Thursday, June 11, 2009

(ArBer) Cara lain untuk berkelahi


Cara lain untuk berkelahi

Minggu - minggu ini banyak sekali tayang berita mengenai kekerasan dalam lingkungan kampus. Selain di Jakarta, bentrokan mahasiswa juga terjadi dibeberapa pulau di Indonesia. Para mahasiswa yang seharusnya menjadi harapan masa depan bangsa, malah justru saling berkelahi dan merusak karena hal sepele. Coba bayangkan apa yang akan terjadi ketika kaum muda tersebut suatu saat memimpin negeri ini, kemungkinan jalan kekerasan menjadi jalan keluar suatu permasalahan. Terkadang kita selalu ingin cepat menyelesaikan suatu persoalan disaat hati kita masih dipenuhi amarah, dan biasanya cara yang paling cepat adalah dengan mengadu kekuatan fisik. Dengan kekuatan fisik kita akan cepat mengetahui siapa yang benar, karena hukum dalam perkelahian adalah siapa yang menang dialah yang benar.

Firman Tuhan tidak mengajarkan kekerasan, bahkan Yesus sendiri tidak pernah menggunakan kekerasan fisik untuk membalas perlakuan tak manusiawi tentara romawi pada saat Yesus ditangkap. Dia mengajarkan pada banyak orang untuk memberikan pipi kiri jika pipi kanan kita ditampar.(Matius 5:39) Secara logika memang hal tersebut tidak masuk akal, masakah setelah kita mendapatkan sakit, kita bukannya membalas tapi malah merelakan diri kita untuk disakiti lagi? Sebenarnya esensinya adalah kita menghindari pukul memukul yang akan terjadi selanjutnya. Apabila ada yang menampar pipi kiri kita sekali pastilah akan ada tamparan - tamparan selanjutnya, oleh karena itu relakanlah kita untuk ditampar sekali lagi agar tidak ada tamparan - tamparan selanjutnya terhadap kita dan lawan kita. Memang sulit menahan sakit, tapi apabila dengan menahan sakit sekalilagi dapat mengakhiri segala dendam dan amarah membara, maka itu adalah jalan yang terbaik.

Banyak sekali cara lain untuk "berkelahi", dalam artian kita dapat berialog ataupun berdebat. Kedua cara tersebut juga nantinya akan menimbulkan suatu kemenangan, namun tidak akan ada satupun yang kalah serta tersakiti fisiknya. Setiap perselisihan memerlukan waktu untuk menyelesaikannya, tenang dan berpikirlah dahulu, tunggulah samapai panas amarah kita menurun. Namun jika kita selalu ingin cepat menyelesaikan perselisihan sudah pasti kita adalah orang yang senang dengan cara - cara kekerasan

"Janganlah lekas - lekas marah dalam hati
karena amarah menetap
dalam dada orang bodoh"

Pengkotbah 7:9


GOD Bless u

No comments: