Tuesday, August 15, 2017

(ArBer)Suka dengan si mulut manis?

Suka dengan si mulut manis?

Istilah mulut manis adalah istilah untuk seorang yang suka merayu ataupun meudah melempar pujian.  Kata  kata yang keluar dari si “mulut manis” selalu enak untuk dinikmati setiap indera pendengaran manusia.  Sayangnya inti ataupun makna dari kata – kata yang enak didengar tersebut belum tentu semanis dengan kata – katanya.

Rasul Paulus merupakan seorang yang cukup terpelajar.  Kata – kata retorika bisa saja selalu keluar dari mulutnya.  Uniknya Rasul Paulus tidak banyak menggunakan kata – kata retorika yang enak didengar dalam memberitakan kebenaran firman Tuhan.  Rasul Paulus tidak banyak membalut firman Tuhan dengan kata – kata serta harapan – harapan manis, namun sebaliknya beliau mengatakan dengan lantang apa yang harus dirubah dari orang – orang fasik serta juga hukuman atas dosa – dosa.  Paulus tidak banyak menjanjikan yang baik, namun lantang membeberkan hukuman atas tindakan mereka yang tidak baik.

Sebagai orang percaya kita juga tidak boleh mengandalkan mulut manis untuk menarik orang datang kepada Tuhan.  Suka atau tidak suka kita harus siap meberitakan juga akibat jiwa mereka yang belum terselamatkan, sebab meskipun tidak enak didengar namun maksudnya adalah baik.  Hanya saja dalam mengemas kata – kata tersebut kita perlu mempertimbangkan tempat dan waktu yang tepat.  Kita tidak perlu banyak beretorika dalam pemberitaan kesalamatan, sebab sekali jiwa mereka tidak selamat maka tidak ada lagi “kemanisan” yang dapat dijanjikan.   

Kata – kata manis akan menjadi percuma saja jikalau tidak menyelamatkan jiwa!

“Karena kami tidak pernah bermulut manis
Hal itu kamu ketahui--dan tidak pernah mempunyai
maksud loba yang tersembunyi -- Allah adalah saksi -- ”
 1 Tesalonika 2 : 5

GOD Bless u

No comments: