang-orang muda seharusnya tidak kita lakukan, karena kita tsendiri juga sebenarnya tidak ingin dianggap sebagai anak “bau kencur” oleh mereka yang sudah berpengalaman atau berumur!


“Jangan seorangpun menganggap

Engkau rendah

Karena engkau masih muda.

….”

1 Timotius 4:12


GOD Bless u

Thursday, February 17, 2011

(LAguBERkat)KUDUSLAH TUHAN



KUDUSLAH TUHAN
Frangky Sihombing

Do=E


E B

DI BUMI DI SURGA

C#m A

DAN SEGALA YANG ADA

E B

SUJUD DAN MENYEMBAH

C#m A

DI HADAPAN-MU ALLAH SEMESTA


E B

LANGIT PUN TERBUKA

C#m A

SORAK-SORAI SUKACITA

E B

GEMPITA BERGEMA

C#m A B

BAGAI GEMURUH OMBAK SAMUD'RA TERDENGAR




REFF:

E B

KUDUS KUDUS KUDUS

A

KUDUSLAH TUHAN

E B

SUCI SUCI SUCI

A

SUCILAH TUHAN




BRIDGE:

C#m G#m A

BIARLAH SEMUA YANG BERNAFAS MEMULIAKAN-MU

C#m G#m A

SURGA DAN BUMI PUN BERSORAK MERAYAKAN-MU

B B7

NYANYIKAN PUJIAN

"Biarlah segala yang bernafa
memuji TUHAN!
Haleluya"
Mazmur 150:6

GOD Bless u

Wednesday, February 16, 2011

(ArBer)


Ruang kantor yang kotor


Sebuah gedung kantor yang megah apabila dilihat dari luarnya belum menjamin kebersihan kantor didlamnya. Mungkin sudah lama tidak terpakai, atau memang sengaja dilupakan untuk dibersihkan, isi ruang kantor yang terletak dalam gedung tersebut terlihat kotor bahkan sudah dipenuhi oleh sarang laba-laba.


Kita tinggalkan sejenak kekotoran yang terdapat didlam kantor. Sekarang kita coba periksa isi dalam hati kita sendiri, apakah kita rajin membersihkannya? Atau mungkin saat ini justru hati kita layaknya sebuah kantor pada gambar diatas? Contoh nyata dari hati yang tidak bersih adalah seperti iri hati, tidak sabar, kemunafikan maupun kejahatan-kejahatan terselubung lainnya. Apakah sikap dan sifat tersebut ada paada kita? Jika ada kita benar-benar harus meluankan waktu untuk membersihkan hati kita!


Memamng bukanlah suatu perkara mudah untuk memberishkan diri kita dari “kotoran-kotoran dosa”, perlu kerajinan ke relalan untuk mengorbankan waktu kita. Kita tidak bisa serta merta membersihkan kotoran seorang diri, perlu Kristus untuk dapat membersihkan dosa dalam hidup kita. Jadi kita benar-benar harus meluangkan waktu kita untuk hidup lebih mengenal dia lagi! Dengan hidup bersekutu kepada-Nya, kita akan mengalami perubahan iman yang berpengaruh pada karakter jiwa kita. Jika jiwa kita bersih, tentu “kotoran dosa” juga tidak akan bersarang pada hati serta pikiran kita. Mulailah membersihkan ruang dalam hati dan pikiran kita, jangan sampai penudaan-penundaan kita membuat hati dan pikiran kita sudah etrlalu “kotor” untuk dibersihkan!


Gedung yang bagus tidak akan berguna jika ruangannya kotor, begitu pula penampilan fisik yang ideal tidak akan dipandang-Nya, apabila hati dan pikirannya kotor!


“Tetapi Tuhan berkata kepadanya:

Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan

Bagian luar dari cawan dan pinggan,

Tetapi bagian dalammu penuh dengan

Rampasan dan kejahatan”

Lukas 11:39


GOD Bless u

Tuesday, February 15, 2011

(ArBer)Membentuk cinta kasih sempurna


Membentuk cinta kasih sempurna


Orang bilang cinta itu buta. Buta dalam arti harafiah adalah tidak bisa melihat ataupun memandang. Apakah cinta seperti itu? Kemungkinan orang yang baru jatuh cinta mengatakan benar bahwa cinta itu buta, akan tetapi mungkin jawabannya berbeda dengan mereka yang sudah menikah bertahun-tahun.


Cinta mula – mula memang selalu indah sempurna. Setiap hari hati selalu berbunga-bunga, rasa bahagia selalu ada didalam hati. Apapun yang terjadi selalu dihadapi denga penuh senyuman. Rasa sakit dipukul barang kali hanya terasa seperti cubitan. Memang sungguh indah cinta mula-mula. Dikatakan cinta mula-mula, karena cinta tersebut hanya berkembang pada awalnya saja. Sejalan dengan berjalannya waktu, crasa cinta tersebut akan semakin hambar, apalagi bila perasaan cinta tersebut diuji oleh permaslahan-permasalahan besar. Contoh nyatanya sudah banyak terjadi, bahkan hampir setiap bulan media massa masa selalu memberitakan adanya perceraian di kalangan selebritis, itu yang berhasil terekspose saja, sedangkan yang tidak pasti lebih banyak.


Pada kitab wahyu, dikatakan bahwa jemaat efesus juga telah meninggalkan cinta kasih mereka yang semula kepada Tuhan. Tuhan bahkan mencela jemaat Efesus serta meminta mereka yang telah meingglkan kasih mula-mula untuk bertobat! Saat ini mungkin kita juga sedang mengalami hal yang sama dengan jemaat di Efesus, dimana kita telah kehilangan kasih mula-mula kita dengan pasangan seumur hidup kita atau bahkan dengan Tuhan. Berdolah dan bertobatlah segera apabila kita tidak mau kehilangan lebih lagi perasaan cinta di dalam hati kita. Perlu kita ketahui bahwa sebenarnya perasaan cinta kasih tidak akan hilang apabila kita kasih mula-mula kita selalu kita jaga.


Jika perlu anggaplah setiap hari adalah hari Valentine dan juga Natal, sehingga perasaan cinta kasih kita akan selalu terbentuk sempurna!


“Namun demikian Aku mencela engkau,

Karena engkau telah meninggalkan

Kasihmu yang semula

Sebab itu ingatlah betapa dalamnua engkau jatuh!

Bertobatlah dan lakukanlah lagi

Apa yang semula engkau lakukan

…….”

Wahyu 2:4-5


GOD Bless u

Sunday, February 13, 2011

(ArBer)Obyek kasih


Obyek kasih


Lambang hati atau cinta pada gambar diatas terbentuk dari tangan dua orang manusia. Dengan tangan sendiri tentu bisa saja kita membuat lambing kasih, namun dengan adanya orang lain lambing kasih yang kita buat pasti akan lebih besar dari yang bisa kita buat dengan tangan sendiri.


Mengasihi diri sendiri adalah bentuk kasih dimana diri kita menjadi obyek dari kasih. Mengasihi diri sendiri tentu saja bukan perkara sulit, namun bagaimana jika yang menjadi obyek kasih kita adalah orang lain sesama kita? Mengasihi orang lain yang cocok atau menguntungkan kita memang mudah, namun mengasihi mereka yang tidak cocok serta kita anggap merugikan kita tentunya sulit untuk kita lakukan. Jika merasa Tuhan sudah mengasihi kita selama ini, maka tanpa mengasihi sesama, tidak mungkin kita mengatakan bahwa kita telah membalas kasih Tuhan.


Kita semua adalah obyek kasih dari Tuhan. Tuhan Yesus sendiri memberikan contoh nyata, bahwa dia sangat mengasihi manusia(bahkan kita yang penuh dengan dosa), walaupun Dia harus mengorbankan tubuh dan nyawa-Nya. Bayangkan apabila Yesus lebih mengasihi diri-Nya sendiri dan menolak untuk di salibkan?pasti sampai hari ini kita masih belum terselamatkan dari hukuman dosa. Kasih haruslah menyentuh obyek selain diri kita sendiri. Dengan demikian kasih akan terus mengalir serta tidak berhenti hanya pada diri kita sendiri. Mungkin hari ini kita bisa merayakan atau menyalurkan kasih kepada orang-orang yang dekat dengan kita, namun jangan lupa kasih harus tetap kita salurkan setiap hari kepada sesama, tanpa harus adanya syarat tertentu(hanya yang dekat dengan kita, atau mereka yang mengasihi kita juga). Mengasihi orang lain adalah bentuk kasih yang lebih besar dibandingkan dengan menjadikan diri kita sendiri obyek kasih.


Kasih terbesar Tuhan adalah mengorbankan Anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus untuk menembus dosa seluruh umat manusia, dikatakan besar karena sasaran serta obyekkasihnya mencakup seluruh umat manusia. Lalu jika ingin mengatahui seberapa besar kasih kita kepada Tuhan, maka kita harus menghitung berapa banyak, orang sesama kita yang telah merasakan kasih kita?


“Saudara-saudaraku yang kekasih

Marilah kita saling mengasihi

…………..

Barangsiapa tidak mengasihi

Ia tidak mengenal Allah

Sebab Allah adalah kasih”

1 Yohanes 4:7-8


GOD Bless u

Friday, February 11, 2011

(ArBer)Siapa yang menang?


Siapa yang menang?


Pemandangan pada gambar tersebut, mungkin menggambarkan keadaan bangsa di negeri ini. Sesama bangsa saling menghancurkan, dan saling membinasakan. Dari para elite politik sampai dengan rakyat kecil, semua sepertinya berusaha mempertahankan hidup dengan saling menyingkirkan sesama. Dan sebenarnya bukan hanya di negara tercinta ini saja, seluruh negara sepertinya juga melakukan hal yang demikian.


Kemanangan mungkin kita rasakan sesaat setelah menyingkirkan “lawan” kita, akan tetapi hanya masalah waktu saja, kemudian akan muncul pihak lain yang menyingkirkan kita. Kita memang harus berusaha semaksimal mungkin untung memperthanka eksistensi kita di bumi ini selama kita bernafas. Namun kita tidak perlu menerapkan segala cara demi meraihnya, termasuk melanggar firman Tuhan.


Tuhan Yesus selama pelayanannya dalam dunia inipun mendapat “tekanan” serupa dari para ahli taurat. Kehadiran Tuhan Yesus di dunia ini, membuat para orang farisi dan ahli taurat, takut kehilangan reputasinya, oleh karena ada seorang yang lebih dielu-elukan oleh penduduk setempat. Akhirnya dengan berbagai cara mereka berusaha menyingkirkan Tuhan Yesus, akan tetapi Tuhan Yesus tidak “menyerang” balik mereka. Hanya satu yang Tuhan Yesus ajarkan yaitu berusaha menyadarkan segala tindakan mereka dengan kasih. Saat ini bisa jadi kita juga sedang berusaha “disingkirkan” orang-orang tertentu dengan berbagai alasan, yang harus kita lakukan bukanlah kembali membalas segala tindakan mereka dengan cara yang sama. Kita harus mengikuti telada Yesus Kristus yaitu dengan tetap sabar dan berusaha menyadarkan mereka dengan kasih yang tulus. Hasilnya mungkin tidak dapat kita rasakan dengan instant, akan tetapi suatu saat kita akan melihat hasil benih kasih kta yang kita tanamkan.


Jika setiap manusia bertahan hidup tanpa kasih serta saling membinasakan sesama, maka tidak ada yang akan pemenenang sejati, karena semuanya akan binasa.


“Sebab seluruh hukum Taurat

Tercakup dalam satu firman ini, yaitu

Kasihilah sesamamu manusia

Seperti dirimu sendiri”

Galatia 5:14


GOD Bless u

Thursday, February 10, 2011

(ArBer)Tetap bekerja keras apapun kondisinya.


Tetap bekerja keras apapun kondisinya.


Kondisi sungai yang deras tidak membuat nyali orang tersebut ciut(gambar di atas). Dengan gigih dia tetap menyeberangi sungai tersebut walaupun harus bersusah payah melewati seutas tali penghubung dengan berbebaban sepeda. Sungguh sebuah bentuk kerja keras yang penuh pengorbanan.


Saat ini banyak diantara kita yang masih sering mengeluh dengan pekerjaan kita. Terkadang dalam ruangan terlalu panas, kita mengeluh. Pada saat keluar ruangan terlalu panas kita juga mengeluhkan cuaca. Ada pekerjaan tambahan sedikit kita mengeluh, tidak ada pekerjaan kitapun mengeluh karena ingin pulang lebih cepat. Sepertinya kita hanya akan bekerja dengan rajin jika kaeadaan dan apa yang kita kerjakan sesuai dengan keinginan kita. Jika situasi berbeda dari keinginan kita mulai mengeluh dan akhirnya bermalas-malasan dalam bekerja.


Sama halnya dengan bekerja, terkadang dalam pelayanan kitapun sering mengalami hal serupa. Singkatnya terkadang situasi dan kondisi yang kurang ideal menyebabkan kita kehilangan semanagat dan lebih memilih untuk bermalas-malasan dalam beraktivitas. Tuhan Yesus sendiri juga mengalami banyak keadaan yang tidak ideal, dari godaan Iblis, cuaca buruk, penghinaan sampai penolakan, akan tetapi tidaka da satupun kejadian tersebut yang membuat-Nya untuk mengeluh atau stengah hati dalam pelayanan-Nya didunia ini. Sangat penting bagi kita untuk bisa melihat lebih jauh kedepan. Jangan memperhatikan keadaan sekitar yang tidak bersahabat, akan tetapi fokuslah terhadap hasil sempurna yang akan kita raih apabila kita mengerjakan ataupun melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati. Jadi janganlah bermalas-malasan dan mudah mengeluh! Bekerjalah dengan sepenuh hati disertai dengan doa penuh syukur kepada-Nya!


Tuhan memberkati dengan melimpah bahkan akan memberikan kekuatan untuk melewati berbagai rintangan bagi mereka yang mau bekerja dengan sepenuh hati seperti bekerja untuk-Nya


“Karena mata TUHAN

Menjelajahi seluruh bumi untuk

Melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka

Yang bersungguh hati terhadap DIA

…….”

2 Tawarikh 16:9


GOD Bless u

Wednesday, February 9, 2011

(ArBer)Jangan mengutamakan kekerasan!


Jangan mengutamakan kekerasan!


Bayangkan apabila semua anggota kepolisian melakukan hal seperti itu(gambar diatas). Jika pelanggar lalu lintas saja “diadili” dengan kejahatan apalagi masyarakat yang melakukan pengrusakan ataupun kerusuhan?


Bebebrapa hari ini negara tercinta kita sedang dilanda kejadian-kejadian yang menggambarkan kekerasan masih menjadi “menu” utama dalam segala konflik. Kekerasan yang dilakukan orang-orang berakal budi tersebut, sepertinya membuat derajat mereka sama seperti kawanan binatang yang tidak berakal budi. Antara manusia saling membinasakan, bangunan fisik yang tidak bersalah juga tidak luput dari kekerasan. Ironisnya lagi pihak berwajib sepertinya kesulitan menangani kekerasan tersebut, bahkan tidak jarang mereka sendiri(pihak berwajib) ikut serta mempraktekan kekerasan terhadap perusuh yang tertangkap. Inikah kelebihan bangsa yang terkenal ramah? Ramah terhadap wisatawan akan tetapi beringas terhadap sesama bangsa.


Anak-anak Tuhan yang kebetulan kali ini menjadi korban dari tindak kekerasan sudah semestinya bisa memaafkan mereka. Marilah kita sebagai orang beriman melihat kejadian seperti pegruskan Gereja sebagai suatu ujian dan sebuah kesempatan untuk menguji iman kita sendiri di hadapan Tuhan. Biarlah kejadian ini tidak membuat iman kita kecut, atau bahkan membuat kasih kita hilang dan diganti dendam kepada mereka yang berbuat jahat. Dengan kejadian ini seharusnya kita orang beriman harus semakin nyata menujukkan kasih kita! Secara nyata kita harus memberikan contoh bahwa kekrasan tidak akan menyelesaikan konflikm apapun. Kekerasan hanya menimbulkan konflik baru, kekerasan baru bahkan akan menimbulkan korban materi serta jiwa. Seperti Yesus yang tidak menggunakan kekeraan pada saat Dia ditangkap(berbeda dengan Petrus yang melawan tentara romawi dengan kekerasan), alangkah baiknya kita juga mengutamakan kasih pada setiap konflik. Tuhan Yesus telah memberikan contoh nyata tentang kasih, dan sekarang semuanya kembali pada pilihan kita sendiri.


Seburuk apapun kondisinya berusahalah untuk sabar agar iblis tidak mendapatkan kesempatan untuk mengacaukan pikiran kita dengan kebencian yang akhirnya berujung dengan kekerasan.


“Tuhan menguji

Orang benar dan orang fasik

Dan Ia membenci

Orang yang mencintai kekerasan”

Mazmur 11:5


GOD Bless u