Sunday, November 23, 2008


(ArBer)

Alkisah ada 5 orang maliakat berkumpul dan berdiskusi tentang manusia yang mereka amati masing – masing di bumi. Mereka membicarakan ucapan syukur dari manusia yang mereka amati. Malaikat pertama mengatakan petani yang dia amati, sangat mencintai TUHAN, hal ini terbukti dari ucapannya yang penuh rasa syukur ketika manusia tersebut menerima hasil panen sayur – syuran dari perkebunannya kata manusia itu ”aku dan keluargaku bersyukur kepada TUHAN yang telah memberikan kesuburan bagi ladangku sehingga kami memperoleh hasil kebun yang baik serta berlimpah dan nantinya akan mudah menjualnya kepada pedagang di pasar.”. Lalu malaikat ke-2 yang mendapat giliran bercerita, menceritakan bahwa pedagang sayur yang diamatinyapun selalu mengucap syukur pada saat sayur – sayuran yang dibawa petani dari desa untuk dijualnya sangat segar, sehingga dagangnya bisa cepat laku habis. Tukang sayur itu berkata ”terima kasih TUHANku, Engkau telah memberkati sayur – sayur daganganku yang selalu segar, sehingga cepat sekali sayuran ini terjual habis sehingga aku cepat memperoleh keuntungan”. Berikutnya malaikat ke-3 bercerita, bahwa manusia yang dia amati sebagai koki sebuah restoran, juga selalu mengucap syukur pada saat dia mengolah sayur – sayuran segar yang dibelinya dari pasar menjadi sebuah masakan. Sang koki berkata ”aku bersyukur kepada TUHAN, karena sayuran – sayuran segar ini berasal dari TUHAN, dan dengan demikian aku dapat mengolahnya menjadi masakan yang enak lalu pengunjuk restoranku akan makin bertambah”. Malaikat ke-4 ikut bercerita bahwa, manusia yang diamatinya adalah keluarga yang selalu bersyukur, karena diberikan kesempatan untuk menikmati makanan yang bergizi serta bermanfaat bagi kesehatan mereka. Kata sang Ayah pada saat memimpin doa di restoran yang menyajikan masakan sayuran yang lezat adalah ”Terima kasih TUHAN atas makanan yang tersedia diatas meja ini, makanan yang ini sungguh sempurna dan memberikan manfaat yang baik bagi kesehatan kami,terpujilan namaMU, Amin”. Setelah ke – 4 malaikat itu bercerita lalu malaikat yang ke lima berkata ”semua manusia yang kalian ceritakan memang mengucap syukur, namun itu terlebih karena mereka mendapat berkat melimpah dari TUHAN, namun aku mengamati manusia yang menjadi pengemis, disaat tidak mendapatkan apa – apapun dia tetap bersyukur. Malaikat terakhir lalu bercerita ada seorang pengemis cacat yang selalu mengharapkan belas kasihan dari oarang – orang yang didepannya dan memberi makanan kepadanya. Suatu waktu sang pengemis itu sudah hampir dua hari belum makan sedikitpun, dia berusaha merangkat ke tong sampah, namun di tong sampah pun dia tetap mendapatkan sedikit makanan sisa, lalu akhirnya denagn segala kekuatannya dia merangkak ke depan sebuah restoran, dan seketika dia tersenyum sambil mengucap syukur, katanya ”terima kasih TUHAN, dia akhir hayatku ini Engkau masih memberikan kesempatan bagiku, untuk mencium aroma masakan yang sedap dari makanan diatas meja yang dinikmati keluarga itu” , lalu seketika itu pula dia berpulang ke Bapa di Sorga.....
Cerita diatas mengilustrasikan berbagai macam cara mengucapkan syukur dan berbagai alasan untuk mengucapkan syukur, namun diantara mereka semua hanya, seorang pengemis yang tidak mendapatkan apa – apa, tetapi dia tetap mengucap syukur dengan tidak meminta lebih. Pengemis memang berbeda dalam pengucapan syukurnya, dia seharusnya mengucap syukur pada saat ada yang memberinya makanan, bahkan sedikit saja karena dia sudah tidak makan hampir dua hari. Namun justru pada saat makanan yang diharapkan tak kunjung datang dan dia hanya dapat melihat sebuah keluarga menikmati makanan lezat diata meja, dia tetap mengucap syukur karena dia masih sempat mencium aroma masakan yang lezat tersebut walaupun tetap tidak mendapatkan makanan sampai akhir hidupnya. Kita sebagai manusia selulu mudah mengucap syukur pada saat kita mendapatkan sesuatu yang kita impikan, bahkan jika perlu kita memberikan korban bakaran dalam tanda kutip, misalnya perpuluhan atau menyantuni anak – anak fakir miskin. Pertanyaan sesungguhnya adalah apakah kita tetap mengucap syukur apabila apa yang kita inginkan tidak tercapai, atau apa yang ada pada kita hilang begitu saja? Apakah kita senantiasa mengucap syukur tanpa melihat apa yang kita dapatkan, berapa banyak yang kita dapatkan atau bahkan pada saat tidak ada yang kita dapatkan.......

”Ucapkanlah syukur senantiasa atas segala sesuatu
 dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus
kepada Allah dan Bapa kita”
Efesus 5:20
GOD Bless u :-) :-)


No comments: