Monday, June 1, 2020

(ArBer)Tidak ada ujian?


Tidak ada ujian?

Ujian tahap akhir yang biasa dikenal dengan ujian nasional bagi para siswa kelas 6, 9 dan 12, pada tahun ini ditiadakan oleh karena penyebaran cirus corona.  Ujian nasional kemudian digantikan metode penilaian selama siswa/i menenmpuh pendidikan, lalu kira – kira bagiamana perasaan siswa/i yang sebenarnya wajib mengikuti ujian tersebut? Apakah merasa senang, atau juga jadi merasa sedih?

Sebagian besar siswa/i sepertinya merasa senang oleh karena bisa santai sejenak tanpa harus memutar otak unutk mengikuti ujian nasional.  Kita tentu juga akan senang jikalau bisa menghindari sebuah ujian, bukan begitu?  Bagi kita orang yang beriman, menghindari ujian bukanlah suatu perkara yang baik unutk menguatkan mental kerohanian kita!  Kita wajib mengikuti ujian kehidupan agar nantinya kerohanian kita bisa terus bertumbuh.

Raja Daud yang sejak kecil banyak mengalami ujian kehidupanpun masih meminta Tuhan unutk terus mengujinya.  Inti dari ujian tersebut tentunya bukanlah suatu kebanggaan ketika semuanya berhasil dilalui, namun lebih kepada pengalaman berharga yang didapat ketika mengalami ujian tersebut.  Terlebih lagi hanya melalui ujian kehidupanlah, kita dapat mengetahui apakah kita sudah benar – benar hidup sesuai dengan kehendak- Nya.  Jadi janganlah takut atau menghindari ujian! Sebab pada saat mengikuti ujian, kita bukan saja dinilai pihak lain, namun kita juga menilai diri sendiri!

Ujian kehidupan dapat memurnikan iman kita, hati kita dan juga pikiran kita kepada TUHAN yang kita yakini!

“Ujilah aju, ya TUHAN, dan cobalah aku;
Selidikilah batinkau dan hatiku.
Sebab mataku tertuju kepada kasih setia- Mu
Dan aku hidup dalam kebenaran- Mu”
Mazmur 26 : 2 - 3
GOD Bless u

No comments: