Wednesday, September 29, 2010

(ArBer)Just Married!!!


Just Married!!!


Survey membuktikan bahwa kehidupan modern telah mengikis nilai – nilai luhur serta adat istiadat. Pada negara – negara modern, suatu ikatan pernikahan dianggap sebagai suatu hal yang “merepokan” kehidupan mereka, baik dari segi karir, ekonomi, maupun kehidupan sosial. Berkeluarga dianggap sebagai suatu hal yang merepotkan apalagi jika memiliki keturunan. Negara-negara maju seperti Jepang ataupun Singgapura, tidak melihat pernikahan adalah suatu hal yang piperlukan bagi seseorang yang telah dewasa. Bagi mereka karir adalah nomor satu, oleh karenanya sebagaian besar hidup mereka difokuskan kepada karir dan pekerjaan.


Manusia diciptakan Tuhan untuk dapat merawat dan emmenuhi bumi ini. Tuhan selalu sempurna dalam menciptakan segala makhluk, termasuk manusia diciptakan untuk saling berpasang-pasangan. Seorang pria dewasa akan emninggalkan keluarganya lalu menjadi satu dengan isterinya. Dengan demikian ikatan luhur sebuah keluarga juga akan melahirkan generasi – generasi penerus yang sah di mata Tuhan maupun di mata negara. Lalu bagaimana jika kita merasa belum siap dalam berbagai hal? Atau bisa jadi kita trauma akan kegagalan orang-orang sekitar kita dalam membentuk sebuah keluarga? Akhirnya yang ada diotak kita adalah bahwa ikatan pernikahan hanya membawa kebahagian sejenak.


Sama seperti Adam, pastinya Tuhan juga menganggap kita tidak sebaiknya hidup sendiri. Dengan adanya penolong yang sepadan segalanya akan lebih indah, walaupun tidak ada jaminan akan mudah mewujudkan hal tersebut. Wajar saja jika kita memiliki keraguan sebelum mengambil keputusan untuk menikah, oleh karenanya kita membutuhkan waktu untuk menggumuli masalah tersebut. Selain itu kita juga wajib meminta masukan ataupun bimbingan dari Gembala gereja kita. Dengan mengikuti kelas pranikah tentunya kita akan lebih disiapkan secara mental. Jika secara rohani dan mental sudah siap, lalu secara finansial, secara budaya,ataupu masalah pengurusan surat-surat untuk catatan sipil? Datanglah kepada-Nya dan serahkanlah segalanya kepada Tuhan, jika dia telah menyediakan pendamping bagi hidup kita, pasti tentunya Dia juga yang akan membuka jalan. So….Don’t be afraid…just married!!!


Jika Allah telah berencana menyatukan kita, tidak ada yang mampu menggalkannya, karena Dia selalu membukakan jalan dalam kondisi terburuk sekalipun!


“Sebab itu seorang laki-laki

Akan meninggalkan ayahnya dan ibunya

Dan bersatu dengan isterinya

Sehingga keduanya menjadi satu daging”

Kejadian 2:24


GOD Bless u

Tuesday, September 28, 2010

(ArBer)Sungguh ajaib ciptaan-Nya.


Sungguh ajaib ciptaan-Nya.


Gambar diatas adalah gambar binatang yang dinamakan “human fish” yang berarti ikan manusia. Dikatakan ikan “manusia” karena binatang yang hidup didalam air ini memiliki dua kaki dan dua tangan. Bukan itu saja hal uniknya, ikan ini diperkirakan bisa hidup sampai ratusan tahun. Para ilmuwan juga memperkirakan ikan yang hidup dalam goa yang berisi air tawar ini sudah ada sejak jaman es dahulu. Yang paling memnakjubkan adari hewan yang diperkirakan buta, dan hanya mengandalkan penciumannya adalah, makhluk ini bisa bertahan selama 10 tahun tanpa makanan.


Secara logika mungkin kita tak mampu menemukan teori tepat, mengapa ada makhluk hidup yang tidak memerlukan makan bahkan sampai 10 tahun. Lalu bagaimana binatang tersebut bisa hidup melampaui kehidupan manusia, bahkan sampai ratusan tahun. Memang banyak sekali kenyataan-kenyataan aneh yang belum bisa dijawab oleh ilmu pengetahuan. Satu yang pasti, binatang tersebut adalah ciptaan Tuhan yang ajaib. Mungkin bisa jadi segala pertanyaan kita hanya Tuhan sendirilah yang bisa menjawabnya.


Bukan ikan “manusia” itu saja yang bisa membuktikan besar kuasa serta ajaibnya segala ciptaan Tuhan. Karya Tuhan sungguh nyata melalui alam dan segala makhluk ciptaan-Nya. Satu sisi mungkin manusia terus menggali ilmu pengetahuan serta mencari sebab ataupun asal mula segala ciptaan-Nya, namun tentunya akal manusia tidak akan menembus rahasia Tuhan. Sebagai manusia yang tentunya ciptaan Tuhan yang paling sempurna, kita harus bersyukur dan yakin bahwa Dia lah yang maha sempurna. Bersyukurlah senantiasa jika kita masih di beri kesempatan untuk menyaksikan keajaiban – keajaiban ciptaan Tuhan.


Banyak sekali keajaiban- keajaiban dalam dunia ini yang bisa membuktikan kebesaran-Nya. Pandanglah itu semua sebagai rahasia Tuhan, dan janganlah terfokus untuk membuktikan keajaiban dengan akal kita, karena akal kita tak akan bisa memahami kebesaran karya-Nya!


“Kemulian Allah

Ialah merahasiakan sesuatu

…..”

Amsal 25:2


GOD Bless u

Monday, September 27, 2010

(ArBer)Berjalan di atas air.


Berjalan di atas air.


Kucing tersebut tentu tidak bisa berjalan diatas air. Hanya binatang seperti serangga air yang ringanlah yang mampu berjalan di atas air. Akan tetapi ada manusia yang bisa berjalan diatas air. Selain Tuhan Yesus, Petrus juga pernah merasakan berjalan beberapa langkah di atas air. Akan tetapi, keragua-raguan akibat tiupan angin sepoi-sepoilah yang menghentikan langkahnya diatas air. Padahal apabila dia percaya dan yakin akan hatinya dia masih bisa meneruskan langkahnya diatas air.


Berapa banyak diantara kita yang mengalami nasib serupa dengan rasul Petrus? Terkadang banyak diantara kita yang tidak siap menerima berkat dari-Nya. Mukjizat sebenarnya dekat dengan orang – orang percaya, namun iman dan keraguan-raguan kitalah yang membuat kita akhirnya “jatuh”. Sama seperti Petrus yang pada awalnya melangkah dengan penuh keyakinan, namun setelah badanya dihembus angina pelan, maka mulai munculah keragua-raguan dan akhirnya membuat dirinya jatuh, begitu pulalah iman kita. Iman kita biasanya hanya bertahan di saat-saat awal, apabila dipertengahan “angin godaan” mulai menghembus, maka seketika itu juga akan timbul kekhawatiran yang melemahkan iman kita.


Untuk tetap memiliki iman yang teguh, kita harus mempebanyak lagi hidup bersekutu dengan-Nya. Sediakan waktu untuk membaca firman-Nya serta merenungkan-Nya. Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah memperbanyak waktu untuk berkumpul bersama saudara seiman. Selain kita bisa saling berbagi berkat dan beban, dengan persekutuan yang erat, kita juga memperkecil resiko saat kita jatuh, karena mereka pastinya akan mengulurkan tangan mereka kepada kita untuk membantu kita naik. Berdoalah dan mintalah kepada Tuhan agar kita bisa hidup dengan iman yang kuat kepada-Nya, agar tiupan angin sebesar apapun tidak akan membuat kita jatuh dalam melangkah.


Jika fokus pandanngan Rasul Petrus hanya tertuju pada Yesus, maka dia tidak akan jatuh oleh karena keadaan disekelilingnya.


“Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya,

Memegang dia dan berkata:

Hai orang yang kurang percaya

Mengapa engkau bimbang?”

Matius 14:31


GOD Bless u

Sunday, September 26, 2010

(ArBer)Penyakit “ngeyel”


Penyakit “ngeyel”


Papan peringatan pada gambar tersebut memang agak terlihat ekstrim. Tentu saja pemulung tidak akan dimutilasi apabila memasuki wilayah tersebut. Ancaman tersebut hanya sebagai peringatan keras kepada kawanan pemulung yang mungkin sudah diperingati berulang kali akan tetapi masih “ngeyel” untuk memasuki wilayah tersebut. Pastinya kita kesal dengan orang-orang yang mengidap penyakit “ngeyel”, karena sudah diperingati bahkan diancam, akan tetapi tetap saja tidak diperdulikan.


Bangsa Isreal juga terkenal sebagai bangsa yang tegar tengkuk dan selalu “ngeyel”. Bagaimana tidak, mereka selalu bersungut-sungut, walaupun Tuhan telah melepaskan mereka dari perbudakan. Berbagai larangan secara lisan maupun tulisan sudah diberikan akan tetapi, bangsa tersebut tetap saja ngeyel dan melanggar titah-titah Tuhan. Sebenarnya hal tersebut bukan saja terjadi pada nenek moyang kita saja, sampai saat inipun kita masih saja sering “ngeyel”. Bahkan sama nenek moyang kita, kitapun sering “ngeyel” dalam mematuhi titah-titah Tuhan.


Sebagai orang yang beriman, sebenernya kita sudah tahu banwa ancaman akan perbuatan dosa kita. Namun ancaman maut tidak serta merta membuat diri kita untuk bertobat. Mungkin satu dua hari kita sadar dan memohon pengamkpunan dari Tuhan, akan tetapi hari – hari berikutnya kita “terjun” lagi untuk berbuat dosa. Mulai saat ini kita harus benar-benar memperbaharui iman kita kepada Tuhan. Tuhan memang terlihat “diam” dengan penyakit sering “ngegyel”, akan tetapi bukan berarti dosa maut tidak berlaku. Selama kita mengulangi perbuatan dosa kita, pintu nereka selalu siap menunggu kita. Walaupun sulit sebaiknya secapat mungkin kita sadar akan perbuatan dosa kita dan meninggalkannya sesegera mungkin, jangan membiarkan virus penyakit “ngeyel” selalu mengikuti hidup kita, karena ancaman untuk dosa-dosa kita adalah maut.


Untuk menyembuhkan penyakit ngeyel, kita harus rajin untuk melatih jiwa kita agar tidak terbiasa mengulangi kesalahan-kesalahan favorit kita.


“Jangan keraskan hatimu

…..

…………..

Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku:

Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku”

Mazmur 95:8-11


GOD Bless u

Saturday, September 25, 2010

(ArBer)Hormat ala Jepang


Hormat ala Jepang


Gambar diatas menunjukkan bagaimna seorang Presiden Amerika Serikat Barrack Obama yang menunjukkan sikap hormat kepada Kaisar Jepang. Uniknya Obama menunjukkan rasa hormatnya dengan mengikuti tradisi Jepang yaitu dengan melakukan hormat ala Jepang. Hormat ala masyarakat Jepang yaitu dengan menundukkan kepala ke bawah bumi sampai dengan setengah badan. Presiden Obama menunujukkan sikap hormat dengan sepenuh hati sehingga ia melakukannya sesuai dengan adat atau kebiasaan setempat.


Bukan cara hormat yang akan kita bahas dalam artikel ini, namun sikap saling hormat menghormati antar sesama. Sikap saling menghormati mungkin sudah lazim kita lakukan, namun untuk saling memulai menghormati terdahulu, epertinya masih sulit untuk dilakukan. Contohnya apabila seorang pimpinan perusahaan berjalan melewati para staff perusahaanya akan terlihat pemandangan dimana para staffnya menunjukkan rasa hormat terlebih dahulu kepada pimpinanya. Setelah itu barulah pimpinannya akan merespon dengan memberi salam/hormat kembali, namun tidak jarang pimpinan yang tidak memberikan respon apa-apa, karena merasa pantas dihormati dan tidak perlu menghormati bawahan mereka.


Rasul Paulus dalam kitab Roma mengajarkan untuk saling mendahului dalam memberi hormat dan tentunya hal tersebut dilakukan bukan sebagai suatu formalitas belaka, namun ada makna yang terkandung dalam menunjukkan sikap menghormati orang lain. Dengan memberikan hormat kepada orang lain, berarti kita mengakui keberadaan orang tersebut, serta dengan kasih kita merendahkan hati untuk menegur atau memberikan salam kepada sesama kita. Maknanya jelas yaitu dengan memberikan hormat terdahulu kepada orang lain, kita menyadari bahwa kita tidak lebih baik dari mereka, oleh karenanya kita dengan rendah hati memberikan hormat kepada morang lain. APabila setiap orang saling memeberikan hormat dengan tulus, maka akan terjalin kasih mesra dan kehidupan yang jauh dari rasa egois dan keangkuhan diri. Sudahkah hari kita memberikan hormat atau salam lebih dahulu kepada siapa saja yang kita temui?


Yang terpenting bukanlah cara kita memberikan hormat kepada orang lain, akan tetapi kerelaan serta ketulusan hati untuk memberikan hormat atau salam lebih dulu kepada orang lain.


“Hendaklah kamu saling mengasihi

Sebagai saudara dan saling

Mendahului dalam memberi hormat”

Roma 12:10


GOD Bless u

Friday, September 24, 2010

(ArBer)Berdamai dengan masa lalu


Berdamai dengan masa lalu


Kejadian – kejadian masa lalu bisa menjadi sebuah moment nostalgia yang menyenangkan. Namun berbeda halnya dengan kejadian-kejadian burk yang buruk, jika dikenang lagi pasti yang akan timbul adalah rasa traumatic akan kejadian tersebut. Lalu bagaimana kita bisa melupakan kesalahan – kesalahan dahulu kala yang sampai saat ini masih menghantui pikiran kita?


Memang bukan perkara yang mudah untuk “lepas” begitu saja dengan hal – hal buruk yang pernah terjadi dalam hidup kita. Dibutuhkan keberanian dan cara khusus agar hal buruk tersebut keluar dari pikiran kita. Ada cara yang mudah dan sederhana, namun sulit sekali dipraktekan, yaitu dengan tidak “melihat” ke belakang lagi. Artinya kita harus hidup dengan komitmen hanya berpikir akan masa depan. Tidak perlu lagi kita menoleh ke belakang, anggap saja kita memulai semuanya dari nol, sehingga tidak ada lagi kenangan masa lalu yan perlu diingat. Memang tidak mudah, akan tetapi jika kita datang dan berserah kepada Tuhan, maka jjalan keluar pasti akan Tuhan sediakan.


Kita hanya perlu memfokuskan diri kepada Tuhan! Arahkan pikiran kita hanya kepada tujuan yang akan kita capai di masa yang akan datang, lalu kemudian menyerahkan segala kesalahan, kekilafan serta hal buruk yang pernah kita alami ke dalam tanagan-Nya. Yakinlah selalu bahwa Tuhan maha pengampun dan pengasih, serta sekali-kali dia tidak akan mengingat lagi pelanggaran kita, apabila kita mau berkomitmen untuk berubah kea rah yang lebih baik. Tuhan mengampuni setiap umat-Nya yang mau bertobat, bahkan DIA juga tidak mengingat lagi segala kesalahan yang sudah diampuni-Nya


Pandangan kita yang selalu lurus kedepan akan memudahkan kita mencapai apa yang akan kita tuju di masa depan, oleh karena itu janganlah mengahabiskan waktu dengan terus melihat ke belakang!


Biarlah Ia kembali menyayangi kita,

Mengahapuskan kesalahan-kesalahan kita

Dan melemparkan segala dosa kita

Ke dalam tubir-tubir laut”

Mikha 7:19


GOD Bless u

(ArBer)Reaksi penderita kusta saat menjadi tahir.


Reaksi penderita kusta saat menjadi tahir.


Penyakit kusta adalah penyakit yang dahulu kala dianggap sebagai penyakit kutukan. Penderita kusta sudah pasti dimusihi oleh orang-orang sekitar mereka, karena selain takut tertular, mereka pengidap penyakit kusta juga dianggap sebagai orang berdosa atau orang yang pernah melakukan kesalahan besar terhadap tuhan kepercayaan mereka, sehigga mereka dikutuk di bumi ini. Dahulu kala jika bukan karena mukzijat, mungkin hanya kematian yang menunggu penderita penyakit ini, jadi bisa dibayangkan bagaimana rasanya jika kita penderita kusta lalu sembuh karena sebuah mukzijat? Pasti sangat senang rasanya.


Dalam Ijil, terutama pada kitab Lukas, kita dapat melihat reaksi kesembuhan dari pada orang-orang penderita penyakit kusta. Sembuh dari penyakit kusta memang seperti dilahirkan dan memperoleh kesempatan ke dua untuk hidup di dunia ini, oleh karenanya semua orang yang ditahirkan pasti hatinya akan sangat bergembira. Hati yang gembira sampai berlari atau melompat setelah sembuh dari penyakit kusta adalah reaksi yang sewajarnaya, akan tetapi hal tersebut menjadi salah, ketika kita tidak sadar untuk mengucap syukur kepada sumber mukzijat yang menyembuhkan kita. Dalam kitab Lukas diceritakan bahawa dari ke – sepuluh orang yang sembuh, hanya satu orang yang datang kembali serta menguap syukur kepada Sang Empunya pemberi kesembuhan.


Saat ini mungkin memang kita sedang tidak menderita sakit kusta, namun berkat, kesembuhan rejeki ataupun kebahagian sekecil apapun yang kita terima haruslah kita syukuri. Sebelum kita mungkin merayakan atau bergembnira atas apayang kita dapatkan atau terima, alangkah baiknya kita mengucap syukur dahulu kepada Tuhan kita. Mungkin si satu sisi kita merasa apa yang kita dapatkan adalah hasil kerja keras kita, namun jangalah lupa, tanpa ijin dari-Nya kita tak mungkin meraih apa yang ingin kita raih walaupun sekeras apapun kita mencobanya. Mulai saat ini ingatlah Tuhan dan dan selalu pertama kali mengucap syukurlah kepada-Nya apabila kita mendapatkan berkat! Dialah yang mengijinkan semuanya terjadi dalam hidup ini, oleh sebab itu Dialah yang layak pertama kali mendapatkan pujian syukur.


Kembalikanlah dahulu segala pujian dan rasa bahagia kita pertama-tama kepada Sang Empuya pemberi kebahagian dalam hidup ini, maka kebahagian akan terus mengikuti hidup kita


“Tidak adakah di antara mereka

Yang kembali untuk memuliakan Allah

Selain dari pada orang asing ini?

Lalu I berkata kepada orang itu:

Berdirilah dan pergilah

Imanmu telah menyelamatkan engkau”

Lukas 17:18-19


GOD Bless u

Wednesday, September 22, 2010

(ArBer)Meluruskan jalan yang serong.


Meluruskan jalan yang serong.


Tampaknya sangat sulit sekali bagi teknisi rel kereta api tersebut untuk meluruskan rel yang bengkok serta serong tersebut.(pada gambar diatas). Selain membutuhkan waktu yang lama, teknisi rel kereta api tersebut juga harus teliti, karena apabila tidak, bisa jadi rel yang bengkok serta serong tersebut malah bisa patah atau terputus.


Gambar diatas tentulah hanya gambar fiksi biasa, akan tetapi ada hal menarik yang bisa kita ambil. Berkaitan dengan jalan serong tersebut, hidup kita juga sering menemui jalan seperti itu. Mungkin kita telah berdosa dan jalan kita sudah tidak lurus lagi dihadapan Tuhan, namun kita terkadang merasa diri kita mampu untuk memperbaiki jalan hidup kita yang serong seorang diri. Sekaras apapun usaha kita, memperbaiki jalan hidup kita yang telah menyimpang, tentunya akan menemui kegagalan apabila kita sendiri menutup diri dari campur tangan Tuhan. Tanpa campur tangan Tuhan, bisa jadi kita tidak memperbaiki keadaan, melainkan merusak atau membuatnya semakin parah.


Pemazmur dalam kitab mazmur saja merelakan dirinya untuk diselidiki Tuhan. Pemamzmur membuka dirinya agar Tuhan mengetahui segala isi hati dan pikirannya, seandainya ada yang tidak berkenan, tentu saja Tuhan akan langsung turun tangan memperbaikinya. Intinya pemazmur menyerahkan segala isi hai dan rencanya kepada dalam tangan Tuhan, agar andai kata pemazmur melaui jalan serong sekalipun, pastinya Tuhan akan memnuntunnya kembali ke jalan yang benar. Lalu bagaimana dengan kita semua, apakah kita juga menyerahkan segalanya kepada Tuhan, ataukah kita masih tetap keras kepala dan ingin memperbaiki jalan yang “serong” seorang diri?


Jangan memaksakan untuk meluruskan segala sesuatu yang bengkok tanpa keahlian tertentu, karena bisa jadi yang bengkok bukanya menjadi lurus melainkan akan patah atau putus! Percayakanlah pada ahlinya!


“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku

Ujilah aku dan kenallah

Pikiran-pikiranku;

Lihatlah, apakah jalanku serong,

Dan tuntunlah aku di jalan yang kekal”

Mazmur 139:23-24


GOD Bless u

Tuesday, September 21, 2010

(ArBer)Adaptasi yang sempurnakah?


Adaptasi yang sempurnakah?


Gurita terkenal dengan kamampuannya yang bisa merubah warna tubuhnya ataupun bentuk dan gerakannya sesuai dengan lingkungannya. Selain untuk menghindari mangsa, biasanya juga gurita melakukan penyamaran justru untuk mendapatkan mangsa. Selain gurita masih banyak hewan yang terbiasa bertahan hidup dengan beradaptasi sempurna dengan linkungan sekitarnya.


Sebagai mahkluk yang mendiami bumi ini, kita juga harus pandai-pandai beradaptasi dengan dunia ini untuk bertahan hidup. Kita harus siap dengan keadaan – keadaan yang akan terjadi dalam kehidupan kita diduniam ini. Untuk bertahan hidup kita pun harus beradaptasi dengan alam sekitar kita, jika kita tidak menjadi dari bagian alam ini, maka percaya atau tidak alam ini pasti akan “menolak” kita(misalnya jika kita tidak beradaptasi dengan keadaan hutan yang hijau, alu menebang dengan sembarangan, maka lambat laun alam akan menghukum kita dengan kejadian bencana alam seperti longsor ataupun banjir). Apabila dengan alam kita harus beradaptasi dengan bersatu dengannya, lalu apakah kita juga harus beradaptasi dan bersatu dengan cara hidup orang-orang duniawi?


Kita memang wajib beradaptasi dengan kehidupan duniawi, namun bukan berarti kita merubah diri kita sama seperti mereka. Kehidupan duniawi hanya menagndalkan sukacita kedagingan, sedangkan kita mengarahkan kita kepada sukacita Roh dan kehidupan kekal sorgawai. Jelas sekali tujuan hidup orang beriman sangat berbeda dengan mereka yang hidup berdasarkan nafsu kedagingan. Oleh karena itu, kita harus beradaptasi dengan tidak merubah diri, sifat dan karakter kita sama dengan mereka. Sekali ita merubah diri kita mirip dengan kehidupan duniawi, maka kita akan merasakan manfaat “semu”nya sejenak. Akan tetapi jika kita sudah sering merasakan manfaat “semu”nya, kita kan ketagihan dan pada saat itu pula kita sebenarnya sudah bersatu dengan kehidupan duniawi. Jika telah bersatu dengan kedagingan duniawi, maka kita sudah berdosa karena hidup jauh dari kehendak-Nya, dan akhirnya mautlah yang menunggu kita setelah kita meninggal.


Hiduplah selalu dengan mengandalkan firman Tuhan, maka kita kan menemukan cara beradaptasi yang tepat dan sempurna dengan dunia ini, dan bukan menjadi sama dengan orang-orang yang hanya fokus kepada kehidupan duniawi.


“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini

Tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,

Sehingga kamu dapat membedakan manakah yang kehendak Allah:

Apa yang baik, yang berkenan kepada Allah

Dan yang sempurna”

Roma 12:2


GOD Bless u

(ArBer)Semoga selamat diperjalanan!


Semoga selamat diperjalanan!


Hari ini pokok pembahasan kita terkait sedikit dengan masalah politik. Lembaga negara yang sering disorot akhir-akhir ini adalah lembaga DPR(Dewan Perwakilan Rakyat). Tentu kkita semua sudah tau, bukan prestasi yang membuat lembaga tersebut disorot, namun justru karena tindak tanduk para anggotanya yang tidak mencerminkan menjadi seorang wakil rakyat.


Secara individu banyak diantara mereka yang tidak disiplin, baik dalam acara rapat komisi, maupun sidang paripurna. Selain tidak disipilin mereka juga terkenal “pintar” berdalaih dalam masalah tanggung jawab. Satu yang cukup fatal adalah kemampuan mereka mereka-reka jalan yang berliku-liku untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah yang lebih lagi. Intinya mereka bukannya sibuk memikirkan nasib rakyat, melainkan sibuk mencari akal untuk mendapatkan harta berlimpah dari jabatan mereka. Awalnya rakyat masih “buta” akan akal bulus mereka, namun cepat atau lambat semua terbuka dan diketahui oleh publik. Secara perlahan mereka harus menerima konsekuensi, yaitu mendapat cap buruk, serta kehilangan kepercayaan dari masyarakat luas.


Setiap individu memang harus belajar kreatif dalam menemukan cara-cara atau jalan-jalan menuju suatu kesuksesan. Apabila jalan yang kita tempuh sepertinya tersendat ataupun menemui halangan yang bertubi-tubi, tidak ada salahnya kita mencari jalan lain. Cara tersebut benar jika kita gunakan untuk hal yang benar dan berkenan dihadapan-Nya. Namun percayalah, jika kita menggunakan jalan-jalan hanya untuk kepuasan dan kepentingan pribadi, maka cepat atau lambat kita kan jatuh ke dalam lubang(Amsal 28:18)


Bukan saja jatuh segala jalan berliku kita yang kita sembunyikan suatu saat juga pasti akan terbuka didepan umum. Bukan hanya kita saja yang jatuh ke lobang, akan tetapi bisa jadi seluruh keluarga mendapatkan dampak negatifnya. Oleh karena itu, hindarilah jalan berliku-liku yang menyesatkan, karena keslamatan tidak ada diujung perjalanan tersebut.

Belajarlah untuk tidak menghalalkan segala cara, serta menempuh segala jalan berliku! Karena kesemuanya adalah percuma apabila hidup kita tidak “lurus” dihadapan Tuhan!


“Siapa bersih kelakuannya aman jalannya

tetapi siapa berliku-liku jalanya

akan diketahui”

Amsal 10:9


GOD Bless u

Sunday, September 19, 2010

(PuBer)Burung pipit: ”Andai aku menjadi…”


Burung pipit: ”Andai aku menjadi…”



Aku ingin menjadi manusia

Bukan karena tubuhnya yang perkasa

Atau rupanya yang sempurna

Tetapi karena bebas berbuat apa saja


Manusia bisa berbuat apa saja di bumi

Terkadang laut pun diselami

Belup puas, langitpun bisa dinaiki

Semua Allah sediakan untuk manusia yang sangat Dia kasihi


“Coba aku menjadi manusia…”

“Tapi tunggu, tidak semuanya bahagia…”


Mereka sepertinya terlalu bebas

Segala perbuatan merusak dianggap sesuatu yang pas

Hukum dan peraturan Allahpun selalu ingin dilepas

Mereka yang dikasihi-Nya sekarang sudah menjadi buas


Akhirnya mereka banyak menderita

Mereka sering mengeluh dan meminta

Mereka banyak menyalahkan Allah penciptanya

Kenapa mereka yang sempurna sangat sulit berbahagia?


Lebih baik menjadi burung

Walaupun bukan gambar dan rupa Allah, tetap saja senang

Tanpa ijin-Nya tak mungkin bisa jatuh saat terbang

Walaupun tidak lebih berharga dari manusia kita tetap girang


“Lalu mengapa mereka yang lebih berharga dari kita

Selalu mengheluh, kuatir dan menuntut Dia Sang pencipta?”


“Sebab itu janganlah kamu takut

Karena kamu lebih berharga dari pada

Banyak burung pipit”

Matius 10:31


GOD Bless U

Friday, September 17, 2010

(ArBer)Beraninya hanya di belakang!


Beraninya hanya di belakang!


Gambar diatas adalah gambar fiksi semata, karena bagaiman mungkin bayangan kita dalam cermin bisa meledek ataupun menantang kita. Lupakan masalah bayangan dalam cermin yang meledek, akan tetapi coba kita sedikit intropeksi diri kita dalam kehidupan nyata. Apakah kita sering melakukan apa yang dilakukan bayangan dalam cermin tersebut? (meledek atau menantang seseorang hanya dari belakang saja atau dengan kata lain pengecut)


Banyak sekali faktor yang mempengaruhi kita untuk menjadi seorang yang pengecut. Kita hanya berani mengomentari orang lain atau hal – hal tertentu secara sembunyi-sembunyi ataupun dibelakang orang tersebut. Apabila hal tersebut sering terjadi maka dampak negatifnya akan lebih banyak dibandingkan dampak positifnya. Satu sisi mungkin kita merasa iba atau karena menghormati seseorang sehingga kita tidak menegur mereka di depan umum. Akan tetapi membicarakan kesalahan mereka dibelakang umum justru akan membuat persepsi orang lain juga ikut berubah, sehingga kesalah pahaman mungkin akan terjadi antara oeang yang kita bicarakan dengan kita serta orang yang kita ajak bicara. Mungkin ceritanya akan berbeda jika kita memberanikan diri berbicara secara berhadapan dengan orang yang kita anggap salah. Selain kita akan mendapat jawaban serta alasan langsung dari orang tersebut, kesalah pahamanpun tidak akan terjadi.


Setiap orang bisa saja melakukan hal yang keliru. Lalu sangatlah tidak adil, kalau kita yang mengetahui kesalah atau kekeliruan mereka, justru memilih untuk diam saat didepan mereka, namun membahasa secara detail saat berada di belakang mereka. Jika kita belum mempunyai keberanian untuk berhadapan langsung, maka berdoalah minta kekuatan dari pada Tuhan, agar kita mempunyai keberanian untuk menunjukkan kebenaran. Janganlah mempunyai mental pengecut, yang hanya berani mengomentari atau meledek seseorang dari belakang!, akan tetapi mintalah hikmat dari pada-Nya untuk berani berhadapan langsung dengan orang lain secara berani dan jujur!


Orang yang hanya berani berkomentar dari belakang, biasanya adalah orang-orang yang tidak suka membantu atau memberikan solusi, namun suka untuk menambahkan masalah!


“Lebih baik teguran yang nyata-nyata

Dari pada

Kasih yang tersembunyi”

Amsal 27:5


GOD Bless U

Thursday, September 16, 2010

(ArBer)Berani melangkah paling depan.


Berani melangkah paling depan.


Type pemimpin yang selalu “melangkah”paling depan mungkin sudah saat ini sudah sangat langka untuk ditemukan. Saat ini tipe kepemimpinan lebih banyak adalah mengandalikan dari bagian “belakang”. Selain “aman” dari segala ancaman yang datangnya dari depan, pimpinan yang berada di belakang juga mudah “melarikan diri”, apabila terjadi di sesuatu dengan pasukan garis depannya.


Mental kepemimpinan yang selalu “cari aman” mungkin juga terdapat dalam diri kita sendiri. Pada saat kita menduduki jabatan atau kedudukan tertentu, kita pasti jarang sekali untuk mengambil resiko “berjalan di depan” terutama terhadap tantangan-tantangan baru dalam pekerjaan. Kita cendrung mengandalkan orang lain, atau mereka yang masih “hijau” untuk melaksanakan tugas ataupun pekerjaan tertentu yang mengandung resiko dalam karir. Kita memang memimpin mereka, akan tetapi kita tidak memberikan contoh dengan “berjalan si depan” mereka terlebih dahulu. Biasanya kita cenderung menunggu dahulu apa dampaknya setelah tugas atau pekerjaan tersebut dilakukan bawahan-bawahan kita. Apabila hasil buruk yang terjadi, maka karis kita akan selamat dan kta mudah melarikan diri oleh karena kita melepaskan tanggung jawab kita kepada bawahan kita. Itukah mental kepemimpinan yang sesuai dengan Firman Tuhan?


Tuhan Allah saja memimpin bangsa Israel dengan berjalan di depan mereka(Keluaran 13:20) Bahkan dalam peperangan sekalipun Tuhan Allah berjalan di depan dan berperang untuk umat-Nya.(Ulangan 1:30). Yesus sendiri pada saat berjalan dengan murid-murid-Nya, memilih berjalan di depan murid-murid-Nya.(Markus 10:32) Memang tidak selamanya pemimpin wajib berjalan didepan, ada kondisi-kondisi tertentu seorang pemimpin harus dilindungi, namun bukan berarti seorang pemimpin harus terus “diamankan” Peminpin yang baik harus memberikan contoh dengan berjalan didepan. Memang kita akan menjadi korban pertama apabila terjadi resiko buruk, namun itulah tugas seorang pemimpin, yaitu rela mengorbankan segala-galanya serta bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan kesejahteraan mereka yang telah mempercayakan kita sebagai pemimpin. Pimpinan yang selalu berajalan di depan, berarti pimpinan yang tidak takut akan keselamatannya pribadi, namun takut akan keselamatan orang-orang yang dipimpinnya!


Gembala yang baik selalu berani untuk berjalan didepan, demi keselamatan domba-dombanya.


“Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar,

Ia berjalan di depan mereka

Dan domba-domba itu mengikuti dia

…..”

Yohanes 10:4


GOD Bless U

Wednesday, September 15, 2010

(ArBer)Kenakalan Remaja=tanggung jawab orang tua.


Kenakalan Remaja=tanggung jawab orang tua.


Remaja adalah para anak-anak muda yang masih dalam tahap pertumbuhan menuju dewasa. Pada masa ini seseorang sedang berada di tahap akhir dari anak-anak serta dalam tahap memasuki kehidupan dewasa. Pada tahap ini banyak sekali remaja yang “tersesat” dalam upaya pencarian identitas diri. Walaupun orang tua sangat protektif terhadap tingkah laku dan kegiatan remaja, tetap saja hal tersebut bukanlan jaminan untuk para remaja bebas dari pergaulan serta kenakalan remaja.


Orang tua bisa saja selalu memberikan nasihat-nasihat kepada anak remaja mereka, namun hal tersebut tidak menjamin anak remaja mereka bisa terhindar dari pergaulan yang buruk. Bahkan terkadang banyak orang tua yang over protektif terhadap anak remaja mereka. Pola pikir remaja masih sangat rentan terhadap permasalahan dan tekanan, maka tidak jarang sikap orang tua yang over protektiflah yang menyebabkan para remaja tersebut justru nekat melakukan banyak kenakalan remaja. Lalu kira-kira bagaimana cara yang efektif untuk mendidik serta mencegah para generasi muda penerus bangsa ini terhindar dari tindakan dan kelakuan yang buruk? Apakah pendidikan dari lembaga formil seperti sekolah sudah cukup untuk mendidik mereka?


Sebagai orang tua yang beriman, alangkah baiknya kita menerapkan didikan ataupun ajaran – ajaran kasih berdasarkan Firman Tuhan. Kita tak bisa mengandalkan pendidikan dari lingkungan pendidikan formil saja, akan tetapi sebagai orang tua kita harus turut mendidik serta mengajar mereka! Jangan mengajarkan akan hukuman, tetapi perbanyaklah porsi untuk memberithaukan akan segala konsekuensi yang akan mereka terima jika mereka melakukan ini ataupun itu! Berusahalah agar memberikan mereka pilihan, dan jangan terlalu mengarahkan mereka untuk memilih! Dan yang sangat penting adalah memberikan contoh serta mengajak mereka untuk lebih sering menyediakan waktu bersekutu dengan Tuhan!, karena apabila segala cara kita gagal membendung “kenakalan” mereka, akan tetapi kasih serta perlindungan Tuhan selalu menyertai mereka, oleh karena hubungan yang intim antara mereka dengan Tuhan.


Kenakalan remaja tidak akan terjadi apabila sejak dini para orang tua mendidik serta memberikan contoh nyata kehidupan ke-imanan yang sesuai kehendak-Nya kepada anak remaja mereka.


“Didiklah anakmu,

Maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu

Dan mendatangkan sukacita

kepadamu”

Amsal 29:17


GOD Bless U