Wednesday, May 23, 2018

(ArBer)Terlalu mendengarkan perkataan orang lain


Terlalu mendengarkan perkataan orang lain

Gambar di atas cukup mengelitik, namun juga sangat amat bermakna.  Bisa jadi banyak diantara kita yang seperti itu, selalu memperhatikan komentar dari orang lain.  Akhirnya kita hanya bertindak berdasarkan kehendak orang lain, dan apa yang kita lakukan hanay untuk menyenangkan orang lain.

Pada kitab Raja – raja, Raja Hizkia pernah terjebak dalam ketakutan akan Raja Asyur.  Raja Hizkia mengalami ketakutan hanya karena perkataan juru minum dari raja Asyur.  Akhirnya kabar tersebutpun sampai kepada Nabi Yesaya yang akhirnya menegur mereka dengan firman Tuhan yang mengatakan bahwasannya mereka tidak perlu takut oleh karena perkataan juru minum Raja Ayur tersebut.  Dari kisah itu ada banyak hal positif yang dapat kita temukan dan salah satunya adalah mengapa kita lebih cenderung mendengarkan sesama kita dibandingkan mendengarkan suara Tuhan Allah?

Mendengarkan suara Tuhan Allah bukan berarti langsung mendengarkannya secara harafiah, namun adalah berupa bisikan, ketidak tenangan hati ataupun perasaan yang berasal dari dalam hati kita.  Bisa jadi kesemuannya itu(bisikan dalam hati, peringatan ataupun suara hati yang murni serta benar) berasal dari Roh Kudus yang memang ada di dalam diri setiap orang percaya.  Namun pertanyaanya hanyalah seberapa sering kita mendengarkan suara hati nurani kita? Ataukah apakah kita benar – benar mau mendengarkan suara atau tuntunan Roh Kudus? Atau bisa jadi kita lebih peduli dengan perkataan orang disekeliling kita, tanpa mengujinya terlebih dahulu dengan firman Tuhan?

Jangan terlalu memperdulikan perkataan orang lain, jikalau kita belum benar – benar memperdulikan perkataan Tuhan melalui firman- Nya!

 “Berkatalah Yesaya kepada mereka
Beginilah kamu katakan kepada tuanmu:beginilah firman TUHAN
Janganlah takut terhadap perkataan yang kaudengar
Yang telah diucapkan oleh budak – budak daja Ayur untuk menghujat Aku”
  2 Raja - raja 19 : 6
GOD Bless u

No comments: