Wednesday, April 28, 2021

(ArBer)Jangan bodoh!

 


Jangan bodoh!

 

Gambar di atas menjadi sajian berita utama hampir di seluruh dunia.  Tradisi relegius orang India tersebut menimbulkan efek buruk yang masiv.  Bukannya mendapatkann berkah, para peserta tradisi tersebut malahan harus berjuang di antara hidup dan mati oleh karena terjangkit virus corona.

Negara India mencatat temuan kasus baru terbesar dan terbanyak hanya oleh karenan tradisi tersebut.  Bukan hanya tertjadi penyebaran virus secara masiv, namun juga angka kematiannya juga cukup masiv sampai – sampai pemerintah India mengalami kesluitan dalam melakukan kremasi terhadap warga yang meninggal dunia.  Kelangkkan oksigen akhirnya juga menjadi masalah utama kesehtan oleh karena banyaknya penderita corona yang membutuhkan oksigen.

Sebagai orang percaya kita juga harus menyikapi kejadian tersebut dengan bijak.  Mungkin ada beberapa Gereja yang saat ini sudah melakukan ibadah tatap muka secara langsung, namun demikian orang percaya harus tetap mengutamakan protokol kesehatan.  Kita boleh saja beriman, namun iman tanpa rasionalitas juga hanya akan mencelakakan.  Kita beriman Tuhan mampu menyembuhkan penyakit apapun, akan tetapi hal tersebut bukan berarti kita harus sengaja menjadi sakit agar hal tersebut menjadi kenyataan.  Orang percaya harus tetap beriman kepada Tuhan, namun demikian kita juga harus menerima fakta nyata disekitar kita dan jangan menjadi modoh ataupun “masa bodo” dengan keadaan bahaya disekitar kita!  Jadi jikalau kegiatan ke-agamaan kita ada yang bertentangan dengan protokol kesehatan, maka seharusnya anda sudah tahu sikap yang harus anda ambil!

Orang yang beriman seharusnya tidak bodoh ataupun selalu merasa “masa bodo”!

 

“Mereka berbuat seolah – olah penuh hikmat,

Tetapi mereka telah menjadi bodoh”

Roma 1 : 22

God Bless You

No comments: