Thursday, January 25, 2018

(ArBer)Hati yang penuh amarah

Hati yang penuh amarah

Menahan amarah bukan berarti mempunyai raut muka yang tenang.  Orang yang mempunyai raut muka tenang meskipun disakiti bisa juga marah besar, hanya amarahnya disimpan di hatinya.  Amarah yang disimpan di hati apabila tidak segera diredakan, lama – kelamaan akan meledak dan menyembur keluar juga laksana gunung meletus yang telah lama menyimpan energi panasnya.

Kemarahan memang tidak perlu diumbar akan tetapi sebenarnya tidak perlu ditahan – tahan juga di dalam hati.  Mengendalikan tidak cukup pada permukaannya saja, akan tetapi amarah harus dikendalikan sepenuhnya sampai pada kedalaman hati.  Amarah yang terus menerus berada di dalam hati manusia akan menyebabkan dosa yang lebih besar dibandingkan amarah yang terungkapkan keluar.  Kemarahan tidak selamanya negatif, namun kemarahan yang dipendam sudah pasti adalah hal negatif yang akan menimbulkan berbagai macam masalah ke depannya nanti.

Orang – orang percayapun kerap kali terjebak pada hal demikian, yaitu berusaha menahan amarah secara fisik, namun kemudian menyimpan amarah di dalam hati yang berujung kepada masalah psikis, seperti stres, pendendam, dan juga hal negatif lainnya.  Pengkotbah menyatakan kita dilarang untuk cepat menjadi marah, dan kelanjutannya adalah bahwa kita tidak perlu menyimpan amarah di dalam hati!  Bahkan pengkotbah menyatakan bahwa mereka yang menyimpan amarah adalah orang bodoh.  Jadi apakah anda cepat marah? Hal tersebut adalah salah, dan lalu apakah anda tidak cepat marah, namun cepat mendendam? Hal tersbut juga merupakan kesalahan besar!

Amarah di dalam diri layaknya sebuah pisau, lalu apakah yang akan pergunakan dengan pisau tersebut? Untuk meolong mempermudah kegiatan anda atau sebagai senjata untuk melukai sesama?

 “Jangan lekas – lekas marah dalam hati,
Karena amarah menetap dalam dada orang bodoh”
  Pengkotbah  7 : 9

GOD Bless u

No comments: