Bersediakah merendahkan diri?
Akan
menjadi suatu hal yang wajar, apabila anak sekolah pada gambar di atas merasa “tidak
enak hati” ketika mereka diikatkan tali sepatunya oleh salah satu perwira
kepolisian yang memiliki pangkat tingai.
Selain jabatan, mungkin juga mereka merasa tidak sopan sebab yang
mengikatkan tali sepatu mereka secara umur lebih tua dibandingkan mereka. Lalu apakah perasaan “tidak enak” tersebut
juga dirasakan oleh perwira kepolisian tersebut?
Yohanes
pembaptis merasa tidak layak untuk membukakan tali kasut “Dia” yang diramalkan
akan datang ke dalam dunia ini sebabagi Mesias.
Yohanes pembabtis kala itu cukuplah terkenal dan mengikuti banyak
pengikut, bahkan pengkiutnya menyangkanya adalah utusan Tuhan ataupun setara Nabi
Elia. Yohanes memiliki banyak alasan
untuk menyombongkan diri, namun demikian beliau sadar akan keberadaanya serta
sadar siapa yang akan dilayaninya kelak.
Kesadaran
diri akan siapa diri kitalah yang nantinya akan menentukan sikap serta prilaku
kita. Semakin kita sadar bahwa kita
bukan siapa – siapa, maka kita akan semakin sadar juga kuasa Tuhan yang begitu
sempurna! Kita yang sadar bahwa tanpa-
Nya kita bukan apa – apa, kemudian akan mengandalkan segalanya kepada Dia yang
maha kuasa. Ironisnya tidak semua kita
sadar diri dan merasa tidak layak dihadapannya, sebaliknya kita kerap
menyombongkan diri dan merasa mampu melakukan segalanya tanpa Dia.
Kerendahan hati Yohanes pembabtis mudah sekali untuk
diikuti, pertanyaanya kemudian adalah relakah kita merendahakan diri?
“Yaitu Dia, yang
datang kemudian dari padaku
Membuka tali kasut-
Nya pun aku tidak layak”
Yohanes 1 : 27
God
Bless You
No comments:
Post a Comment