Sunday, February 11, 2018

(ArBer)Jangan masuk ke hatiku!


Jangan masuk ke hatiku!

Kita tentu berhak untuk dapat menutup hati kita sendiri.  Kita berhak menutup hati kita dari hal – hal buruk, ataupun segala hal yang dapat merugikan diri kita sendiri.  Kita juga memiliki “kunci” untuk membuka diri serta ahti kita terhadap segala hal yang menyenangkan, baik dan berguana bagi diri kita ataupun sesama.

Satu hal yang menarik adalah bahwa kita tidak bisa selamanya menutup pintu hati kita selamanya, meskipun “kuncinya” berada di tangan kita sendiri.  Tuhan Allah yang menciptakan manusia, mempunyai hak tertinggi unutk membuka hati ataupun menutup hati seseorang.  Jadi janganlah mengira jikalau hati kita sudah tertutup maka sudah tidak ada yang dapat membukanya lagi dan begitu juga sebaliknya jikalau hati kita sudah terbuka maka hanya kita seorang saja yang mampu menutupnya.

Tuhan mempunyai otoritas tertinggi unutk embuka ataupun menutup pintu apapun di dunia ini.  Melalui Yesus Kristus, Tuhan memegang kunci untuk semua hal termasuk membuka hati kita semua.  Pertanyaanya mungkin hanya satu apakah kita benar – benar mau merelakan hati kita dibuka – Nya? Atau kita sendiri justru yang terus berusha memperbanyak “gembok” dalam hati kita?agar kita mengindari sentuhan kasih – Nya.  Jikalau kita terus menutup hati, sampai kapaunpun Tuhan tidak akan pernah masuk, meskipun Tuha  pasti bisa pembuka pintu hati kita.

Mengapa kita menutup pintu hati kita rapat – rapat terhadap Tuhan, sedangkan Tuhan tidak pernah menutup diri kepada kita, jikalau kita ingin datang kepada – Nya?

 “Dan tuliskanlah kepda jemaat di Filadelfia:
Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud
Apabila Ia membuka, tidak ada yang menutup
Apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka”
  Wahyu 3 : 7
GOD Bless u

No comments: