Sunday, August 30, 2015

(ArBer)Kalau bisa sekarang, mengapa harus nanti?

Kalau bisa sekarang, mengapa harus nanti?

Kecenderungan untuk menunda – nunda, adalah kebiasaan buruk bagi kebanyakan orang.  Dimulai dari menunda untuk bangun tidur, menunda untuk mandi, menunda untuk berangkat beraktivitas sampai menunda untuk beraktivitas dengan serius(menunda pekerjaan ataupun mengerjakan tugas).  Sepanjang hari selalu ada kata “nanti” saat mengambil tindakan.

Kemalasan adalah akar dari penundaan segala sesuatu.  Penundaan yang berkepanjangan, akan melahirkan rasa cuek, lupa, dan ketidak pedulian.  Akhirnya semua sifat buruk tersebut pastinya akan mendatangkan kekesalan sesama manusia dan tentu juga Tuhan.  Kita saja pasti akan merasa kesal apabila melihat orang laing selalu menunda tugas dan wewenang yang harus dikerjakannya, apalagi Tuhan?

Berjanji ataupun bernazar bagi Tuhan tidaklah mendatangkan dosa.  Dosa hanya akan terjadi ketika seseorang sudah bernazar namun menunda – nunda untuk mewujukannya, apalagi berkat yang diinginkan saat bernazar demi nama Tuhan, sudah diterimanya.  Apakah kita saat ini juga dalam kondisi seperti itu?  Menunda segala hal yang bisa dikerjakan sama saja dengan kemalasan, dan kemalasan tentu mendatangkan dosa.  Lain cerita jikalau apa yang kita janjikan belum bisa kita wujudkan oleh karena sebab – sebab tertentu.  Akan tetapi jikalau itu memungkinkan, maka tepatilah segera apa yang dikta janjikan atau nazarkan! Sebab manusia tidak dapat mengatur waktu di dalam dunia, jangan sampai kita “kehabisan” waktu, namun nazar kepada Tuhan belum bisa terwujud!

Jangan menjadi orang bodoh yang suka menunda – nunda kewajibannya, namun selalu ingin memperoleh haknya sesegera mungkin!

 “Kalau engkau bernazar kepada Allah,
Janganlah menunda – nunda menepatinya,
Karena Ia tidak senang kepada orang – orang bodoh
Tepatilah nazarmu”
Pengkotbah  5 : 4

GOD Bless u

No comments: