Monday, April 30, 2012

(ArBer)Tidak bisa tenggelam?


Tidak bisa tenggelam?

Kata unsinkable mengtandung arti (dalam bahasa Indonesia) adalah “tidak bisa tenggelam/ di tenggelamkan).  Itulah motto dari sebuah kapal pesiar mewah Titanic.  Entah untuk tujuan promosi atau memang sengaja untuk bermegah diri?(pamer yang berlebihan/menyombongkan diri), yang jelah motto tersebut tidaklah terbukti.

Suatu pencapaian keberhasilan ataupun kemenangan sepertinya wajar sekali untuk di rayakan.  Publikasi akan keberhasilan seseorang yang diraih dengan proses perjuangan layak dijadikan contoh bagi orang banyak.  Banyak hal positif yang dapat dibagikan saat pencapaian ataupun keberhasilan dipublikasikan, namun publikasi berlebihan juga bisa memunculkan ancaman baru, yaitu bibit kesombongan.  Bermegah diri yang tidak terkontrol akan memunculkan kebanggaan diri sendiri yang absolut, sehingga pusat dari segala pujian serta kebanggaan hanya terfokus pada diri sendiri(padahal belum tentu seseorang berhasil yanpa jerih payah ataupun kontribusi orang lain).

Sebagai orang yang beriman kita perlu menata sikap kita dalam menghadapi pujian dari orang lain atas segala talenta ataupun keberhasilan yang kita capai!  Ingatlah satu hal bahwa apa yang kita miliki dan bisa kita raih saat in adalah semata – mata anugerah dari Tuhan yang maha pengasih!  Tanpa ijin – Nya, apapun usaha kita pasti tidak akan menghasilkan prestasi ataupun pujian.  Mulai saat in bersyukurlah kepada Tuhan atas segala prestasi dan pencapaian kita, dan jika kita harus bermegah diri, maka hanya di dalam penyertaan kasih- Nyalah kita wajib merasa bangga! 

Arsitek Kapal pesiar Titanic boleh saja membanggakan diri, sebab Titanic merupakan kapal pesiar terbesar dan termegah! Namun kenyataanya kebanggaan tersebut tidak berarti, sebab Titanic “dikalahkan” karang batu es sederhana(bahanya) buatan Tuhan!



 “Tetapi siapa yang mau bermegah
Baiklah bermegah karena yang berikut:
Bahwa ia memahami dan mengenal Aku,
Bahwa Akulah TUHAN
Yang menunjukkan kasih setia,
Keadilan dan kebenaran di bumi
………………….”
Yeremia 9:24


GOD Bless u

Sunday, April 29, 2012

(ArBer)Tetap menghibur!


Tetap menghibur!

Tidak semua musisi ingin melakukan hal tersebut(gambar diatas).  Kira-kira siapa yang bersedia untuk tetap bernyanyi dalam keadaan banjir seperti itu?  Hanya ada dua penilaian yang muncul jika melihat penyanyi tersebut, yaitu dia adalah musisi ataupun penghibur profesional, atau dia adalah seorang yang “kurang kerjaan” dan hanya ingin mencari sensasi, mana yang benar?

Mengihibur orang lain terkadang membutuhkan mood yang baik dari dari sang penghibur.  Apabila kondisi mood penghibur tersebut sedang tidak baik, maka dapat dipastikan tidak akan ada yang terhibur sebab hiburan yang dihasilkan tersebut akan terasa hambar.  Namun pertanyaanya adalah apabila kita hanya dapat menghibur dalam kondisi tertentu(mood baik), bagaimanakah mereka yang membutuhkan penghiburan kita?apakah mereka harus menunggu kondisi kita menjadi ideal(hati senang atau mood baik)

Tidak demikian halnya dengan Rasul Paulus.  Dia menderita dalam berbagai banyak hal, namun Dia tetap memberikan penghiburan kepada semua yang membutuhkannya.  Dia sendiri membutuhkan penghiburan, namun bukan berati dia berhenti untuk menguatkan dan menghibur saudara seiman yang sedang berjuang dalam penderitaan.  Teladan Paulus haruslah kita jadikan contoh, bahwasanya kita tetap harus mengusahakan menjadi penghibur, pembangkit semangat ataupun penguat sesama kita yang sedang menderita, dengan kondisi apapun yang terjadi dalam diri kita.  Paulus pun membutuhkan penghiburan, namun dia tahu dimana harus mencari penghibuan itu yaitu dalam Kristus Yesus.  Jadi kita yang sudah mengenal dan mengetahui dimana sumber penghiburan kita, wajib menghibur dan menguatkan sesama kita yang sedang dalam pencobaan!

Tetaplah menghibur di saat kita memerlukan penghiburan!  Karena penghiburang kita yang diterima baik orang lain akan menghibur hati kita juga!



 “Jika kami menderita,  hal itu
Menjadi penghiburan dan keselamatan kamu;
Jika kami dihibur, maka hal itu
Adalah untuk penghiburan kamu
Sehingga kamu beroleh kekuatan untuk
Dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama
Seperti yang kami derita juga”
2 Korintus 1:6


GOD Bless u

Friday, April 27, 2012

(LaBer)Jiwaku Terbuka



Jiwaku Terbuka
Key: Eb



 __Eb____Cm______Fm
Jiwaku terbuka untukMu Tuhan

 __Ab____Bb________Eb
S'lidiki nyatakan s'gala perkara

 __Bbm____Eb7_____Ab____Abm/B
Singkapkan semua yang terselubung

 __Eb/Bb____Bb_____Ab____Eb
Supaya ku layak dihadapanMu  Tuhan




“Dan tidak ada suatu mahklukpun
Yang tersembunyi di hadapan- Nya,
Sebab segala sesuatu telanjang
Dan terbuka di mata Dia,
Yang kepada- Nya kita harus
Memberikan pertanggungan jawab”
Ibrani 4:13

GOD Bless u

Thursday, April 26, 2012

(ArBer)Apa lagi yang tak bisa dibeli!





Apa lagi yang tak bisa dibeli!

Bagi seorang yang mempunyai harta berlimpah, sepertinya apapun bisa diselesaikan dengan uang.  Dari jabatan tertentu, sampai pengaturan hukum semuanya bisa diatur.  Memang kebahagian tidak bisa dibeli, namun paling tidak orang – orang berduit memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk merasakan kebahagian dibandingkan mereka yang tidak beruang.

Orang kaya yang selalu berusaha mendapatkan apapun juga terdapat dalam firman Tuhan dalam kitab kisah para rasul.  Seorang yang bernama Simon ingin membeli kuasa dari pada Rasul untuk mencurahkan Roh Kudus bagi mereka yang didoakannya.  Mungkin menurut Simon, kuasa yang dari Tuhan tersebut bisa dibeli, sehingga dia menawarkan uangnya kepada para Rasul untuk ditukarkan dengan kuasa karunia Allah tersebut, akan tetapi hal tersebut adalah salah.

Bisa jadi kita juga terkadang memiliki sikap seperti Simon, yang selalu memandang rendah dan sepele segala hal dengan uang termasuk hal-hal rohani.  Walaupun saat ini kita benar-benar memiliki banyak uang, namun belum tentu kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan.  Kita tidak bisa serta merta membeli gelar sarjana Teologia.  Atau dengan sengaja meminta para penatua serta pendeta datang ke rumah kita agar bisa dibaptis selam di kolam renang rumah sendiri.  Segala hal memang memungkinkan apabila kita memiliki banyak uang, akan tetapi uang tidak bisa membeli hal-hal rohani keimanan ataupun karunia roh kudus.  Hormatilah Allah dengan menghormati tata cara liturgis keagamaan, dan jangan menilai rendah ataupun sepela tata cara keagamaan tersebut!  Tuhan tidak pernah memandang harta kita.  Dia hanya akan melihat kerendahan hati kita untuk menerima- Nya serta menjalankan firman- Nya dalam kehidupan ini!

Jika uang tidak bisa membeli segalanya, maka kejarlah segala hal yang tidak bisa dibeli oleh uang! Sebab hal tersebut tak ternilai harganya!


 “Tetapi Petrus berkata:
Binasahlah kiranya uangmu itu
Bersama dengan engkau.
Karena engkau menyangka,
Bahwa engkau dapat membeli karunia Allah
Dengan uang.”
Kisah Para Rasul 8:20


GOD Bless u

Wednesday, April 25, 2012

(PuBer)Selamatkanlah aku!


Selamatkanlah aku!

Tidak terlihat jalan keluar
Dari belakang musuh mengejar
Lawan juga siap di samping
Nafasku sudah tidak panjang


Musuh dan lawanku kelaparan
Mereka tidak menberikan pilihan
Sendiri ku jalani waktu sempit ini
Tanpa bantuan, aku pasti mati

Manusia tidak sanggup menolong
Kepada Tuhan harapan itu kugantung
Aku memohon dengan sisa tenagaku
Meminta Dia menghadang lawanku

Aku bersyukur kepada Tuhan Allah yang hidup
Bagi- Nya tidak ada kata “tidak sanggup”
Dia membebaskan aku dari jurang maut
Dia membuat lawan-lawanku takut

Dia Tuhan Allah yang setia
Tidak akan pernah melupakan umatnya
Dialah satu-satunya harapanku
yang akan menyelamatkanku!



 “Dia yang mengingat kita dalam kerendahan kita;
Bahwasanya selama-lamanya
kasih setia- Nya
Dan membebaskan kita daripada lawan kita;
Bahwasanya selama-lamanya
kasih setia- Nya”
Mazmur 136:23-23


GOD Bless U

Tuesday, April 24, 2012

(ArBer)Mengutuk dengan doa.


Mengutuk dengan doa.

Tidak selamanya doa yang kita panjatkan adalah untuk kebaikan kita dan sesama.  Tidak bisa dipungkiri terkadang kita hanya mengingunkan kebaikan bagi diri sendiri saja tanpa memperdulikan orang – orang disekitar kita.  Ironisnya mungkin kita juga pernah sengaja mengutuk orang lain(yang merugikan  kita) atau meminta Tuhan mendatangkan hukuman bagi orang tersebut dalam doa kita.  Sadarkah kita bahwa kita sedang berbicara dengan Tuhan pada saat kita berdoa?

Kata – kata yang keluar dari mulut kita pada saat berdoa adalah kata-kata yang sebenarnya langsung diterima Tuhan.  Jika terhadap pimpinan di tempat kita bekerja saja kita begitu sopan dalam mengeluarkan kata-kata, lalu mengapa kepada Dia yang memimpin alam semesta ini kita sembarangan berkata-kata? Atau apakah kita sadar bahwa dengan mendoakan keburukan bagi orang lain sudah menjadikan kita hakim atas kesalahan orang tersebut?  Lalu kira-kira apakah posisi Tuhan yang mendengerkan doa kita? Apakah Dia adalah “algojo” pelaksana dari vonis kita terhadap seseorang?

Tuhan maha mengetahui segala perkara dalam kehidupan kita!  Apabila kita mengalami akar pahit, tentunya Dia juga mengetahuinya.  Alangkah bijaknya apabila kita menempatkan posisi kita sebagai seorang yang membutuhkan nasihat dari Tuhan, bukan seperti seorang anak kecil yang mengadukan permasalahan kita serta meminta Dia menghukum mereka yang bersalah!  Intinya kita harus hati –  hati mempergunakan mulut kita, bukan hanya terhadap sesama manusia akan tetapi juga dihadapan Tuhan Allah!  Pilihlah kata – kata ynag tepat yang penuh dengan kasih saat kita memcurahkan isi hati kita!  Jangan sampai ada kata- kata kutukan keluar dari mulut saat kita berdoa! Sebab Dia tidak akan menerima orang – orang yang membenci sesamanya dalam kerajaan Sorga!

Mengutuk seseorang secara langsung maupun di dalam harapan serta doa, adalah sama - sama perbuatan berdosa!


 “Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita;
Dan dengan lidah kita mengutuk
Manusia yang diciptakan menurut rupa Allah
Dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk
Hal ini, saudara-saudaraku tidak
Boleh demikian terjadi”
Yakobus 3:9-10


GOD Bless u