Monday, December 15, 2008


“hallo kamu lama sekali mengangkat telponnya, padahal sudah berkali – kali aku telpon, dari mana saja kamu, sibuk, atau lagi meeting?”. “hallo, ini siapa ya?”, “loh ini andi bukan?”, “maaf ya, anda salah sambung…”

Salah sambung mungkin pernah kita rasakan pada saat kita menelpon seseorang. Terkadang kita terlalu terburu – buru, sehingga salah menekan atau memasukkan nomor telepon yang kita tuju. Dalam kehidupan sehari – hari kita juga kerap ”salah sambung” dalam menilai atau menyikapi setiap permasalahan. Jika kita mendapatkan berkat, atau apa yang kita kerjakan berhasil maka perasaan sukacita ada di hati kita, dan kita selalu berusaha agar orang lain ikut merasakan sukacita yang kita alami, atau paling tidak mereka mengetahui kalau kita sedang barbahagia. Hal tersebut sangatlah manusiawi, setiap orang yang berbahagia selalu ingin menujukkan kepada semua orang perasaannya, namun sebaliknya jika permasalahan yang datang tersebut adalah permasalahan yang berat, yang tidak ada jalan keluarnya, kita terkadang ”salah sambung” saat memprotes keadaan buruk yang menimpa kita kepada Tuhan. Kita selalu ingin mengetahui kenapa hal tersebut dialami kita. Seperti orang yan salah menelpon, kita juga biasanya ”menyerang” Tuhan dengan pertanyaan yang bertubi – tubi dan segala keluh kesah, padahal kita sendiri belum intropeksi diri apakah benar segala pertanyaan kita untuk Tuhan atau seharusnya pertanyaan – pertanyaan tersebut malah untuk kita sendiri?

Tuhan selalu diumpamakan sebagai mesin penjawab disaat kita mengalami penderitaan, padahal penderitaan yang ada tidak mungkin datang begitu saja tanpa ada penyebab yang berasal dari diri sendiri, mungkin hal tersebut karena keteledoran kita atau memang penderitaan tersebut akibat dari kesombongan kita yang selalu mengandalkan diri sendiri.
Ironisnya pada saat berkat melimpah dan kebahagia menyertai kita, jarang sekali kita mencari-Nya terlebih dahulu. Sebagai orang percaya, seharusnya kita bersikap dewasa dengan selalu bersyukur kepada Tuhan atas segala kebahagian yang kita alami, dan bila kita mengalami masalah – masalah yang sulit seharusnya kita intropeksi dulu adakah perbuatan kita yang salah. Setelah kita inropeksi diri bawalah segala hasilnya kepada Tuhan dengan penuh kepasrahan. Tuhan yang maha pengasih dan penyayang akan melihat kita sebagai umatnya yang taat, dengan demikian Tuhan pasti akan menunjukkan jalan-Nya kepada kita. Dengan demikian sebaiknya kita meneliti dulu sebelum kita ”menelpon” jangan sampai terburu – buru memasukkan nomor dan akhirnya ”salah sambung”...

”Orang menjerit oleh karena banyaknya penindasan, berteriak meminta tolong
oleh karena kekerasan orang – orang yang berkuasa;
tetapi orang tidak bertanya:
Dimanakah Allah yang membuat aku, dan yang memberi
nyanyian pujian di waktu malam;”
Ayub 35:9-10

GOD Bless you

No comments: